Monday, August 31, 2020
PEKERJAAN IBLIS: Menghalangi dan Menghancurkan
Sunday, August 30, 2020
JANGAN HANYA MENGKLAIM BERKAT
Saturday, August 29, 2020
TETAP BERSUKACITA KARENA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2020
Baca: Mazmur 113:1-9
"Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya!" Mazmur 113:9
Banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami, kehilangan sukacita karena melihat keadaan dunia yang semakin hari semakin tidak baik, kehilangan sukacita karena merasa pesimis dengan masa depan hidupnya. Tak bisa dibohongi bahwa situasi atau keadaan yang ada di sekitar turut memengaruhi kondisi hati kita.
Orang percaya takkan kehilangan sukacita di segala situasi bila ia memiliki fondasi hidup yang kokoh. Fondasi hidup orang percaya adalah Kristus dan firman-Nya. "Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun." (Lukas 6:48b). Mari kita terus membangun fondasi hidup. Bagaimana caranya? Baca dan renungkan firman Tuhan setiap hari, serta praktekkanlah. Bila kita tekun merenungkan firman Tuhan, perbendaharaan hati dan pikiran kita akan dipenuhi oleh firman Tuhan. Sebab kunci untuk tetap merasakan sukacita di segala situasi itu bermula dari hati dan pikiran kita, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a). Oleh karena itu pusatkan hati dan pikiran hanya kepada Tuhan. Orang yang selalu memikirkan kasih dan kebaikan Tuhan akan bisa bersukacita. Ia akan selalu memiliki alasan untuk memuji Tuhan. Pemazmur berkata, "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2). Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa kita punya Tuhan yang dahsyat! "Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi." (Mazmur 47:3). Masalah sebesar apa pun yang menimpa kita, tak sebanding dengan kedahsyatan kuasa Tuhan.
Tidak ada alasan untuk tidak bersukacita karena kita punya Tuhan yang begitu peduli dan penuh belas kasihan: "Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur," (Mazmur 113:7). Bahkan, Tuhan sanggup membuka jalan saat tiada jalan, membuat yang tak mungkin menjadi mungkin, yang hopeless menjadi hopeful, sebab tidak ada yang mustahil bagi Dia, "Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita." (ayat nas).
Tidak ada alasan untuk tidak bersukacita karena kita punya Tuhan yang dahsyat!
Friday, August 28, 2020
JERIH LELAH UNTUK TUHAN: Pasti Terbayar Lunas
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2020
Baca: Markus 10:28-31
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Markus 10:28
Seiring berjalannya waktu, selalu saja ada orang Kristen yang kehilangan semangat dalam mengiring Kristus, tak lagi antusias mengerjakan panggilan hidupnya, bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang imannya gugur di tengah jalan. Apa penyebabnya? Mereka berpikiran bahwa menjadi pengikut Kristus berarti perjalanan hidupnya akan mulus, terbebas dari masalah, penderitaan, atau kesesakan, dan berlimpah dengan berkat. Ternyata apa yang mereka bayangkan tak sesuai dengan kenyataan: begitu memutuskan untuk mengiring Kristus, masalah justru datang bertubi-tubi, ujian berat harus dialami, sementara kehidupan orang-orang diluar Tuhan sepertinya tampak enak, jalannya lancar, dan penuh keberuntungan. Mereka menjadi kecewa dan menganggap bahwa mengiring Kristus itu tak ada untungnya dan sia-sia belaka. Pemazmur juga dibuat cemburu ketika: "...melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain." (Mazmur 73:3-5).
Mungkin kita merasa sudah mengiring Kristus dengan sungguh-sungguh dan sudah melayani Dia, lalu timbul pertanyaan dalam hati: "Apa upahnya?" Dengarkan nasihat rasul Paulus: "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Tuhan sendiri menegaskan bahwa ada upah yang Ia sediakan bagi orang-orang yang setia mengiring Kristus sampai akhir dan berjerih lelah melayani Dia: "orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." (Markus 10:30).
