- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Agustus 2009 -
Baca: 2 Korintus 4:1-6
"...orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." 2 Korintus 4:4
Banyak anak Tuhan mengalami kegagalan di setiap pergumulan hidupnya. Hidupnya diwarnai frustrasi yang berkepanjangan dan kekecewaan yang mendalam sehingga mereka menyerah begitu saja di tengah perjalanan imannya. Mengapa mereka selalu gagal? Itu karena mereka memiliki cara berpikir yang salah sehingga iman mereka tidak teguh dan mudah goyah ketika sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh, atau apa yang ia doakan sekian lama ternyata belum juga beroleh jawaban dari Tuhan. Mereka berpikir Tuhanlah penyebab semua itu. Mereka beranggapan janjiNya teori saja, terbukti Ia tidak peduli dan membiarkan anak-anakNya dalam perderitaan dan masalah.
Alkitab jelas mencatat: "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya,..." (Mazmur 12:7-8). Tuhan tidak pernah mempermalukan orang yang bersandar kepadaNya. Apabila kita berdiri di atas firman, firmanNya itu akan bekerja. Tuhan sendiri berkata, "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11). Tuhanlah yang menjanjikan kita pertolongan. Sayang, kita seringkali menjadi korban tipuan/Iblis yang berkata bahwa percaya dan mengimani firman Tuhan itu tidak akan pernah menyelesaikan persoalan.
Saat ini banyak orang yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini sehingga tidak dapat melihat kemuliaan cahaya Injil. Akibatnya mereka lebih percaya kepada bujuk rayu Iblis yang menawarkan penyelesaian dan jalan keluar secara instan tanpa perlu melewati proses yang panjang. Bukankah ini yang dicari banyak orang? Kita lupa kepada kemenangan Yesus di atas kayu salib! Kita bukanlah orang-orang yang kalah! Perasaan takut, kuatir dan semua hal negatif datangnya dari Iblis dan dilakukannya supaya berkat dan pertolonga yang disediakan Tuhan bagi kita terhalang!
"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" Roma 8:31b
Showing posts with label Iblis. Show all posts
Showing posts with label Iblis. Show all posts
Monday, August 10, 2009
Saturday, August 1, 2009
Pikiran Yang Selalu Diperbaharui
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2009 -
Baca: Yakobus 1:12-15
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." Yakobus 1:14
Ada pepatah berkata, "Kualitas seseorang ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang tersebut." Pikiran akan menentukan sikap dan perbuatan seseorang; sikap dan perbuatan akan menentukan karakter orang itu; karakter akan menentukan masa depannya. Maka perhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang ada di pikiran kira sebagaimana disampaikan Paulus kepada jemaat di Efesus, di mana sebagai orang percaya mereka diingatkan untuk tidak lagi hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia" (Efesus 4:17).
Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru, "...yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Tetapi seringkali gambar 'manusia lama' masih ada dalam pikiran kira. Pikiran lama haruslah terus-menerus dihapus dan digantikan dengan pikiran-pikiran baru supaya kita tidak jatuh bangun dalam dosa, sebab semua dosa percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan dimulai dari mati (baca Matius 15:19). Tidak ada orang yang mendadak jatuh dalam dosa tanpa suatu proses. Dosa masuk dalam diri kita dengan proses yang seringkali tidak kita sadari. Kira sering menyalahkan Tuhan dan menganggap Dia sebagai penyebabnya.
Siapakan penyebabnya? Iblis adalah pemicu yang penggoda kita, sedangkan penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan kita sendiri. Iblis menggunakan ribuan cara untuk menggoda kita melalui situasi sekitar, orang dan materi untuk merobohkan pertahanan kita. Pada saat godaan itu datang kita sedang dihadapkan pada dua pilihan: merenungkan hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis, atau tunduk kepada suara Roh Kudus. Bila kita terus-menerus merenungkan tawaran Iblis, maka keinginan kita itu menjadi begitu kuat sehingga ia memika dan menyeret kita untuk jatuh ke dalam dosa. Akhirnya keinginan-keinginan tersebut pasti menghasilkan buah dosa, dan dosa yang matang akan mengakibatkan kematian.
Maka "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."Kolose 3:2
Baca: Yakobus 1:12-15
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." Yakobus 1:14
Ada pepatah berkata, "Kualitas seseorang ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang tersebut." Pikiran akan menentukan sikap dan perbuatan seseorang; sikap dan perbuatan akan menentukan karakter orang itu; karakter akan menentukan masa depannya. Maka perhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang ada di pikiran kira sebagaimana disampaikan Paulus kepada jemaat di Efesus, di mana sebagai orang percaya mereka diingatkan untuk tidak lagi hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia" (Efesus 4:17).
Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru, "...yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Tetapi seringkali gambar 'manusia lama' masih ada dalam pikiran kira. Pikiran lama haruslah terus-menerus dihapus dan digantikan dengan pikiran-pikiran baru supaya kita tidak jatuh bangun dalam dosa, sebab semua dosa percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan dimulai dari mati (baca Matius 15:19). Tidak ada orang yang mendadak jatuh dalam dosa tanpa suatu proses. Dosa masuk dalam diri kita dengan proses yang seringkali tidak kita sadari. Kira sering menyalahkan Tuhan dan menganggap Dia sebagai penyebabnya.
