Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2018
Baca: Titus 2:1-10
"Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:" Titus 2:1
Agar tumbuh sehat dan berkembang dengan baik tubuh jasmani kita membutuhkan makanan yang sehat. Definisi makanan sehat adalah makanan yang memiliki kandungan gizi yang seimbang, atau mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan tubuh. Menu makanan sehat seharusnya kaya akan unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan sedikit lemak tak jenuh, atau lebih tepatnya disingkat dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna.
Demikian juga manusia rohani kita membutuhkan makanan 'rohani' yang sehat pula. Ada tertulis: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Makanan rohani itu berupa: firman Tuhan, keintiman personal (hubungan pribadi dengan Tuhan), keintiman korporat (hubungan dengan Tuhan secara berjemaat) melalui ibadah dan persekutuan, dan juga ajaran yang sehat. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi secara seimbang maka manusia 'rohani' kita tidak bisa bertumbuh dengan baik dan sehat. Apakah ada ajaran yang tidak sehat? Banyak sekali. Ajaran yang tidak sehat adalah ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Injil Kristus! Sekalipun kita menjadi Kristen selama bertahun-tahun, jika ajaran yang kita terima adalah ajaran yang tidak sehat, maka kerohanian kita akan tetap jalan di tempat alias kerdil. Sedikit saja mengalami masalah atau kesulitan, iman mudah sekali goyah dan langsung menyalahkan Tuhan. Mengapa? Karena mereka sering mendengar ajaran yang tidak sehat, yang mengatakan bahwa mengikut Tuhan pasti terbebas dari masalah. Tuhan tidak berjanji demikian, tapi Ia menjanjikan pertolongan, kelepasan dan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita alami. Pemazmur menulis: "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20).
Ajaran tidak sehat lain mengatakan bahwa mengikut Tuhan itu tak perlu membayar harga. Tuhan berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:14). Jelas sekali bahwa mengikut Tuhan itu ada yang harus dikorbankan: segala keinginan daging harus disalibkan. Kita harus keluar dari comfort zone dan taat mengikut kehendak Tuhan.
Ajaran yang meninabobokan adalah penghambat utama menuju kedewasaan iman!
Thursday, May 31, 2018
Wednesday, May 30, 2018
KRISTUS SANG PENYEMBUH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Mei 2018
Baca: Matius 8:1-7
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." Matius 8:17
Awal pasal 8 ini menceritakan tentang empat peristiwa penyembuhan yang Kristus lakukan. Di antaranya adalah Kristus menyembuhkan orang yang sakit kusta (Matius 8:1-4), Kristus menyembuhkan hamba seorang perwira yang menderita lumpuh (Matius 8:5-13), Kristus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam (Matius 8:14-15), dan Kristus menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat dan menderita berbagai penyakit (Matius 8:16). Peristiwa-peristiwa ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Kristus adalah Sang Penyembuh segala penyakit. Bukti bahwa Dia adalah Tabib yang ajaib, Dokter di atas segala dokter. Bukti bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!
Pengorbanan Kristus di atas kayu salib memberikan jaminan keselamatan, kelepasan dan kesembuhan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, karena semua belenggu dan kutuk dosa telah dipatahkan-Nya. Ini merupakan penggenapan dari apa yang dinubuatkan Yesaya: "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya," (Yesaya 53:3-4). Tetapi banyak orang menganggap mujizat kesembuhan yang Kristus perbuat di masa pelayanan-Nya di bumi itu sebagai cerita usang. Mereka menganggap itu sudah tidak relevan lagi dengan kecanggihan teknologi di zaman sekarang, sehingga mereka pun berpikir kesembuhan hanya dapat diperoleh melalui penanganan medis atau dokter.
Ingatlah bahwa Tuhan yang telah menyembuhkan orang yang sakit kusta, yang membuat orang lumpuh berjalan, yang mencelikkan orang yang buta, yang menyembuhkan wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun adalah Tuhan yang sama yang juga akan memberikan kesembuhan bagi kita pada masa sekarang ini, karena Dia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya! (Ibrani 13:8). Tuhan bukan hanya mampu menyembuhkan penyakit apa saja, tapi Ia juga mau menyembuhkan kita.
Kristus berkata, "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Markus 9:23
Baca: Matius 8:1-7
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." Matius 8:17
Awal pasal 8 ini menceritakan tentang empat peristiwa penyembuhan yang Kristus lakukan. Di antaranya adalah Kristus menyembuhkan orang yang sakit kusta (Matius 8:1-4), Kristus menyembuhkan hamba seorang perwira yang menderita lumpuh (Matius 8:5-13), Kristus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam (Matius 8:14-15), dan Kristus menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat dan menderita berbagai penyakit (Matius 8:16). Peristiwa-peristiwa ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Kristus adalah Sang Penyembuh segala penyakit. Bukti bahwa Dia adalah Tabib yang ajaib, Dokter di atas segala dokter. Bukti bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!
