Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2015
Baca: Mazmur 1:1-6
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan pencemooh," Mazmur 1:1
Hidup berbahagia dan diberkati adalah dambaan setiap orang, tanpa terkecuali. Namun untuk memiliki kehidupan yang berbahagia dan diberkati bukanlah perkara mudah, ada harga yang harus kita bayar sebagaimana disampaikan oleh pemazmur. Hidup kita akan diberkati dan berbahagia apabila kita tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak berada dalam kumpulan pencemooh.
Orang fasik adalah orang yang tidak beriman, tahu tentang Tuhan dan firman-Nya tapi tidak mau melakukannya; orang berdosa adalah orang yang melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya. Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mencari-cari kesalahan, menghakimi, mengejek, mengritik, menggosip dan merendahkan sesamanya; orang seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tapi tidak dapat melihat balok matanya sendiri. Mereka juga meremehkan dan memandang rendah kebenaran Tuhan. Orang fasik, orang berdosa dan pencemooh adalah gambaran dari kehidupan duniawi.
Selama kita masih hidup sama seperti ketiga jenis orang tersebut maka berkat Tuhan akan semakin menjauh dari kehidupan kita, tetap bila kita "...kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (ayat 2), dengan kata lain kita menjadikan firman Tuhan sebagai hal yang terutama dan lebih berharga dari apa pun sehingga kita mau merenungkannya dengan sepenuh hati, maka kita sedang hidup dalam perjanjian berkat Tuhan dan disebut sebagai orang yang berbahagia. Siang dan malam berarti setiap hari, bukan hanya sehari dua hari, atau saat perlu saja, namun di segala situasi atau keadaan, dan secara konsisten. Inilah kunci hidup terberkati! Bahkan keberadaan orang yang suka merenungkan firman Tuhan itu diibaratkan "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil." (ayat 3).
Ingin diberkati? Jangan menjadi bagian dari orang fasik, orang berdosa atau pun pencemooh!
Saturday, October 10, 2015
Friday, October 9, 2015
SEDIKIT TAPI BENAR: Itu Lebih Baik
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2015
Baca: Mazmur 37:16-26
"Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;" Mazmur 37:16
Dalam kehidupan masyarakat, umumnya orang akan menilai sesamanya dengan melihat status ekonominya, sehingga orang kaya akan lebih dihargai dan dihormati dibandingkan orang yang keadaan ekonominya biasa-biasa saja; apalagi orang yang miskin, mereka pasti tidak dianggap. Itulah dunia! Selalu menekankan pada hasil atau jumlah banyak sehingga mereka tidak peduli bagaimana mendapatkannya. Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan pintas demi mendapatkan harta kekayaan: mencari pesugihan, korupsi, berjudi, melakukan pemerasan, merampok, mencuri, bisnis narkoba, atau bahkan ada yang terjun ke dunia prostitusi.
Hidup bukan hanya soal apa yang bisa kita miliki, tapi cara untuk memperolehnya juga harus benar. Inilah yang seringkali diabaikan kebanyakan orang. "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Matius 16:26). Apalah artinya memiliki kekayaan yang berlimpah jika untuk mendapatkan itu orang harus mengorbankan harga diri, melanggar hukum dan menyimpang dari kebenaran? Tuhan mau cara yang kita lakukan untuk mendapatkan kekayaan itu benar. Ia juga menghendaki kita mau bekerja, berusaha dan berdoa (hidup dalam kebenaran), sampai kita meraih semua yang Tuhan sediakan bagi kita. Itulah sebabnya "Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;" (ayat nas).
Sedikit jika disertai kebenaran suatu saat pasti akan bertambah dan mendatangkan damai sejahtera di hati. Tetapi yang banyak tanpa disertai dengan kebenaran dan hasil dari kejahatan, maka lenyapnya pun juga akan seketika atau sesaat, tanpa manfaat, tidak mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan masalah dan malapetaka dalam hidup ini. "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." (Amsal 23:4-5).
"Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan." Amsal 15:16
Baca: Mazmur 37:16-26
"Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;" Mazmur 37:16
Dalam kehidupan masyarakat, umumnya orang akan menilai sesamanya dengan melihat status ekonominya, sehingga orang kaya akan lebih dihargai dan dihormati dibandingkan orang yang keadaan ekonominya biasa-biasa saja; apalagi orang yang miskin, mereka pasti tidak dianggap. Itulah dunia! Selalu menekankan pada hasil atau jumlah banyak sehingga mereka tidak peduli bagaimana mendapatkannya. Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan pintas demi mendapatkan harta kekayaan: mencari pesugihan, korupsi, berjudi, melakukan pemerasan, merampok, mencuri, bisnis narkoba, atau bahkan ada yang terjun ke dunia prostitusi.
Hidup bukan hanya soal apa yang bisa kita miliki, tapi cara untuk memperolehnya juga harus benar. Inilah yang seringkali diabaikan kebanyakan orang. "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?" (Matius 16:26). Apalah artinya memiliki kekayaan yang berlimpah jika untuk mendapatkan itu orang harus mengorbankan harga diri, melanggar hukum dan menyimpang dari kebenaran? Tuhan mau cara yang kita lakukan untuk mendapatkan kekayaan itu benar. Ia juga menghendaki kita mau bekerja, berusaha dan berdoa (hidup dalam kebenaran), sampai kita meraih semua yang Tuhan sediakan bagi kita. Itulah sebabnya "Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik;" (ayat nas).
Sedikit jika disertai kebenaran suatu saat pasti akan bertambah dan mendatangkan damai sejahtera di hati. Tetapi yang banyak tanpa disertai dengan kebenaran dan hasil dari kejahatan, maka lenyapnya pun juga akan seketika atau sesaat, tanpa manfaat, tidak mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan damai sejahtera dan sukacita, sebaliknya justru akan mendatangkan masalah dan malapetaka dalam hidup ini. "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." (Amsal 23:4-5).
"Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan." Amsal 15:16
Thursday, October 8, 2015
TERJEBAK TIPUAN IBLIS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2015
Baca: Mazmur 37:1-15
"jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya." Mazmur 37:7
Firman Tuhan dengan begitu gamblang memberitahukan kepada kita bahwa Iblis adalah, "...pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44b). Segala hal yang dikerjakan Iblis semata-mata bertujuan mencuri, merampas, menghancurkan, membunuh dan membinasakan. Semua yang berasal dari Iblis adalah kefasikan. Iblis menggunakan dosa yang dibalut dengan kenikmatan dan kesenangan semu, serta tawaran-tawaran 'berkat' yang tampak menggiurkan dan menyilaukan mata, tetapi di dalamnya penuh dengan jebakan yang mematikan. Iblis berusaha membelenggu manusia dan membutakan mata banyak orang dengan iming-iming duniawi.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dikerjakan Yesus, semuanya adalah positif. Ia datang ke dunia dengan tujuan mencari dan menyelamatkan orang berdosa, memindahkan mereka dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, memberikan hidup berkelimpahan kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya. Anehnya banyak orang lebih memihak Iblis dan berkompromi dengannya. Mereka termakan oleh bujuk rayu dan tipu muslihat Iblis yang menjanjikan berkat materi secara instan, padahal ujungnya menuju kepada kebinasaan. "...lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;" (Matius 7:13). Sementara sedikit orang mau mengikut jalan Tuhan, karena pikirnya untuk memperoleh berkat ada banyak sekali rambu-rambunya. "...karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:14).
Di masa-masa sulit seperti sekarang ini tidak sedikit orang percaya yang turut terprovokasi Iblis. Ketika mengalami kesesakan karena masalah, mereka berani menyalahkan Tuhan dan mulai membanding-bandingkan diri dengan orang-orang di luar Tuhan yang sepertinya hidup terberkati. Masakan kita hanya menginginkan berkat Tuhan tetapi tidak mau mengikuti aturan-Nya?
'Berkat' dari Iblis itu semu, di dalamnya terkandung jebakan mematikan!