Siapakan penyebabnya? Iblis adalah pemicu yang penggoda kita, sedangkan penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan kita sendiri. Iblis menggunakan ribuan cara untuk menggoda kita melalui situasi sekitar, orang dan materi untuk merobohkan pertahanan kita. Pada saat godaan itu datang kita sedang dihadapkan pada dua pilihan: merenungkan hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis, atau tunduk kepada suara Roh Kudus. Bila kita terus-menerus merenungkan tawaran Iblis, maka keinginan kita itu menjadi begitu kuat sehingga ia memika dan menyeret kita untuk jatuh ke dalam dosa. Akhirnya keinginan-keinginan tersebut pasti menghasilkan buah dosa, dan dosa yang matang akan mengakibatkan kematian.
Maka "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."Kolose 3:2
Tuesday, July 7, 2009
Hanya Tuhan Sumber Kebahagiaan
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2009 -
Baca: Mazmur 25:1-22
"Orang itu sendiri (yang takut akan Tuhan) akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi." Mazmur 25:13
Tidak ada kebahagiaan sejati di dunia ini. Kebahagiaan yang ditawarkan dunia adalah semu. Orang dunia seringkali mengukur kebahagiaan dari banyak sedikitnya uang dimiliki atau harta yang melimpah, jabatan/kedudukan dan juga popularitas. Kenyataannya, semua itu tidak menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan. Bukankah sering kita baca di koran banyak public figure (artis, pejabat) yang kedapatan frustrasi, mencoba bunuh diri, lari kepada narkoba atau pergaulan bebas karena merasakan kehampaan dalam hidupnya? Padahal, materi dan popularitas sudah mereka dapatkan.
Ingatlah bahwa sumber kebahagiaan itu adalah Tuhan! Dan dosalah yang menjadi penyebab manusia kehilangan kebahagiaan. Oleh karena dosa/pelanggaran, manusia pertama diusir dari taman Eden sehingga manusia kehilangan kebahagiaan. Akibatnya, berbagai upaya dilakukan manusia agar mendapatkan kebahagiaan itu kembali, meskipun cara yang ditempuhnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Semakin manusia berusaha dengan kekuatannya sendiri, semakin mereka terjebak dalam tipu muslihat Iblis yang acapkali menawarkan kebahagiaan semu. Dunia dengan segala gemerlapnya menjadi umpan empuk bagi orang-orang yang haus akan kebahagiaan. Banyak orang telena dan malah semakin jauh dari Sumber Kebahagiaan yang sesungguhnya. Pemazmur berkata "Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi." (ayat 12-13).
Jadi, siapa pun yang ingin berbahagia dalam hidupnya harus memiliki hati yang takut akan Tuhan dengan melakukan firmanNya, sebab firmanNya adalah kebenaran yang akan menuntun dan membawa kita mendapatkan kebahagiaan. Dan apabila kita mengutamakan Tuhan, mencari KerajaanAllah dan kebenarannya, maka semuanya ditambah-tambahkan dalam hidup kita (baca Matius 6:33).
Kebahagiaan hanyalah milik orang-orang yang takut akan Tuhan, "...yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Baca Mazmur 1:2)
Labels:
bunuh diri,
Eden,
hampa,
Iblis,
kebahagiaan,
Mazmur,
narkoba,
popularitas
Saturday, July 4, 2009
Hidup Dalam Kesucian
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2009 -
Baca: 1 Korintus 6:12-20
"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." 1 Korintus 6:18
Hal lain yang harus kita teladani dari kehidupan Paulus adalah komitmennya dalam menjaga kesuaian dan kekudusan hidupnya. Ia berkata, "Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorangpun, tidak seorangpun yang kami rugikan, dan tidak dari seorangpun kami cari untung." (2 Korintus 7:1). Ditegaskan bahwa setiap dosa yang dilakukan manusia terjadi diluar dirinya, namun orang yang melakukan pencabulan atau dosa seksual lainnya berdosa terhadap dirinya sendiri.
Dosa seksual saat ini begitu merajalela. Di mana-mana terjadi dan menyerang siapa saja dan kapan saja. Pengaruh pornograti melalui VCD/DVD ataupun internet semakin memudahkan orang jatuh dalam dosa jenis ini, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai yang usianya sudah lanjut. Banyak orang kecanduan seks! Penyimpangan seksual, perselingkuhan dan perceraian kian marak dan tidak tabu lagi, malah dianggap biasa dalam kehidupan selebriti dan masyarakat umum. Namun Alkitab menegaskan bahwa perkawinan orang Kristen itu merupakan gambaran persekutuan antara Tuhan dan gerejaNya (baca Efesus 5:22-23).
Jadi berhati-hatilah karena seringkali Iblis menggunakan perangkap seks ini untuk menjatuhkan iman orang Kristen. Terlebih bagi para hamba Tuhan dan pemimpin-pemimpin rohani, jangan pernah merasa kuat! "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Ada contoh dalam Alkitab: Simson dan Daud, keduanya jatuh dalam perangkap dosa seks ini dan harus menanggung akibat yang fatal. Mata Simson dibutakan, menjadi bahwa tertawaan serta dijadikan budak-budak orang Filistin. Daud, keluarganya berantakan karena perselingkuhannya dengan Betsyeba: Amnon, anak sulungnya, memperkosa Tamar, saudara tirinya; Absalom, kakak Tamar, marah dan membunuh Amnon; lalu Amnon merebuh tahta ayahnya dan 'meniduri' gundik-gundiknya di depan banyak orang.
Ingat! "...tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ibrani 12:14
Subscribe to:
Posts (Atom)