Showing posts with label Ibrani. Show all posts
Showing posts with label Ibrani. Show all posts

Sunday, August 2, 2009

Jemaat Yang Berkemenangan

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2009 -

Baca: Yoel 3:9-21

"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" Yoel 3:9

Waktu kini terus bergulir sangat cepat. Ketahuilah saat ini kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju akhir zaman. Layaknya seorang pelari di lintasan lomba, kita ini sudah berada di putaran terakhir perlombaan, tinggal selangkah lagi mencapai garis finis, akhir dari akhir zaman ini. Inilah saatnya untuk menanggalkan segala sesuatu yang akan merintangi kecepatan lari kita dan meneruskan perlobaan "...yang diwajibkan bagi kita." (baca Ibrani 12:1) dan "...dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:14).
Apa yang selama ini merintangi sehingga kita tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan? Apa yang merintangi sehingga kita tidak mampu menjangkau orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk kita jangkau? Seringkali karena beban, penderitaan, berbagai alasan, kita menunda-nunda dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidup kita, padahal Tuhan telah memberikan kepada kita waktu atau kesempatan dan juga kemampuan. Bukan saatnya berhenti dari perlombaan, atau selalu menuding orang lain serta mencari-cari kesalahannya guna menghindari panggilan Tuhan. Di akhir zaman ini Tuhan menghendaki gerejaNya dipenuhi orang-orang yang berkemenangan dan bermental pahlawan, bukan orang-orang yan kalah, lemah dan mudah tergoncang karena keadaan dunia ini. Sebuah jemaat yang melayani dengan penuh belas kasih dan rela memberikan hidupnya bagi semua bangsa, suku, bahasa dan kaum (Wahyu 14:6), memiliki belas kasih Kristus untuk menarik orang-orang yang masih berada di dalam kegelapan dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Terang.
Mari terus belajar dan memperbaharui pikiran kita dengan mengkonsumsi makanan keras dari firman Tuhan sehingga kita mencapai kedewasaan rohani, siap menjadi penghajar, bukan menjadi bayi atau kanak-kanak terus; suatu jemaat yang memiliki 'hati Timotius':" taat, tekun, dan berkomitmen kepada Tuhan Yesus, suatu jemaat yang dipimpin oleh Rok Kudus, bukan oleh kebiasaan dan traidi manusia.

Kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu! Apakah kita mau menjadi orang-orang yang tertinggal?

Sunday, July 19, 2009

Tuhan Yang Memampukan Kita (2)

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2009 -

Baca: Keluaran 4:1-17

“Lalu kata Musa kepada Tuhan, ‘Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.’ “ Keluaran 4:10

Ketika Tuhan memilih dan mengutus seseorang. Dia juga yang akan menyertai dan memperlengkapi supaya ia mampu melakukan kehendakNya tersebut (baca Ibrani 13:21). Untuk itulah Tuhan kembali meyakinkan Musa dan memberikan pengertian siapa diriNya, yaitu Allah yang tidak pernah berubah: “Aku adalah Aku.” (Keluaran 3:14), Allah yang tidak berubah terhadap janji dan rencanaNya. Tidak cukup disitu, Tuhan juga memberikan petunjuk dan langkah-langkah yang harus dilakukan Musa, "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel...” (Keluaran 3:15-16).
Tuhan juga mendemonstrasikan kuasaNya langsung di depan Musa agar ia benar-benar percaya akan penyertaanNya: Musa diperintahkan melempar tongkatnya ke tanah yang akhirnya menjadi ular; juga saat Tuhan memerintahkan Musa memasukkan tangannya ke dalam baju, maka tangan Musa terkena kusta. Apa lagi yang kurang?
3. Musa kurang fasih bicara (ayat 10 dari keluaran 4). Musa kembali berdalih tidak pandai bicara di depan orang banyak untuk menyatakan ketidaksiapannya terhadap panggilan Tuhan itu. Bukankah kita juga sering mengelak seperti itu ketika diminta melayani Tuhan? Mungkin disuruh bersaksi di depan mimbar saja rasanya kaki sudah gemetaran. Tapi Tuhan berkata, “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?” (Keluaran 4:11). Tuhan semakin geram terhadap Musa saat ia berkata, “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.” (Keluaran 4:13), walau pada akhirnya Musa sadar atas panggilan itu dan taat. Dalam hidup ini kita menghadapi dua pilihan: taat kepada Tuhan atau tidak taat! Itu saja. Tidak ada alternatif lain!

Jangan pernah merasa tidak mampu, lalu kita menolak panggilan Tuhan. Dia yang akan menyertai dan menuntun kita!

Saturday, July 4, 2009

Hidup Dalam Kesucian

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2009 -


"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." 1 Korintus 6:18

Hal lain yang harus kita teladani dari kehidupan Paulus adalah komitmennya dalam menjaga kesuaian dan kekudusan hidupnya. Ia berkata, "Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorangpun, tidak seorangpun yang kami rugikan, dan tidak dari seorangpun kami cari untung." (2 Korintus 7:1). Ditegaskan bahwa setiap dosa yang dilakukan manusia terjadi diluar dirinya, namun orang yang melakukan pencabulan atau dosa seksual lainnya berdosa terhadap dirinya sendiri.
Dosa seksual saat ini begitu merajalela. Di mana-mana terjadi dan menyerang siapa saja dan kapan saja. Pengaruh pornograti melalui VCD/DVD ataupun internet semakin memudahkan orang jatuh dalam dosa jenis ini, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai yang usianya sudah lanjut. Banyak orang kecanduan seks! Penyimpangan seksual, perselingkuhan dan perceraian kian marak dan tidak tabu lagi, malah dianggap biasa dalam kehidupan selebriti dan masyarakat umum. Namun Alkitab menegaskan bahwa perkawinan orang Kristen itu merupakan gambaran persekutuan antara Tuhan dan gerejaNya (baca Efesus 5:22-23).
Jadi berhati-hatilah karena seringkali Iblis menggunakan perangkap seks ini untuk menjatuhkan iman orang Kristen. Terlebih bagi para hamba Tuhan dan pemimpin-pemimpin rohani, jangan pernah merasa kuat! "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Ada contoh dalam Alkitab: Simson dan Daud, keduanya jatuh dalam perangkap dosa seks ini dan harus menanggung akibat yang fatal. Mata Simson dibutakan, menjadi bahwa tertawaan serta dijadikan budak-budak orang Filistin. Daud, keluarganya berantakan karena perselingkuhannya dengan Betsyeba: Amnon, anak sulungnya, memperkosa Tamar, saudara tirinya; Absalom, kakak Tamar, marah dan membunuh Amnon; lalu Amnon merebuh tahta ayahnya dan 'meniduri' gundik-gundiknya di depan banyak orang.

Ingat! "...tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ibrani 12:14