Pengorbanan Kristus di atas kayu salib memberikan jaminan keselamatan, kelepasan dan kesembuhan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, karena semua belenggu dan kutuk dosa telah dipatahkan-Nya. Ini merupakan penggenapan dari apa yang dinubuatkan Yesaya: "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya," (Yesaya 53:3-4). Tetapi banyak orang menganggap mujizat kesembuhan yang Kristus perbuat di masa pelayanan-Nya di bumi itu sebagai cerita usang. Mereka menganggap itu sudah tidak relevan lagi dengan kecanggihan teknologi di zaman sekarang, sehingga mereka pun berpikir kesembuhan hanya dapat diperoleh melalui penanganan medis atau dokter.
Ingatlah bahwa Tuhan yang telah menyembuhkan orang yang sakit kusta, yang membuat orang lumpuh berjalan, yang mencelikkan orang yang buta, yang menyembuhkan wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun adalah Tuhan yang sama yang juga akan memberikan kesembuhan bagi kita pada masa sekarang ini, karena Dia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah, dahulu sekarang dan sampai selama-lamanya! (Ibrani 13:8). Tuhan bukan hanya mampu menyembuhkan penyakit apa saja, tapi Ia juga mau menyembuhkan kita.
Kristus berkata, "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Markus 9:23
Tuesday, May 29, 2018
KRISTUS PEMBERI KELIMPAHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Mei 2018
Baca: Yohanes 10:1-10
"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10b
Ketika mendengar kata kelimpahan seringkali pikiran kita langsung tertuju kepada uang atau kekayaan. Padahal yang dimaksud kelimpahan di sini bukan cuma soal uang atau kekayaaan, tapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yang di dalamnya termasuk bagaimana orang dapat memiliki kehidupan yang berkualitas dan berdampak.
Alkitab menyatakan Tuhan berjanji kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:2-3). Suatu janji yang luar biasa karena janji tersebut disampaikan Tuhan sendiri kepada Abraham yang dikenal sebagai bapa orang percaya. Apakah janji berkat Tuhan kepada Abraham ini juga berlaku bagi kita yang hidup di zaman sekarang? Rasul Paulus menulis: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:26-29). Artinya saat kita percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita adalah keturunan Abraham, sehingga kita pun berhak untuk mengalami penggenapan janji Tuhan ini.
Perhatikan! Tuhan menjanjikan hidup berkelimpahan kepada Abraham dengan satu tujuan, yaitu supaya semua bangsa mendapatkan berkat. Dengan kata lain Tuhan mau memakai Abraham menjadi saluran berkat, begitu pula kita, Firman-Nya berkata: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." (Lukas 6:38).
Bagian Tuhan adalah melimpahkan berkat, bagian kita adalah taat untuk menjadi saluran berkat-Nya!
Baca: Yohanes 10:1-10
"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10b
Ketika mendengar kata kelimpahan seringkali pikiran kita langsung tertuju kepada uang atau kekayaan. Padahal yang dimaksud kelimpahan di sini bukan cuma soal uang atau kekayaaan, tapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yang di dalamnya termasuk bagaimana orang dapat memiliki kehidupan yang berkualitas dan berdampak.
Alkitab menyatakan Tuhan berjanji kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:2-3). Suatu janji yang luar biasa karena janji tersebut disampaikan Tuhan sendiri kepada Abraham yang dikenal sebagai bapa orang percaya. Apakah janji berkat Tuhan kepada Abraham ini juga berlaku bagi kita yang hidup di zaman sekarang? Rasul Paulus menulis: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:26-29). Artinya saat kita percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita adalah keturunan Abraham, sehingga kita pun berhak untuk mengalami penggenapan janji Tuhan ini.
Perhatikan! Tuhan menjanjikan hidup berkelimpahan kepada Abraham dengan satu tujuan, yaitu supaya semua bangsa mendapatkan berkat. Dengan kata lain Tuhan mau memakai Abraham menjadi saluran berkat, begitu pula kita, Firman-Nya berkata: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu." (Lukas 6:38).
Bagian Tuhan adalah melimpahkan berkat, bagian kita adalah taat untuk menjadi saluran berkat-Nya!
Monday, May 28, 2018
IBLIS PERUSAK MANUSIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Mei 2018
Baca: Yohanes 10:1-10
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" Yohanes 10:10a
Ada banyak sebutan bagi Iblis: selain sebagai bapa pendusta, seperti tertulis: "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44), Iblis adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa (ayat nas). Artinya tidak ada sesuatu pun yang baik dalam diri Iblis, semuanya adalah jahat adanya.
Rancangan Iblis hanya bertujuan untuk merusak, menghancurkan dan membinasakan kehidupan manusia. Berhati-hatilah, karena iblis terus bekerja sampai hari ini, ia terus "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tragisnya, manusia memilih berkompromi dan menjalin persahabatan dengan Iblis, padahal mereka tahu bahwa segala yang Iblis perbuat adalah semata-mata untuk merusak kehidupan manusia. Salah satunya adalah merusak masa depan! Dengan tipu muslihatnya Iblis menawarkan sebuah paket yang dikemas sedemikian rupa, yang tampak menggiurkan dan menjanjikan kenikmatan, padahal di dalamnya ada jebakan yang mematikan. Narkoba dan seks bebas adalah sesuatu yang sedang gencar-gencarnya ditawarkan oleh Iblis, dan banyak orang masuk dalam perangkapnya. Mereka dibuat kecanduan dan sulit melepaskan diri! Bahkan mereka menganggap bahwa mengonsumsi narkoba dan terlibat seks bebas adalah gaya hidup kekinian, kalau tidak turut ambil bagian, malu dicap out of date (kuno). Mereka tidak sadar, diawali dengan kenikmatan sesaat, seseorang sedang dituntun kepada kehancuran.
