- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2009 -
Baca: Roma 2:1-8
"tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman." Roma 2:8
Sering kita lihat di televisi dan juga berita di surat kabar banyaknya demonstrasi di negara kita: tawuran antarsiswa, perselisihan antargolongan yang disertai baku hantam dan lainnya. Akhir-akhir ini sedikit masalah saja akan mudah menyulut emosi seseorang dan mengakibatkan permusuhan serta pemberontakan. Orang-orang tidak lagi tunduk dan menghormati otoritas, lebih suka melakukan apa saja yang ingin mereka lakukan meskipun hal itu bertentangan dengan hukum. Ternyata ini tidaklah mengejutkan karena Alkitab sudah menyatakan bahwa kebanyakan orang "Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik," (2 Timotius 3:2b-3). Paulus mengatakan banyak orang tidak tahu berterima kasih. Meski sudah menerima banyak bantuan dan pertolongan mereka tidak mau mengungkapkan rasa terima kasih, sebaliknya malah mengharapkan lebih banyak lagi.
Kuatnya pengaruh dunia yang serba gemerlap ini membuat kekudusan menjadi suatu hal yang sangat langka dan sulit ditemukan dalam diri seseorang. Tetapi bagi kita yang menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat haruslah meninggalkan semua dosa dan membuangnya jauh-jauh! Bila kita menyebut diri pengikut Kristus tetapi masih dengan sengaj berbuat dosa berarti kita adalah orang-orang yang munafik! Dengan keras firmanNya berkata, "barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya." (1 Yohanes 3:8a). Seseorang yang telah menundukkan dirinya sendiri kepada nafsu kedagingan dan tidak ingin keluar dari kondisi itulah yang disebut Tuhan berasal dari Iblis.
Ketika kita bermain-main dengan dosa, tinggal menunggu waktu saja sampai dosa itu menghanguskan kita sendiri. Dosa memang memberi kenikmatan tetapi hanya untuk sesaat. Dan bila kita membuka sedikit saja celah, dosa akan menghancurkan hidup kita. Itulah yang dikehendaki Iblis!
"Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani," Roma 2:9
Showing posts with label Timotius. Show all posts
Showing posts with label Timotius. Show all posts
Monday, August 24, 2009
Tuesday, August 11, 2009
Sombong Dan Pemfitnah
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2009 -
Baca: Yesaya 2:6-22
"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." Yesaya 2:11
Keberhasilan, kekayaan, jabatan sering membuat orang lupa diri dan sombong. Paulus mengatakan bahwa pada hari-hari akhir sebelum Yesus datang "Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,..." (2 Timotius 3:2b).
Perihal kesombongan Salomo menulis demikian: "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Bila saat ini kita sedang berada 'di atas angin', berhati-hatilah dan waspadalah, jangan kita jatuh. Sebagai raja, Herodes memiliki segala-galanya dan bisa melakukan apa saja termasuk menganiaya dan membunuh jemaat Tuhan. "Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus." (Kisah 12:2-3a). Raja Herodes menyukai pujian manusia. Ia suka membual, sombong dan meninggikan diri sendiri. Pembual adalah orang yang meninggikan diri sendiri dan meremehkan Tuhan. Ketika rakyat mengelu-ngelukan dia dengan berkata, "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" (Kisah 12:22). Herodes semakin tersanjung. Akhirnya ia harus menanggung akibatnya: "Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing." (Kisah 12:23).
Selain pembual (sombong), di zaman sekarang ini banyak orang yang suka memfitnah orang lain sehingga menimbulkan pertikaian atau permusuhan, baik di lingkungan masyarakat, gereja atau pekerjaan. Pemfitnah adalah orang yang mencemarkan, menista, merugikan atau menjelekkan orang lain. Seperti yang disampaikan Petrus dalam suratnya, kini umat Tuhan juga dihadapkan pada pemfitnah-pemfitnah yang dengan sengaja mengejek iman percayanya, "...bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya." (2 Petrus 3:3)
Itulah sebabnya kita harus senantiasa melekat kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus supaya kita mampu bertahan dan tidak goyah!
Baca: Yesaya 2:6-22
"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu." Yesaya 2:11
Keberhasilan, kekayaan, jabatan sering membuat orang lupa diri dan sombong. Paulus mengatakan bahwa pada hari-hari akhir sebelum Yesus datang "Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,..." (2 Timotius 3:2b).