Bila menyadari bahwa jerih lelah dalam melayani Tuhan itu diperhitungkan-Nya, tak seharusnya kita menjadi lemah, kecut dan tawar hati. Justru kita seharusnya makin giat melayani pekerjaan Tuhan dengan roh yang menyala-nyala. Karena itu jangan pernah sia-siakan waktu, kesempatan, dan juga potensi yang Tuhan beri.
Harga yang telah kita bayar untuk Tuhan, pada saatnya pasti akan terbayar lunas!
Thursday, August 27, 2020
IBADAH ASAL-ASALAN MENDATANGKAN KUTUK
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2020
Baca: 1 Samuel 7:1-14
"Kalau kamu hendak kembali kepada TUHAN dan menyembah Dia dengan sepenuh hatimu, haruslah kamu membuang semua dewa asing dan patung Dewi Asytoret. Serahkanlah dirimu sama sekali kepada TUHAN dan berbakti kepada-Nya saja,..." 1 Samuel 7:3 (BIS)
Sebagai bangsa pilihan Tuhan, bangsa Israel mengalami kasih dan kemurahan Tuhan secara luar biasa. Bangsa Israel benar-benar menjadi obyek kasih Tuhan! "Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati." (Yesaya 40:11). Dari hari ke hari Tuhan memberkati mereka dengan perlindungan, pemeliharaan dan pembelaan-Nya yang teramat sempurna. Meski demikian mereka masih saja tegar tengkuk, bahkan sering meninggalkan Tuhan dan membuat hati Tuhan cemburu, oleh karena mereka berpaling kepada pemyembahan berhala.
Tatkala Samuel menjadi nabi Tuhan ia mendapati banyak sekali kejahatan terjadi! Mereka meninggalkan Tuhan dan menyembah kepada berhala-berhala yaitu Baal dan Asytoret. Akibat dari kejahatan yang diperbuatnya mereka harus menuai akibatnya, yaitu diserang oleh bangsa Filistin secara bertubi-tubi, sehingga mereka terus mengeluh dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Bisa dikatakan bangsa Israel saat itu berada dalam masa yang gelap dan mengalami degradasi iman. Melihat kondisi ini nabi Samuel menegur mereka dengan keras dan memperingatkan mereka untuk segera bertobat, berbalik kepada Tuhan dan menjauhkan ilah-ilah asing dari antara mereka, sebelum hal-hal yang jauh lebih buruk menimpa. Kalau mereka mau bertobat dengan sungguh-sungguh Tuhan pasti akan menunjukkan belas kasihan-Nya dan melepaskan mereka dari tangan orang Filistin. Karena itu Samuel segera mengumpulkan segenap umat Israel dan menyerukan pertobatan! Tanda pertobatan adalah menyingkirkan berhala-berhala itu. "Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN." (1 Samuel 7:4).
Banyak orang Kristen beribadah kepada Tuhan asal-asalan. Ibadahnya dipenuhi dengan kepura-puraan karena mereka masih melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi.
Ibadah tanpa pertobatan sejati adalah sia-sia di hadapan Tuhan!
Wednesday, August 26, 2020
TERBANG MENGATASI BADAI HIDUP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2020
Baca: Ayub 39:1-33
"Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi?" Ayub 39:30
Salah satu kebiasaan hidup burung rajawali yang menjadi nilai lebih adalah terbang membubung tinggi (ayat nas). Inilah kebiasaan hidup burung rajawali yang unik, yang mungkin tidak dilakukan oleh burung-burung jenis lain, yaitu selalu terbang tinggi di atas badai, bukan di dalam atau di bawah badai. Karakter seperti itulah yang seharusnya dimiliki orang percaya: memiliki keberanian untuk menghadapi badai persoalan!