Karena narkoba dan seks bebas mereka harus menelan pil pahit: studi berantakan, karir yang sudah dirintis dengan susah payah menjadi hancur, dan masa depan menjadi suram dibuatnya. Akibatnya dosa dan pelanggaran, orang semakin terpisah dari Tuhan; dan jika hubungan dengan Tuhan menjadi rusak berarti menutup pintu-pintu berkat... yang ada tinggallah kehancuran, kegagalan dan penderitaan. Inilah yang Iblis sukai!
Jangan sekali-kali membuka celah bagi Iblis, kita akan menyesal kemudian hari, karena Iblis hanya mau merusak dan menghancurkan hidup kita!
Baca: Yohanes 10:1-10
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" Yohanes 10:10a
Ada banyak sebutan bagi Iblis: selain sebagai bapa pendusta, seperti tertulis: "Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44), Iblis adalah pencuri, pembunuh dan pembinasa (ayat nas). Artinya tidak ada sesuatu pun yang baik dalam diri Iblis, semuanya adalah jahat adanya.
Rancangan Iblis hanya bertujuan untuk merusak, menghancurkan dan membinasakan kehidupan manusia. Berhati-hatilah, karena iblis terus bekerja sampai hari ini, ia terus "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tragisnya, manusia memilih berkompromi dan menjalin persahabatan dengan Iblis, padahal mereka tahu bahwa segala yang Iblis perbuat adalah semata-mata untuk merusak kehidupan manusia. Salah satunya adalah merusak masa depan! Dengan tipu muslihatnya Iblis menawarkan sebuah paket yang dikemas sedemikian rupa, yang tampak menggiurkan dan menjanjikan kenikmatan, padahal di dalamnya ada jebakan yang mematikan. Narkoba dan seks bebas adalah sesuatu yang sedang gencar-gencarnya ditawarkan oleh Iblis, dan banyak orang masuk dalam perangkapnya. Mereka dibuat kecanduan dan sulit melepaskan diri! Bahkan mereka menganggap bahwa mengonsumsi narkoba dan terlibat seks bebas adalah gaya hidup kekinian, kalau tidak turut ambil bagian, malu dicap out of date (kuno). Mereka tidak sadar, diawali dengan kenikmatan sesaat, seseorang sedang dituntun kepada kehancuran.
Karena narkoba dan seks bebas mereka harus menelan pil pahit: studi berantakan, karir yang sudah dirintis dengan susah payah menjadi hancur, dan masa depan menjadi suram dibuatnya. Akibatnya dosa dan pelanggaran, orang semakin terpisah dari Tuhan; dan jika hubungan dengan Tuhan menjadi rusak berarti menutup pintu-pintu berkat... yang ada tinggallah kehancuran, kegagalan dan penderitaan. Inilah yang Iblis sukai!
Jangan sekali-kali membuka celah bagi Iblis, kita akan menyesal kemudian hari, karena Iblis hanya mau merusak dan menghancurkan hidup kita!
Sunday, May 27, 2018
JANGAN LAKUKAN PERZINAHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Mei 2018
Baca: Yeremia 3:1-5
"Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN." Yeremia 3:1b
Jika diperhatikan, salah satu jenis dosa yang kian merajalela di zaman sekarang ini adalah perzinahan. Di surat kabar, layar televisi atau medsos, berita-berita tentang perzinahan menjadi menu utama sehari-hari. Secara garis besar perzinahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu perzinahan rohani dan perzinahan jasmani (tubuh).
Latar belakang pembacaan firman Tuhan hari ini adalah tentang pengkhianatan bangsa Israel terhadap Tuhan karena mereka telah melakukan perzinahan rohani. Hati bangsa ini telah mendua dan bahkan telah berpaling dari Tuhan, lalu mengikatkan diri pada penyembahan-penyembahan berhala atau berpaut pada allah-allah asing. Sesungguhnya mereka telah diperingatkan: "Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." (Keluaran 34:14), tapi peringatan Tuhan ini dianggap angin lalu dan dilanggarnya. Hal itu menimbulkan kecemburuan Tuhan. "...mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka." (Mazmur 78:58). Fenomena ini juga terjadi di kalangan orang percaya! Sering dijumpai seseorang yang sudah percaya Kristus (Kristen), tapi juga masih percaya kepada ramalan-ramalan bintang, shio, fengsui, tarot. Ketika mengalami masalah yang berat mereka tidak sabar menanti pertolongan dari Tuhan, lalu mencari pertolongan kepada orang pintar, dukun atau kuasa-kuasa gelap. Apa yang mereka perbuat adalah sebuah bentuk perzinahan rohani. Itu sebuah pengkhianatan terhadap Tuhan!
Pula, tipu daya nafsu seks menjadi senjata Iblis untuk menyeret manusia di masa sekarang ini. Perzinahan jasmani (tubuh) sedang marak terjadi: selingkuh, penyimpangan seks, LGBT, pemerkosaan, pelecehan seks, pesta seks, telepon seks atau video call seks. Rasul Paulus memperingatkan, "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu," (1 Korintus 6:19). Jadi, "...tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1 Korintus 6:13b).