Baca: Mazmur 37:1-15
"jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya." Mazmur 37:7
Firman Tuhan dengan begitu gamblang memberitahukan kepada kita bahwa Iblis adalah, "...pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44b). Segala hal yang dikerjakan Iblis semata-mata bertujuan mencuri, merampas, menghancurkan, membunuh dan membinasakan. Semua yang berasal dari Iblis adalah kefasikan. Iblis menggunakan dosa yang dibalut dengan kenikmatan dan kesenangan semu, serta tawaran-tawaran 'berkat' yang tampak menggiurkan dan menyilaukan mata, tetapi di dalamnya penuh dengan jebakan yang mematikan. Iblis berusaha membelenggu manusia dan membutakan mata banyak orang dengan iming-iming duniawi.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dikerjakan Yesus, semuanya adalah positif. Ia datang ke dunia dengan tujuan mencari dan menyelamatkan orang berdosa, memindahkan mereka dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, memberikan hidup berkelimpahan kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya. Anehnya banyak orang lebih memihak Iblis dan berkompromi dengannya. Mereka termakan oleh bujuk rayu dan tipu muslihat Iblis yang menjanjikan berkat materi secara instan, padahal ujungnya menuju kepada kebinasaan. "...lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;" (Matius 7:13). Sementara sedikit orang mau mengikut jalan Tuhan, karena pikirnya untuk memperoleh berkat ada banyak sekali rambu-rambunya. "...karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:14).
Di masa-masa sulit seperti sekarang ini tidak sedikit orang percaya yang turut terprovokasi Iblis. Ketika mengalami kesesakan karena masalah, mereka berani menyalahkan Tuhan dan mulai membanding-bandingkan diri dengan orang-orang di luar Tuhan yang sepertinya hidup terberkati. Masakan kita hanya menginginkan berkat Tuhan tetapi tidak mau mengikuti aturan-Nya?
'Berkat' dari Iblis itu semu, di dalamnya terkandung jebakan mematikan!
Wednesday, October 7, 2015
BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Oktober 2015
Baca: Amsal 28:20-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Orang yang kikir atau pelit pikirannya hanya terfokus kepada uang atau hartanya. "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21), sampai-sampai mereka tidak bisa nyenyak tidur dan selalu gelisah karena terus memikirkan bagaimana cara mengumpulkan uang atau harta sebanyak-banyaknya. "...kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." (Pengkotbah 5:11), tetapi susah sekali kalau harus mengeluarkan uang. Mengeluarkan uang untuk kepentingan diri sendiri saja serasa berat, apalagi mengeluarkan uang untuk berbagi dengan sesama atau membantu pekerjaan Tuhan, baginya adalah kerugian besar. Itulah ciri orang yang kikir atau pelit!
Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus memperingatkan dengan keras, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala," (Kolose 3:5). Orang kikir sama seperti orang serakah. Berhati-hatilah, Alkitab menyatakan bahwa kikir termasuk dosa penyembahan berhala, karena orang kikir menempatkan uang, materi atau harta lebih dari segala-galanya. Dengan kata lain ia memberhalakan uang atau kekayaan. "Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Korintus 6:9b-10).
Hari ini kita dihadapkan pada dua pilihan: menjadi orang kikir dan memperkaya diri sendiri tetapi tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan sorga, ataukah menjadi orang yang murah hati dan suka memberi. Murah hati sama artinya berbuat baik kepada diri sendiri (baca Amsal 11:17). Ingat, "...kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Karena itu Rasul Paulus berpesan kepada Timotius agar ia memperingatkan orang-orang kaya di dunia ini supaya berbuat baik, kaya dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi (baca 1 Timotius 6:18).
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Korintus 9:6
Baca: Amsal 28:20-28
"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." Amsal 28:27
Orang yang kikir atau pelit pikirannya hanya terfokus kepada uang atau hartanya. "...di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21), sampai-sampai mereka tidak bisa nyenyak tidur dan selalu gelisah karena terus memikirkan bagaimana cara mengumpulkan uang atau harta sebanyak-banyaknya. "...kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur." (Pengkotbah 5:11), tetapi susah sekali kalau harus mengeluarkan uang. Mengeluarkan uang untuk kepentingan diri sendiri saja serasa berat, apalagi mengeluarkan uang untuk berbagi dengan sesama atau membantu pekerjaan Tuhan, baginya adalah kerugian besar. Itulah ciri orang yang kikir atau pelit!