Namun dalam praktik hidup sehari-hari banyak dari kita yang justru tenggelam di dalam badai. Kita begitu mudah dikalahkan oleh situasi atau keadaan yang membuat kita semakin frustasi, kecewa, putus asa, kehilangan sukacita dan damai sejahtera, akhirnya kita mengalami kekalahan demi kekalahan. Alkitab secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus "...lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita" (Roma 8:37). Selain itu burung rajawali memiliki kebiasaan unik yang lain yaitu membuat sarang di atas bukit yang tinggi: "Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi." (Ayub 39:31). Kebanyakan burung membuat sarangnya di atas dahan pohon, tetapi burung rajawali membuat sarangnya di atas bukit yang tinggi, sehingga sarangnya akan aman dan tidak terjangkau oleh siapa pun. Ini berbicara tentang kehidupan orang percaya yang menjadikan Tuhan tempat perlindungan, "...gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;" (Yesaya 2:2).
Di atas bukit batu-Nya kita aman dan terlindungi. "Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku." (Mazmur 71:3). Karena itu tak perlu takut menghadapi badai hidup ini karena kita punya Tuhan sebagai tempat perlindungan yang tinggi. Tak semua orang bisa naik ke gunung Tuhan yang tinggi! "'Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?' Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:3-4).
Bersama Tuhan, orang benar akan terbang bagai rajawali, mengatasi badai hidup!
Tuesday, August 25, 2020
NYANYIKAN KEMENANGAN SETIAP HARI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2020
Baca: Hakim-Hakim 5:1-31
"Dengarlah, ya raja-raja! Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi TUHAN, bermazmur bagi TUHAN..." Hakim-Hakim 5:3
Ketika orang sedang dilanda duka, kecewa atau putus asa, jarang sekali dari mulutnya terdengar nyanyian pujian. Kalau pun ia bersenandung, yang dinyanyikan pasti lagu-lagu yang selaras dengan kondisi atau keadaan yang sedang menimpa. Ketika sedang ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, lagu yang dinyanyikan pastilah bertemakan rasa kehilangan dan mengasihani diri sendiri, disertai uraian air mata karena hati meratap. Nyanyian tersebut takkan membuat sedih hilang, malah semakin menenggelamkannya pada kepedihan yang kian mendalam.
Bagi orang percaya, nyanyian kemenangan dan sukacitalah yang harus keluar dari mulut di segala keadaan, bukan nyanyian cengeng tanda frustasi, kecewa dan gagal. Biarlah setiap nyanyian dan pujian kita selalu menjadi tanda kemenangan atas setiap pergumulan hidup kita, tanda kita mengimani janji-janji Tuhan. Dalam Hakim-Hakim 5 ini Debora sedang menyanyikan nyanyian kemenangan bagi bangsa Israel, nyanyian yang bermuatan iman yang membuat musuh gemetar dan lari tunggang langgang; nyanyian pengaungan yang menyenangkan hati Tuhan, yang menggerakkan tangan-Nya untuk bertindak: "Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN!...Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya." (Hakim-Hakim 5:2, 3). Hal itu menunjukkan bahwa Debora sangat percaya akan kuasa Tuhan! Ia berkeyakinan jika Tuhan ada di pihak bangsa Israel, siapa yang dapat melawannya? Bangsa manakah yang dapat menahan dan menghentikan keperkasaan Tuhan?
Nyanyian kemenangan seperti inilah yang dapat menghasilkan mujizat, sebab Tuhan bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4). Bila Tuhan sendiri yang bertakhta di atas pujian yang kita naikkan, maka sesuatu yang dahsyat pasti terjadi: kemenangan, pemulihan, kesembuhan dan berkat-berkat-Nya dinyatakan atas kita.
"...Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu." Mazmur 44:8
Monday, August 24, 2020
ANAK MUDA KRISTIANI: Masa Depan Gereja
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2020
Baca: Amsal 22:1-16
"Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya." Amsal 22:15
Ngeri! Itulah kesan yang timbul bila kita melihat dan memperhatikan kehidupan orang muda di zaman sekarang ini. Kenakalan remaja/pemuda ada di mana-mana, bukan hanya terjadi di kota-kota besar, tapi hampir terjadi di semua tempat. Kehidupan anak-anak muda benar-benar rentan dengan pengaruh buruk: pergaulan bebas (free sex), terjerumus dalam narkoba, terlibat dalam prostitusi, menjadi korban trafficking atau perdagangan manusia yaitu perekrutan, pengiriman, atau penampungan orang-orang dengan cara ancaman atau kekerasan demi tujuan eksploitasi, pelacuran, perbudakan, dan sebagainya.