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Baca: Yeremia 3:1-5
"Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN." Yeremia 3:1b
Jika diperhatikan, salah satu jenis dosa yang kian merajalela di zaman sekarang ini adalah perzinahan. Di surat kabar, layar televisi atau medsos, berita-berita tentang perzinahan menjadi menu utama sehari-hari. Secara garis besar perzinahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu perzinahan rohani dan perzinahan jasmani (tubuh).
Latar belakang pembacaan firman Tuhan hari ini adalah tentang pengkhianatan bangsa Israel terhadap Tuhan karena mereka telah melakukan perzinahan rohani. Hati bangsa ini telah mendua dan bahkan telah berpaling dari Tuhan, lalu mengikatkan diri pada penyembahan-penyembahan berhala atau berpaut pada allah-allah asing. Sesungguhnya mereka telah diperingatkan: "Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." (Keluaran 34:14), tapi peringatan Tuhan ini dianggap angin lalu dan dilanggarnya. Hal itu menimbulkan kecemburuan Tuhan. "...mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka." (Mazmur 78:58). Fenomena ini juga terjadi di kalangan orang percaya! Sering dijumpai seseorang yang sudah percaya Kristus (Kristen), tapi juga masih percaya kepada ramalan-ramalan bintang, shio, fengsui, tarot. Ketika mengalami masalah yang berat mereka tidak sabar menanti pertolongan dari Tuhan, lalu mencari pertolongan kepada orang pintar, dukun atau kuasa-kuasa gelap. Apa yang mereka perbuat adalah sebuah bentuk perzinahan rohani. Itu sebuah pengkhianatan terhadap Tuhan!
Pula, tipu daya nafsu seks menjadi senjata Iblis untuk menyeret manusia di masa sekarang ini. Perzinahan jasmani (tubuh) sedang marak terjadi: selingkuh, penyimpangan seks, LGBT, pemerkosaan, pelecehan seks, pesta seks, telepon seks atau video call seks. Rasul Paulus memperingatkan, "...tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu," (1 Korintus 6:19). Jadi, "...tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1 Korintus 6:13b).
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Saturday, May 26, 2018
DOSA MEMIKAT HATI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Mei 2018
Baca: Yakobus 1:12-18
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Yakobus 1:14-15
Tidak ada orang yang mendadak jatuh ke dalam dosa tanpa melalui proses atau tahapan. Dosa masuk ke dalam hidup seseorang melalui proses yang seringkali tidak disadari. Alih-alih mengakui dengan jujur bahwa ia telah melakukan dosa, orang berkilah, mencari alasan, menyalahkan situasi atau keadaan, menyalahkan orang lain, dan bahkan berani menyalahkan Tuhan. Ketika memakan buah terlarang, Adam dan Hawa berdalih dan saling melempar tanggung jawab ketika ditanya Tuhan. "Manusia itu menjawab: 'Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.' Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: 'Apakah yang telah kauperbuat ini?' Jawab perempuan itu: 'Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.'" (Kejadian 3:12-13).
Penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan manusia sendiri, sedangkan Iblis adalah si pemicu yaitu menggoda manusia. Iblis selalu mencari celah kelemahan seseorang dengan menggunakan situasi, orang lain, uang atau materi untuk menggoda. Pada saat godaan datang, keputusan dan pilihan ada pada kita sendiri, apakah kita akan menerima hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis tersebut, atau kita bersikap tegas untuk menolaknya. Kalau kita menerima dan terus mengimajinasi apa yang ditawarkan Iblis, maka keinginan-keinginan kita akan menjadi semakin kuat. Akhirnya kita terpikat dan terseret untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut dan menghasilkan buah dosa.
Yakobus mengatakan bahwa dosa yang dilakukan secara berulang-ulang (matang) akan mengakibatkan maut atau kematian. Sukacita menjadi mati, harapan menjadi mati, pintu berkat menjadi tertutup, dan sebagainya. Jalan keluarnya? Kita harus mengatasi godaan sejak awal, ketika imajinasi yang salah itu muncul. "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)." (Kolose 3:5-6).
Berjaga-jaga dalam doa adalah langkah awal agar terhindar dari pencobaan!
Baca: Yakobus 1:12-18
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." Yakobus 1:14-15
Tidak ada orang yang mendadak jatuh ke dalam dosa tanpa melalui proses atau tahapan. Dosa masuk ke dalam hidup seseorang melalui proses yang seringkali tidak disadari. Alih-alih mengakui dengan jujur bahwa ia telah melakukan dosa, orang berkilah, mencari alasan, menyalahkan situasi atau keadaan, menyalahkan orang lain, dan bahkan berani menyalahkan Tuhan. Ketika memakan buah terlarang, Adam dan Hawa berdalih dan saling melempar tanggung jawab ketika ditanya Tuhan. "Manusia itu menjawab: 'Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.' Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: 'Apakah yang telah kauperbuat ini?' Jawab perempuan itu: 'Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.'" (Kejadian 3:12-13).
Penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan manusia sendiri, sedangkan Iblis adalah si pemicu yaitu menggoda manusia. Iblis selalu mencari celah kelemahan seseorang dengan menggunakan situasi, orang lain, uang atau materi untuk menggoda. Pada saat godaan datang, keputusan dan pilihan ada pada kita sendiri, apakah kita akan menerima hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis tersebut, atau kita bersikap tegas untuk menolaknya. Kalau kita menerima dan terus mengimajinasi apa yang ditawarkan Iblis, maka keinginan-keinginan kita akan menjadi semakin kuat. Akhirnya kita terpikat dan terseret untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut dan menghasilkan buah dosa.
Yakobus mengatakan bahwa dosa yang dilakukan secara berulang-ulang (matang) akan mengakibatkan maut atau kematian. Sukacita menjadi mati, harapan menjadi mati, pintu berkat menjadi tertutup, dan sebagainya. Jalan keluarnya? Kita harus mengatasi godaan sejak awal, ketika imajinasi yang salah itu muncul. "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)." (Kolose 3:5-6).
Berjaga-jaga dalam doa adalah langkah awal agar terhindar dari pencobaan!
Friday, May 25, 2018
FIRMAN TUHAN ADALAH BENIH KEHIDUPAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Mei 2018
Baca: 1 Petrus 1:13-25
"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." 1 Petrus 1:23
Tahukah Saudara bahwa di dalam benih yang kecil dan tampak kotor itu terkandung sumber kehidupan. Berawal dari benih yang kelihatannya tampak sepele akan tumbuh akar, batang, cabang, daun, bunga dan buah. Dari buah yang dihasilkan terjadi tuaian alias pelipatgandaan! Namun untuk dapat tumbuh dan menghasilkan buah atau tuaian, benih harus terlebih dahulu tertanam di dalam tanah.
Firman Tuhan adalah benih! Kekuatan yang terkandung di dalam benih firman Tuhan itu jauh lebih dahsyat dari benih alamiah. Segala sesuatu yang Tuhan perbuat bagi kita diawali dari benih firman Tuhan yang ditanam di dalam hati kita. Pemazmur menulis: "disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur." (Mazmur 107:20), dan "Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya." (Mazmur 107:25). Ada kuasa di balik benih firman Tuhan yang ditaburkan! Pertanyaan: apakah tanah hati siap untuk menerima benih firman Tuhan tersebut? Banyak orang punya kerinduan yang besar untuk dipulihkan hidupnya tapi mereka tidak memiliki respons hati yang benar terhadap firman Tuhan. Seringkali mereka hanya mendengar firman Tuhan sambil lalu, atau dengan sikap hati yang tidak benar, ibarat tanah yang keras dan penuh dengan semak duri, sehingga benih firman yang ditanam pun tak berdampak apa-apa! Penulis Amsal menasihatkan, "Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka." (Amsal 4:20-22).
Untuk mendapatkan firman Tuhan yang menjadi rhema (hidup) yang harus kita lakukan adalah: memerhatikan, mengarahkan telinga dan mata yang tertuju kepada firman Tuhan. "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4b), karena iman timbul dari pendengaran akan firman-Nya.
Benih firman Tuhan yang tertanam di tanah hati yang subur akan menghasilkan mujizat: membawa pemulihan, kemenangan dan kesembuhan!
Baca: 1 Petrus 1:13-25
"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." 1 Petrus 1:23
Tahukah Saudara bahwa di dalam benih yang kecil dan tampak kotor itu terkandung sumber kehidupan. Berawal dari benih yang kelihatannya tampak sepele akan tumbuh akar, batang, cabang, daun, bunga dan buah. Dari buah yang dihasilkan terjadi tuaian alias pelipatgandaan! Namun untuk dapat tumbuh dan menghasilkan buah atau tuaian, benih harus terlebih dahulu tertanam di dalam tanah.
Firman Tuhan adalah benih! Kekuatan yang terkandung di dalam benih firman Tuhan itu jauh lebih dahsyat dari benih alamiah. Segala sesuatu yang Tuhan perbuat bagi kita diawali dari benih firman Tuhan yang ditanam di dalam hati kita. Pemazmur menulis: "disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur." (Mazmur 107:20), dan "Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya." (Mazmur 107:25). Ada kuasa di balik benih firman Tuhan yang ditaburkan! Pertanyaan: apakah tanah hati siap untuk menerima benih firman Tuhan tersebut? Banyak orang punya kerinduan yang besar untuk dipulihkan hidupnya tapi mereka tidak memiliki respons hati yang benar terhadap firman Tuhan. Seringkali mereka hanya mendengar firman Tuhan sambil lalu, atau dengan sikap hati yang tidak benar, ibarat tanah yang keras dan penuh dengan semak duri, sehingga benih firman yang ditanam pun tak berdampak apa-apa! Penulis Amsal menasihatkan, "Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka." (Amsal 4:20-22).
Untuk mendapatkan firman Tuhan yang menjadi rhema (hidup) yang harus kita lakukan adalah: memerhatikan, mengarahkan telinga dan mata yang tertuju kepada firman Tuhan. "Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." (Yesaya 50:4b), karena iman timbul dari pendengaran akan firman-Nya.
Benih firman Tuhan yang tertanam di tanah hati yang subur akan menghasilkan mujizat: membawa pemulihan, kemenangan dan kesembuhan!