Perihal kesombongan Salomo menulis demikian: "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Bila saat ini kita sedang berada 'di atas angin', berhati-hatilah dan waspadalah, jangan kita jatuh. Sebagai raja, Herodes memiliki segala-galanya dan bisa melakukan apa saja termasuk menganiaya dan membunuh jemaat Tuhan. "Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus." (Kisah 12:2-3a). Raja Herodes menyukai pujian manusia. Ia suka membual, sombong dan meninggikan diri sendiri. Pembual adalah orang yang meninggikan diri sendiri dan meremehkan Tuhan. Ketika rakyat mengelu-ngelukan dia dengan berkata, "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" (Kisah 12:22). Herodes semakin tersanjung. Akhirnya ia harus menanggung akibatnya: "Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing." (Kisah 12:23).
Selain pembual (sombong), di zaman sekarang ini banyak orang yang suka memfitnah orang lain sehingga menimbulkan pertikaian atau permusuhan, baik di lingkungan masyarakat, gereja atau pekerjaan. Pemfitnah adalah orang yang mencemarkan, menista, merugikan atau menjelekkan orang lain. Seperti yang disampaikan Petrus dalam suratnya, kini umat Tuhan juga dihadapkan pada pemfitnah-pemfitnah yang dengan sengaja mengejek iman percayanya, "...bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya." (2 Petrus 3:3)
Itulah sebabnya kita harus senantiasa melekat kepada Tuhan dan mohon pimpinan Roh Kudus supaya kita mampu bertahan dan tidak goyah!
Monday, August 10, 2009
Egois dan Cinta Uang
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2009 -
Baca: 2 Timotius 3:1-9
"Ketahulah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Jakarta loe loe, gue gue (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!
Baca: 2 Timotius 3:1-9
"Ketahulah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar." 2 Timotius 3:1
Untuk kesekian kalinya kita diingatkan bahwa hari-hari ini telah berada di penghujung zaman. Jadi haruslah kita perhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, "...janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." (Efesus 5:15-17). Sangatlah jelas digambarkan Paulus bahaya-bahaya akhir zaman agar kita dapat bersikap waspada sehingga tidak memberi peluang kepada bahaya-bahaya tersebut.
Salah satu sifat yang sangat berbahaya adalah: egois dan cinta uang. Paulus berkata, "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang." (ayat 2a dari 2 Timotius 3). Saat ini banyak orang lebih fokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri. Segala sesuatu dilakukan demi keuntungan diri sendiri dan tidak lagi peduli terhadap orang lain yang dalam bahasa prokem Jakarta loe loe, gue gue (kamu urusanmu, aku urusanku). Akhirnya hal ini mengarah kepada sifat tamak. Sifat tamak ini terjadi ketika seseorang cinta uang. Ketamakan dalam bahasa Yunani (epithumeo) berarti keinginan yang begitu kuat dan menggebu-gebu terhadap sesuatu, baik atau buruk, yang dengan gigih diupayakan diraih berapa pun harganya meski cara yang ditempuh salah dan merugikan orang lain. Ada contoh dalam Alkitab tentang sesorang yang tamak dan mencintai uang yaitu Ananias dan Safira (baca Kisah 5:1-11). Sifat mementingkan diri sendiri dan ketamakan terhadap uang mendorong mereka mendustai Roh Kudus dengan menahan sebagian hasil penjualan sebidang tanah. Hati Ananias dan Safira dikuasai roh cinta uang sehingga mereka mulai berkompromi dan keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan.
Bukankah kini banyak orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang sebanyak-banyaknya? Mereka tidak lagi mengindahkan hukum. Anak-anak Tuhan pun rela 'menjual' imannya demi kekayaan dan popularitas yang fana. "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang...oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:10).
Sikap egois dan tamak akan uang membawa seseorang kepada kehancuran!
Tuesday, August 4, 2009
Menikmati Kesetiaan Tuhan
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Agustus 2009 -
Baca: 2 Timotius 2:8-13
"Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya"2 Timotius 2:13
Ayat di atas seringkali disalahartikan oleh banyak orang Kristen: "Enak ya menjadi orang Kristen. Kita bisa hidup seenaknya: berbuat dosa apa pun, malas baca firman, jarang ibadah dan tidak usah repot-repot terlibat dalam pelayan, toh jika kita tidak setia, Tuhan tetap setia." Ini namanya ngawur! Pernyataan tidak setia ini menunjuk kepada keberadaan kita sebagai manusia yang begitu mudah terpengaruh dan terguncang oleh situasi/keadaan, tidak stabil, mudah kecewa dan sebagainya sehingga kita cenderung gampang berubah menjadi tidak setia kepada Tuhan. Berbeda dengan Tuhan yang adalah setia sebab kesetiaannya adalah sifat Tuhan sendiri. Pemazmur berkata, i (Mazmur 89:9) sehingga "...segala sesuatu dikerjakanNya dengan kesetiaan." (Mazmur 33:4b).
