Showing posts with label efesus. Show all posts
Showing posts with label efesus. Show all posts

Monday, August 10, 2009

Egois dan Cinta Uang

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2009 -

Baca: 2 Timotius 3:1-9

"Ketahulah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1

Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Jakarta loe loe, gue gue (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).

Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!

Saturday, August 1, 2009

Pikiran Yang Selalu Diperbaharui

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Agustus 2009 -

Baca: Yakobus 1:12-15

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." Yakobus 1:14

Ada pepatah berkata, "Kualitas seseorang ditentukan oleh apa yang dipikirkan orang tersebut." Pikiran akan menentukan sikap dan perbuatan seseorang; sikap dan perbuatan akan menentukan karakter orang itu; karakter akan menentukan masa depannya. Maka perhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang ada di pikiran kira sebagaimana disampaikan Paulus kepada jemaat di Efesus, di mana sebagai orang percaya mereka diingatkan untuk tidak lagi hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia" (Efesus 4:17).
Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru, "...yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Tetapi seringkali gambar 'manusia lama' masih ada dalam pikiran kira. Pikiran lama haruslah terus-menerus dihapus dan digantikan dengan pikiran-pikiran baru supaya kita tidak jatuh bangun dalam dosa, sebab semua dosa percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan dimulai dari mati (baca Matius 15:19). Tidak ada orang yang mendadak jatuh dalam dosa tanpa suatu proses. Dosa masuk dalam diri kita dengan proses yang seringkali tidak kita sadari. Kira sering menyalahkan Tuhan dan menganggap Dia sebagai penyebabnya.
Siapakan penyebabnya? Iblis adalah pemicu yang penggoda kita, sedangkan penyebab dari dosa adalah keinginan-keinginan kita sendiri. Iblis menggunakan ribuan cara untuk menggoda kita melalui situasi sekitar, orang dan materi untuk merobohkan pertahanan kita. Pada saat godaan itu datang kita sedang dihadapkan pada dua pilihan: merenungkan hal-hal yang ditawarkan oleh Iblis, atau tunduk kepada suara Roh Kudus. Bila kita terus-menerus merenungkan tawaran Iblis, maka keinginan kita itu menjadi begitu kuat sehingga ia memika dan menyeret kita untuk jatuh ke dalam dosa. Akhirnya keinginan-keinginan tersebut pasti menghasilkan buah dosa, dan dosa yang matang akan mengakibatkan kematian.

Maka "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."Kolose 3:2

Sunday, July 26, 2009

Menghitung Hari Dengan Bijak

- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Juli 2009 - 

Baca:  Mazmur 90:1-17 

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Mazmur 90:12 

Setiap hari adalah hari baru dan satu hari hanya dapat kita jalani satu kali saja. Kemudian hari tersebut berganti dengan hari berikutnya yang sama lamanya namun berbeda keadaannya. Hari yang telah kita lalui itu sudah menjadi masa lalu dan tinggal kenangan; hari ini merupakan kesempatan, sedangkan hari-hari yang akan datang menjadi suatu pengharapan bagi kita. Karena begitu berharganya waktu, Musa berdoa kepada Tuhan agar ia diberi hati yang bijaksana sehingga dapat memperhatikan hari demi hari dengan sungguh-sungguh, supaya tidak ada satu hari pun yang terlewatkan dengan percuma. Begitu juga kita yang telah dikaruniai Tuhan dengan banyak talenta, pastilah kita tidak akan merelakan waktu berlalu begitu saja sebab kita tidak tahu apakah esok kita masih punya kesempatan menyambut matahari menyingsing. Dan bagi orang Kristen, waktu adalah untuk berjaga-jaga, sebab waktu Tuhan itu adalah ketika Ia datang laksana seorang pencuri (baca Wahyu 3:3). Biasanya pencuri mengintai kelengahan seseorang, mungkin saat ia sedang tertidur pulas atau bepergian. Perihal berjaga-jaga ini juga disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Jadi, kita harus selalu waspada dan tidak lengah sedetik pun! Kita harus bertanggung jawab menjalani hidup sepanjang waktu yang diberikan Tuhan, sebab waktu yang kita jalani ini sedang bergerak menuju kekekalan, dan hidup yang kita jalani sekarang ini memiliki dampak ke kekekalan. Pertanyaannya: apakah hari-hari yang kita jalani sekarang ini sejalan dengan kehendak Tuhan? Karena apa pun yang kita lakukan sekarang sangat menentukan status kita di hadapan Tuhan kelak. Maka dari itu "...waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah" (1 Petrus 4:2). 

Saat ini adalah waktu yang tepat hidup kudus dan melakukan kehendak Tuhan!