Thursday, May 24, 2018
BERJUANG SAMPAI GARIS AKHIR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Mei 2018
Baca: 2 Timotius 4:1-8
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya." 2 Timotius 4:8
Rasul Paulus menggambarkan perjalanan hidup orang percaya dalam mengiring Kristus sebagai sebuah pertandingan, ibarat seorang pelari yang sedang berjuang dalam suatu kejuaraan olahraga demi memperebutkan sebuah medali. Perjalanan hidup Paulus sendiri, sebagai hamba Tuhan, merupakan sebuah pertandingan yang sangat keras. Di sepanjang perjalanannya sebagai pemberita Injil Paulus harus menghadapi berbagai ujian dan tantangan yang tak mudah: kesukaran, penderitaan, aniaya, bahaya dan ancaman sudah menjadi warna dalam hidupnya. Sekalipun harus membayar harga yang sedemikian rupa, tak sedikit pun terbersit dalam benak Paulus untuk mundur atau menyerah dalam melayani Tuhan. Ia terus berjuang: "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (ayat 6)... namun Paulus mampu menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir (ayat 7).
Rasul Paulus mengingatkan bahwa berjerih payah untuk melayani Tuhan itu tidak pernah sia-sia, Tuhan selalu perhitungkan. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!" (1 Korintus 15:58), dan "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Bagi setiap orang yang mampu menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir, Tuhan akan anugerahkan mahkota kebenaran kepadanya. Dalam ilmu psikologi terapan, ketangguhan seperti ini dalam menghadapi ujian dan tantangan hidup disebut Adversity Quotient (AQ) atau kecerdasan adversiti.
Ada banyak orang Kristen tidak lagi berjuang dalam pertandingan imannya karena merasa tidak kuat lagi menghadapi ujian dan tantangan. Mereka menyerah dan berhenti di tengah jalan! Mereka tidak lagi peduli dengan perkara-perkara rohani, yang menjadi fokus hidupnya adalah perkara-perkara duniawi yang sifatnya hanya sementara (fana). mereka lupa bahwa ada upah besar disediakan Tuhan bagi orang yang setia sampai akhir!
Garis akhir pertandingan iman adalah akhir hidup kita, jadi teruslah berjuang!
Baca: 2 Timotius 4:1-8
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya." 2 Timotius 4:8
Rasul Paulus menggambarkan perjalanan hidup orang percaya dalam mengiring Kristus sebagai sebuah pertandingan, ibarat seorang pelari yang sedang berjuang dalam suatu kejuaraan olahraga demi memperebutkan sebuah medali. Perjalanan hidup Paulus sendiri, sebagai hamba Tuhan, merupakan sebuah pertandingan yang sangat keras. Di sepanjang perjalanannya sebagai pemberita Injil Paulus harus menghadapi berbagai ujian dan tantangan yang tak mudah: kesukaran, penderitaan, aniaya, bahaya dan ancaman sudah menjadi warna dalam hidupnya. Sekalipun harus membayar harga yang sedemikian rupa, tak sedikit pun terbersit dalam benak Paulus untuk mundur atau menyerah dalam melayani Tuhan. Ia terus berjuang: "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (ayat 6)... namun Paulus mampu menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir (ayat 7).
Rasul Paulus mengingatkan bahwa berjerih payah untuk melayani Tuhan itu tidak pernah sia-sia, Tuhan selalu perhitungkan. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!" (1 Korintus 15:58), dan "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Bagi setiap orang yang mampu menyelesaikan pertandingan sampai garis akhir, Tuhan akan anugerahkan mahkota kebenaran kepadanya. Dalam ilmu psikologi terapan, ketangguhan seperti ini dalam menghadapi ujian dan tantangan hidup disebut Adversity Quotient (AQ) atau kecerdasan adversiti.
Ada banyak orang Kristen tidak lagi berjuang dalam pertandingan imannya karena merasa tidak kuat lagi menghadapi ujian dan tantangan. Mereka menyerah dan berhenti di tengah jalan! Mereka tidak lagi peduli dengan perkara-perkara rohani, yang menjadi fokus hidupnya adalah perkara-perkara duniawi yang sifatnya hanya sementara (fana). mereka lupa bahwa ada upah besar disediakan Tuhan bagi orang yang setia sampai akhir!
Garis akhir pertandingan iman adalah akhir hidup kita, jadi teruslah berjuang!
Wednesday, May 23, 2018
MEMBANGUN KEKARIBAN DENGAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2018
Baca: Kolose 1:24-29
"Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Kolose 1:28
Banyak orang membangga-banggakan diri karena merasa sudah lama menjadi pengikut Kristus (Kristen), padahal menjadi Kristen selama bertahun-tahun tak menjadi jaminan bahwa seseorang punya kedewasaan rohani atau kehidupan yang sama seperti Kristus. Berhati-hatilah sebab ada tertulis: "...banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Matius 19:30).