Bagaimana agar kita senantiasa menikmati dan merasakan kesetiaan Tuhan?
1. Fokus kepada Yesus. Kepada Timotius, rasul Paulus berpesan agar ia senantiasa mengingat-ingat Yesus (ayat 8 dari 2 Timotius 2). Pribadi Yesus harus menjadi fokus kehidupan kita. Namun sering kita membesar-besarkan maslah, mengingat-ingat kejelekan orang lain atau kekecewaaan terhadap seseorang, bukannya mengingat-ingat Pribadi Yesus dengan segala kebesaran, kuasa, karya-karyaNya dan juga pengorbananNya. Akibatnya bertemu dengan sedikit ujian/tantangan saja kita langsung lemah, mengeluh, bersungut-sungut dan berubah tidak setia.
2. Mau menderita untuk Injil. Di sini bukan berarti orang Kristen hidupnya susah, serba kekurangan atau tertekan. Yang dimaksud adalah penderitaan karena melakukan kebenaran (ayat 9 dari 2 Timotius 2): menyalibkan daging dan harus tunduk kepada kehendak Tuhan. Ada harga yang harus kita bayar, tidak lagi bisa seenaknya hidup. Bisakah? Tidak ada istilah tidak bisa. Hanya dua pilihan: taat atau tidak. Roh Kudus pasti menolong dan memberi kekuatan bila kita senantiasa intim dengan Tuhan.
"Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak tercela." Mazmur 18:26
Baca: 2 Timotius 2:8-13
"Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya"2 Timotius 2:13
Ayat di atas seringkali disalahartikan oleh banyak orang Kristen: "Enak ya menjadi orang Kristen. Kita bisa hidup seenaknya: berbuat dosa apa pun, malas baca firman, jarang ibadah dan tidak usah repot-repot terlibat dalam pelayan, toh jika kita tidak setia, Tuhan tetap setia." Ini namanya ngawur! Pernyataan tidak setia ini menunjuk kepada keberadaan kita sebagai manusia yang begitu mudah terpengaruh dan terguncang oleh situasi/keadaan, tidak stabil, mudah kecewa dan sebagainya sehingga kita cenderung gampang berubah menjadi tidak setia kepada Tuhan. Berbeda dengan Tuhan yang adalah setia sebab kesetiaannya adalah sifat Tuhan sendiri. Pemazmur berkata, i (Mazmur 89:9) sehingga "...segala sesuatu dikerjakanNya dengan kesetiaan." (Mazmur 33:4b).
Bagaimana agar kita senantiasa menikmati dan merasakan kesetiaan Tuhan?
1. Fokus kepada Yesus. Kepada Timotius, rasul Paulus berpesan agar ia senantiasa mengingat-ingat Yesus (ayat 8 dari 2 Timotius 2). Pribadi Yesus harus menjadi fokus kehidupan kita. Namun sering kita membesar-besarkan maslah, mengingat-ingat kejelekan orang lain atau kekecewaaan terhadap seseorang, bukannya mengingat-ingat Pribadi Yesus dengan segala kebesaran, kuasa, karya-karyaNya dan juga pengorbananNya. Akibatnya bertemu dengan sedikit ujian/tantangan saja kita langsung lemah, mengeluh, bersungut-sungut dan berubah tidak setia.
2. Mau menderita untuk Injil. Di sini bukan berarti orang Kristen hidupnya susah, serba kekurangan atau tertekan. Yang dimaksud adalah penderitaan karena melakukan kebenaran (ayat 9 dari 2 Timotius 2): menyalibkan daging dan harus tunduk kepada kehendak Tuhan. Ada harga yang harus kita bayar, tidak lagi bisa seenaknya hidup. Bisakah? Tidak ada istilah tidak bisa. Hanya dua pilihan: taat atau tidak. Roh Kudus pasti menolong dan memberi kekuatan bila kita senantiasa intim dengan Tuhan.
"Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak tercela." Mazmur 18:26
Sunday, August 2, 2009
Jemaat Yang Berkemenangan
- Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2009 -
Baca: Yoel 3:9-21
"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" Yoel 3:9
Waktu kini terus bergulir sangat cepat. Ketahuilah saat ini kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju akhir zaman. Layaknya seorang pelari di lintasan lomba, kita ini sudah berada di putaran terakhir perlombaan, tinggal selangkah lagi mencapai garis finis, akhir dari akhir zaman ini. Inilah saatnya untuk menanggalkan segala sesuatu yang akan merintangi kecepatan lari kita dan meneruskan perlobaan "...yang diwajibkan bagi kita." (baca Ibrani 12:1) dan "...dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:14).
Apa yang selama ini merintangi sehingga kita tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan? Apa yang merintangi sehingga kita tidak mampu menjangkau orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk kita jangkau? Seringkali karena beban, penderitaan, berbagai alasan, kita menunda-nunda dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidup kita, padahal Tuhan telah memberikan kepada kita waktu atau kesempatan dan juga kemampuan. Bukan saatnya berhenti dari perlombaan, atau selalu menuding orang lain serta mencari-cari kesalahannya guna menghindari panggilan Tuhan. Di akhir zaman ini Tuhan menghendaki gerejaNya dipenuhi orang-orang yang berkemenangan dan bermental pahlawan, bukan orang-orang yan kalah, lemah dan mudah tergoncang karena keadaan dunia ini. Sebuah jemaat yang melayani dengan penuh belas kasih dan rela memberikan hidupnya bagi semua bangsa, suku, bahasa dan kaum (Wahyu 14:6), memiliki belas kasih Kristus untuk menarik orang-orang yang masih berada di dalam kegelapan dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Terang.
Mari terus belajar dan memperbaharui pikiran kita dengan mengkonsumsi makanan keras dari firman Tuhan sehingga kita mencapai kedewasaan rohani, siap menjadi penghajar, bukan menjadi bayi atau kanak-kanak terus; suatu jemaat yang memiliki 'hati Timotius':" taat, tekun, dan berkomitmen kepada Tuhan Yesus, suatu jemaat yang dipimpin oleh Rok Kudus, bukan oleh kebiasaan dan traidi manusia.
Kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu! Apakah kita mau menjadi orang-orang yang tertinggal?
Baca: Yoel 3:9-21
"Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju!" Yoel 3:9
Waktu kini terus bergulir sangat cepat. Ketahuilah saat ini kita sedang berada dalam hitungan mundur menuju akhir zaman. Layaknya seorang pelari di lintasan lomba, kita ini sudah berada di putaran terakhir perlombaan, tinggal selangkah lagi mencapai garis finis, akhir dari akhir zaman ini. Inilah saatnya untuk menanggalkan segala sesuatu yang akan merintangi kecepatan lari kita dan meneruskan perlobaan "...yang diwajibkan bagi kita." (baca Ibrani 12:1) dan "...dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:14).
Apa yang selama ini merintangi sehingga kita tidak melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan? Apa yang merintangi sehingga kita tidak mampu menjangkau orang-orang yang Tuhan perintahkan untuk kita jangkau? Seringkali karena beban, penderitaan, berbagai alasan, kita menunda-nunda dan menangguhkan panggilan Tuhan dalam hidup kita, padahal Tuhan telah memberikan kepada kita waktu atau kesempatan dan juga kemampuan. Bukan saatnya berhenti dari perlombaan, atau selalu menuding orang lain serta mencari-cari kesalahannya guna menghindari panggilan Tuhan. Di akhir zaman ini Tuhan menghendaki gerejaNya dipenuhi orang-orang yang berkemenangan dan bermental pahlawan, bukan orang-orang yan kalah, lemah dan mudah tergoncang karena keadaan dunia ini. Sebuah jemaat yang melayani dengan penuh belas kasih dan rela memberikan hidupnya bagi semua bangsa, suku, bahasa dan kaum (Wahyu 14:6), memiliki belas kasih Kristus untuk menarik orang-orang yang masih berada di dalam kegelapan dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Terang.
Mari terus belajar dan memperbaharui pikiran kita dengan mengkonsumsi makanan keras dari firman Tuhan sehingga kita mencapai kedewasaan rohani, siap menjadi penghajar, bukan menjadi bayi atau kanak-kanak terus; suatu jemaat yang memiliki 'hati Timotius':" taat, tekun, dan berkomitmen kepada Tuhan Yesus, suatu jemaat yang dipimpin oleh Rok Kudus, bukan oleh kebiasaan dan traidi manusia.
Kedatangan Tuhan sudah di ambang pintu! Apakah kita mau menjadi orang-orang yang tertinggal?
Subscribe to:
Posts (Atom)