Kaum muda Kristiani benar-benar harus menjadi perhatian utama gereja, sebab mereka adalah aset berharga dan masa depan gereja. Jangan sampai mereka terbawa oleh arus dunia ini! Pemazmur menyatakan, "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9). Hanya dengan firman Tuhan-lah orang muda dapat mempertahankan kelakuannya tetap bersih dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak ada jalan lain selain para muda harus banyak melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan rohani, supaya waktu-waktu luang yang ada mereka pergunakan untuk perkara-perkara yang membangun iman. Mereka harus melatih diri dalam hal ibadah (1 Timotius 4:8), bukan malah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Giatkanlah melakukan ini menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:25). Semakin banyak mereka mendengarkan firman Tuhan, semakin bertumbuhlah iman mereka, karena iman timbul dari pendengaran firman Kristus (Roma 10:17). Sayangnya banyak anak muda Kristen memilih untuk berkompromi dengan cara hidup dunia oleh karena mereka takut ditolak, dibenci, atau ditinggalkan teman.
Usia muda adalah 'usia emas' melayani Tuhan dengan memaksimalkan potensi. Paulus pada Timotius, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12).
"Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan..." 2 Timotius 2:22
Sunday, August 23, 2020
BERKAT TUHAN BAGI ORANG BENAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Agustus 2020
Baca: Mazmur 127:1-5
"jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga." Mazmur 127:1
Tak ada seorang pun yang menolak berkat Tuhan, semua orang ingin hidupnya diberkati: rumah tangganya diberkati, studinya diberkati, usaha atau bisnisnya diberkati. Tetapi seringkali banyak orang Kristen keliru dalam memaknai arti berkat ini. Mereka berpikir bahwa berkat Tuhan itu selalu identik dengan materi duniawi: uang, mobil, rumah, promosi jabatan, bonus dan sebagainya. Ketahuilah bahwa materi duniawi itu bukanlah segala-galanya! Ada orang yang kaya-raya tapi selalu merasa tidak cukup, tidak pernah puas, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai
kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya." (Pengkhotbah 5:9-10a).
Hidup yang diberkati meliputi segala aspek kehidupan: apa yang kita perlukan selalu Tuhan sediakan tepat waktu; ada persoalan dan tantangan kita sanggup melewati; ada sukacita, kemenangan, damai sejahtera sehingga hidup kita menjadi kesaksian dan berkat bagi orang lain. Apa kunci mengalami berkat Tuhan? Adalah hidup benar di hadapan Tuhan. Berkat apa yang Tuhan sediakan bagi orang benar? 1. Berkat dalam keluarga. Jika bukan Tuhan yang membangun 'rumah' (keluarga), sia-sialah orang yang membangunnya (ayat nas). Karena itu jadikan Tuhan prioritas utama dalam keluarga kita. Undanglah hadirat Tuhan dalam keluarga setiap hari dengan membangun mezbah doa. Di mana ada hadirat Tuhan, sesuatu pasti terjadi: ada sukacita, pemulihan, ada ketenangan, ada kemenangan, dan damai sejahtera sorgawi memenuhi kehidupan keluarga kita. Orang yang hidup dalam kebenaran akan tetap mengalami berkat Tuhan sekalipun berada di tengah goncangan, sebab Tuhan menyediakan berkat-Nya tepat pada waktunya.
2. Berkat perlindungan. Tuhan memerintahkan malaikat-Nya berkemah di sekeliling orang benar (Mazmur 90:11). Ini berbicara tentang jaminan keamanan yang Tuhan berikan bagi orang benar. Berada di tengah dunia yang penuh gelora, serba tidak aman dan menakutkan, orang benar mendapatkan jaminan penyertaan dan pembelaan dari Tuhan.
Berkat ada pada orang yang hidup benar di hadapan Tuhan!