Sasaran hidup orang percaya adalah hidup serupa dengan Kristus! Tapi masih sering dijumpai orang Kristen yang dalam kehidupannya sehari-hari sama sekali tidak mencerminkan Kristus sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitarnya. Ini sangat memrihatinkan! "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Hidup sama seperti Kristus hidup inilah yang Paulus terus usahakan dan perjuangkan: "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:29). Seperti apakah gaya hidup kristus? 1. Kristus memiliki persekutuan yang karib dengan Bapa. 2. Kristus taat melakukan kehendak Bapa. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." (Yohanes 5:19). Kristus tidak pernah bekerja atas kehendak-Nya sendiri, melainkan apa yang Bapa kehendaki itulah yang Ia kerjakan. "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Sebagai pengikut Kristus adalah wajib bagi kita untuk meneladani Kristus. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Berdoa harus menjadi gaya hidup kita sehari-hari! Jangan hanya mencari Tuhan ketika sedang dilanda masalah saja; dan jadilah pelaku firman-Nya!
Hanya orang yang senantiasa karib dengan Tuhan yang hidupnya akan semakin diubahkan menjadi serupa dengan Kristus!
Baca: Kolose 1:24-29
"Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Kolose 1:28
Banyak orang membangga-banggakan diri karena merasa sudah lama menjadi pengikut Kristus (Kristen), padahal menjadi Kristen selama bertahun-tahun tak menjadi jaminan bahwa seseorang punya kedewasaan rohani atau kehidupan yang sama seperti Kristus. Berhati-hatilah sebab ada tertulis: "...banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Matius 19:30).
Sasaran hidup orang percaya adalah hidup serupa dengan Kristus! Tapi masih sering dijumpai orang Kristen yang dalam kehidupannya sehari-hari sama sekali tidak mencerminkan Kristus sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitarnya. Ini sangat memrihatinkan! "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Hidup sama seperti Kristus hidup inilah yang Paulus terus usahakan dan perjuangkan: "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:29). Seperti apakah gaya hidup kristus? 1. Kristus memiliki persekutuan yang karib dengan Bapa. 2. Kristus taat melakukan kehendak Bapa. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." (Yohanes 5:19). Kristus tidak pernah bekerja atas kehendak-Nya sendiri, melainkan apa yang Bapa kehendaki itulah yang Ia kerjakan. "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Sebagai pengikut Kristus adalah wajib bagi kita untuk meneladani Kristus. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan. Berdoa harus menjadi gaya hidup kita sehari-hari! Jangan hanya mencari Tuhan ketika sedang dilanda masalah saja; dan jadilah pelaku firman-Nya!
Hanya orang yang senantiasa karib dengan Tuhan yang hidupnya akan semakin diubahkan menjadi serupa dengan Kristus!
Tuesday, May 22, 2018
ROH KUDUS: Anggur Sorgawi
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2018
Baca: Yohanes 2:1-11
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Yohanes 2:10
Kana adalah nama sebuah kota di provinsi Galilea pada abad pertama Masehi. Di kota ini Kristus melakukan mujizat-Nya yang pertama yaitu mengubah air menjadi anggur dalam suatu pesta pernikahan. Peristiwa pada pesta perkawinan di Kana ini mengajarkan kepada kita bahwa kesukaan dari anggur biasa telah habis, tetapi Kristus telah memberikan kesukaan baru dengan 'anggur sorgawi'. Air anggur juga bisa dilambangkan sebagai Roh Kudus. Segala macam kesukaan yang berasal dari dunia ini bersifat sementara dan bisa habis, sampai kapan pun takkan mampu memuaskan dahaga jiwa manusia, namun kesukaan yang Tuhan berikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya yaitu anggur sorgawi (Roh Kudus), itulah yang dapat memuaskan dahaga jiwa kita dan memenuhi hati kita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:11).
Rasul Paulus menasihatkan, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati." (Efesus 5:18-19). Kita tahu bahwa anggur 'duniawi' mengandung alkohol sehingga dapat memabukkan orang, seperti ada tertulis: "Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya." (Amsal 31:6-7). Orang yang sedang mabuk oleh anggur 'duniawi' lupa akan kesusahannya (sementara), tindakannya tak terkontrol, sehingga yang dilakukannya adalah semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan dagingnya.
Kristus adalah Pokok Anggur yang benar, kita adalah carang-Nya (Yohanes 15:5). Jika kita tetap tinggal di dalam Dia maka 'anggur sorgawi' (Roh Kudus) itu akan mengalir memenuhi hati kita, menyucikan kita dan memampukan kita untuk berbuah lebat.
Anggur Sorgawi (Roh Kudus) adalah sumber sukacita bagi orang percaya!
Baca: Yohanes 2:1-11
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Yohanes 2:10
Kana adalah nama sebuah kota di provinsi Galilea pada abad pertama Masehi. Di kota ini Kristus melakukan mujizat-Nya yang pertama yaitu mengubah air menjadi anggur dalam suatu pesta pernikahan. Peristiwa pada pesta perkawinan di Kana ini mengajarkan kepada kita bahwa kesukaan dari anggur biasa telah habis, tetapi Kristus telah memberikan kesukaan baru dengan 'anggur sorgawi'. Air anggur juga bisa dilambangkan sebagai Roh Kudus. Segala macam kesukaan yang berasal dari dunia ini bersifat sementara dan bisa habis, sampai kapan pun takkan mampu memuaskan dahaga jiwa manusia, namun kesukaan yang Tuhan berikan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya yaitu anggur sorgawi (Roh Kudus), itulah yang dapat memuaskan dahaga jiwa kita dan memenuhi hati kita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:11).
Rasul Paulus menasihatkan, "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati." (Efesus 5:18-19). Kita tahu bahwa anggur 'duniawi' mengandung alkohol sehingga dapat memabukkan orang, seperti ada tertulis: "Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya." (Amsal 31:6-7). Orang yang sedang mabuk oleh anggur 'duniawi' lupa akan kesusahannya (sementara), tindakannya tak terkontrol, sehingga yang dilakukannya adalah semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu dan keinginan dagingnya.
Kristus adalah Pokok Anggur yang benar, kita adalah carang-Nya (Yohanes 15:5). Jika kita tetap tinggal di dalam Dia maka 'anggur sorgawi' (Roh Kudus) itu akan mengalir memenuhi hati kita, menyucikan kita dan memampukan kita untuk berbuah lebat.
Anggur Sorgawi (Roh Kudus) adalah sumber sukacita bagi orang percaya!
Monday, May 21, 2018
DAMPAK PEKERJAAN ROH KUDUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2018
Baca: Kisah Para Rasul 2:14-40
"Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: 'Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.'" Kisah 2:14
Hari Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menggemparkan di kota Yerusalem, dan menjadi titik balik bagi kehidupan orang percaya pada jemaat gereja mula-mula. Pada waktu itu jumlah orang yang berkumpul dan berdoa menantikan janji Bapa 120 orang. Kesemuanya mengalami lawatan Tuhan melalui pencurahan Roh Kudus!
Salah seorang dari mereka adalah Petrus, murid Kristus yang semula menyangkal Dia sebanyak 3 kali; setelah mengalami jamahan Roh Kudus hidupnya berubah 180 derajat. Petrus yang semula dihantui oleh rasa ragu dan takut yang membuatnya menyangkal Kristus telah diubahkan menjadi sosok pribadi yang benar-benar berbeda. Ia mengasihi Tuhan dengan penuh totalitas dan berani menghadapi resiko apa pun karena imannya! Di hadapan ribuan orang Petrus bersaksi tentang Kristus, kebenaran-Nya dan kedahsyatan kuasa-Nya. "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu." (Kisah 2:22). Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada kemampuan dan kekuatan dari diri kita sedikit pun untuk kita dapat bertumbuh dan mengalami pembaharuan, terlebih untuk kita dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, untuk dapat menjadi penurut-penurut Tuhan, apalagi dipercaya untuk menjadi kawan sekerja Tuhan di ladang-Nya, kecuali oleh pertolongan Roh Kudus dan pengurapan-Nya.
Alkitab mencatat bahwa setelah mendengar khotbah dari Petrus banyak orang mengalami pertobatan karena kuasa Roh Kudus. "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa." (Kisah 2:41). Kegerakan rohani terjadi! Jemaat mula-mula benar-benar mengalami kasih mula-mula kepada Tuhan, setiap hari mereka bertekun dalam pengajaran, bersekutu dan bersehati sepikir untuk berdoa di rumah Tuhan, serta bertambah-tambah orang yang diselamatkan.
Kehadiran Roh Kudus menghasilkan kuasa dan mujizat bagi umat Tuhan!
Baca: Kisah Para Rasul 2:14-40
"Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: 'Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.'" Kisah 2:14
Hari Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menggemparkan di kota Yerusalem, dan menjadi titik balik bagi kehidupan orang percaya pada jemaat gereja mula-mula. Pada waktu itu jumlah orang yang berkumpul dan berdoa menantikan janji Bapa 120 orang. Kesemuanya mengalami lawatan Tuhan melalui pencurahan Roh Kudus!
Salah seorang dari mereka adalah Petrus, murid Kristus yang semula menyangkal Dia sebanyak 3 kali; setelah mengalami jamahan Roh Kudus hidupnya berubah 180 derajat. Petrus yang semula dihantui oleh rasa ragu dan takut yang membuatnya menyangkal Kristus telah diubahkan menjadi sosok pribadi yang benar-benar berbeda. Ia mengasihi Tuhan dengan penuh totalitas dan berani menghadapi resiko apa pun karena imannya! Di hadapan ribuan orang Petrus bersaksi tentang Kristus, kebenaran-Nya dan kedahsyatan kuasa-Nya. "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu." (Kisah 2:22). Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada kemampuan dan kekuatan dari diri kita sedikit pun untuk kita dapat bertumbuh dan mengalami pembaharuan, terlebih untuk kita dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, untuk dapat menjadi penurut-penurut Tuhan, apalagi dipercaya untuk menjadi kawan sekerja Tuhan di ladang-Nya, kecuali oleh pertolongan Roh Kudus dan pengurapan-Nya.
Alkitab mencatat bahwa setelah mendengar khotbah dari Petrus banyak orang mengalami pertobatan karena kuasa Roh Kudus. "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa." (Kisah 2:41). Kegerakan rohani terjadi! Jemaat mula-mula benar-benar mengalami kasih mula-mula kepada Tuhan, setiap hari mereka bertekun dalam pengajaran, bersekutu dan bersehati sepikir untuk berdoa di rumah Tuhan, serta bertambah-tambah orang yang diselamatkan.
Kehadiran Roh Kudus menghasilkan kuasa dan mujizat bagi umat Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)