Saturday, August 22, 2020
ORANG KRISTEN SUAM-SUAM KUKU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Agustus 2020
Baca: Wahyu 3:14-22
"Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!" Wahyu 3:15
Kota Laodikia adalah kota yang terkenal di zamannya. Kota ini berjarak kira-kira 40 mil dari kota Filadelfia. Selain letaknya yang juga strategis, kota ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan perbankan, juga sebagai kota penghasil kain wol yang indah, lembut berwarna hitam keunguan. Kondisi kota seperti ini tentu saja juga menempatkan penduduknya pada posisi ekonomi yang begitu mapan, tapi kota hanya kekurangan satu hal, yaitu sumber air panas. Itulah sebabnya mereka mendatangkan air panas dari kota lain yang berjarak 10 km yaitu Hieropolis melalui saluran pipa, yang ketika sampai di Laodikia air tersebut sudah tidak panas lagi, melainkan hangat-hangat kuku.
Kondisi kota ini sangat tepat untuk menggambarkan kondisi jemaat yang mendapatkan teguran keras dari Tuhan sebagai jemaat yang suam-suam kuku. Banyak orang Kristen di zaman sekarang ini yang menjalani kehidupan kekristenannya suam-suam kuku, tidak panas atau tidak dingin. Suam-suam kuku bisa diartikan orang yang berdiri dia tas dua pijakan: rohani iya, dunia iya, alias melakukan kompromi. "Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!" (ayat nas), sebab Tuhan tidak mengenal kata 'kompromi'. Tuhan mengatakan bahwa ada harga yang harus dibayar untuk mengikut Dia yaitu penyangkalan diri dan pikul salib (Matius 16:24). "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Orang percaya harus punya ketegasan: "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11).
Orang Kristen yang 'panas' menggambarkan orang yang mengasihi Tuhan sungguh-sungguh (taat), punya roh yang menyala-nyala melayani Tuhan (Roma 12:11). Orang Kristen 'dingin' berbicara tentang orang yang mengikut Tuhan asal-asalan, tak ada greget, tahu kebenaran tapi tidak hidup dalam kebenaran (Kristen tanpa ada pertobatan).
"Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!" Wahyu 3:19Friday, August 21, 2020
JEMAAT FILADELFIA: Ketaatan Membuka Pintu
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Agustus 2020
Baca: Wahyu 3:7-13
"Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku." Wahyu 3:8b
Kota Filadelfia ini terletak di wilayah propinsi Asia Kecil yakni di negara Turki, tepatnya kota Alashehir. Jika dibandingkan dengan kota-kota yang disebutkan oleh rasul Yohanes, kota Filadelfia ini bisa dikatakan sebagai kota yang terkecil.
Jemaat di Filadelfia adalah jemaat yang mendapatkan penilaian sangat baik dari Tuhan meski secara kuantitas tampak kecil, sangat sederhana dan minim secara ekonomi. Tuhan memuji mereka, "Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku." (ayat nas), padahal dalam pengiringannya akan Kristus mereka diperhadapkan dengan tantangan yang tak mudah, karena ada "...beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta," (Wahyu 3:9), yang berusaha untuk menghasut, mengacaukan dan melemahkan, tapi jemaat di Filadelfia tetap kuat, tidak goyah iman, apalagi sampai menyangkal Kristus. Ada jaminan perlindungan Tuhan bagi orang benar: "Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." (Wahyu 3:10).
Kepada jemaat di Filadelfia ini Tuhan menyebut diri-Nya Yang Kudus dan Yang Benar. Ini penegasan bahwa kekudusan dan kebenaran adalah dua elemen penting yang tak bisa dipisahkan: "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu," (1 Petrus 1:15). Tanpa kekudusan dan kebenaran kita takkan bisa menyentuh hati Tuhan, takkan bisa mengerakkan tangan Tuhan bekerja untuk kita. Tuhan berkata, "Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku." (Wahyu 3:8). Sekalipun tampak kecil dan tak berarti di mata manusia, keberadaan jemaat Filadelfia sangat berharga di mata Tuhan.
Kalau kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran, pintu-pintu berkat Tuhan bukakan bagi kita!