Kepada jemaat di Kolose rasul Paulus memperingatkan dengan keras, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala," (Kolose 3:5). Orang kikir sama seperti orang serakah. Berhati-hatilah, Alkitab menyatakan bahwa kikir termasuk dosa penyembahan berhala, karena orang kikir menempatkan uang, materi atau harta lebih dari segala-galanya. Dengan kata lain ia memberhalakan uang atau kekayaan. "Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Korintus 6:9b-10).
Hari ini kita dihadapkan pada dua pilihan: menjadi orang kikir dan memperkaya diri sendiri tetapi tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan sorga, ataukah menjadi orang yang murah hati dan suka memberi. Murah hati sama artinya berbuat baik kepada diri sendiri (baca Amsal 11:17). Ingat, "...kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Karena itu Rasul Paulus berpesan kepada Timotius agar ia memperingatkan orang-orang kaya di dunia ini supaya berbuat baik, kaya dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi (baca 1 Timotius 6:18).
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Korintus 9:6
Tuesday, October 6, 2015
BERHEMAT BUKAN BERARTI KIKIR (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Oktober 2015
Baca: Amsal 11:24-31
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Dunia mengajarkan prinsip hidup bahwa jika seseorang ingin hartanya bertambah atau kaya maka ia harus menghemat dan terus memperoleh. Prinsip berhemat itu bagus karena ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa hemat pangkal kaya. Hemat artinya kita berhati-hati dalam hal membelanjakan uang, cermat, tidak boros, tidak besar pasak daripada tiang; namun banyak orang yang karena berhasrat kuat ingin cepat kaya atau memiliki harta berlimpah menghemat begitu rupa dan cenderung menjadi orang yang sangat kikir. Mereka pun memegang prinsip adalah lebih baik menerima daripada memberi, karena dengan menerima berarti kita memperoleh pemasukan dan keuntungan, sementara kalau memberi berarti harus kehilangan sesuatu, ada yang dikorbankan dan itu merupakan sebuah kerugian besar.
Prinsip dunia itu sangat bertentangan dengan prinsip firman Tuhan yang mengajarkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Justru orang yang diberkati adalah orang yang suka memberi dan menabur harta. Ayat nas menyatakan bahwa ada yang menyebar harta tetapi justru bertambah kaya. Sementara ada orang yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan. Secara matematis orang yang menyebar harta seharusnya hartanya semakin berkurang dan lambat laun menjadi habis. Itulah sebabnya orang dunia menganggap ajaran tersebut sangat tidak masuk akal; dan menyedihkan lagi, banyak orang Kristen yang memilih untuk mengikuti prinsip dunia ini daripada apa yang Tuhan perintahkan.
Menurut 'Collins English Dictionary', cheapskate (pelit) as 'a miserly person' or "a stingy hoarder of money and possesions (often living miserably)": orang yang kikir atau pelit adalah orang yang sengsara atau menderita, penimbun uang dan harta benda; hati mereka terikat, diperhamba, dikuasai uang atau kekayaannnya. Tujuan hidupnya hanyalah mengumpulkan uang dan kekayaan, tapi mereka sendiri tidak menikmatinya karena tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang dengan apa yang ada. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). (Bersambung)
Baca: Amsal 11:24-31
"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." Amsal 11:24
Dunia mengajarkan prinsip hidup bahwa jika seseorang ingin hartanya bertambah atau kaya maka ia harus menghemat dan terus memperoleh. Prinsip berhemat itu bagus karena ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa hemat pangkal kaya. Hemat artinya kita berhati-hati dalam hal membelanjakan uang, cermat, tidak boros, tidak besar pasak daripada tiang; namun banyak orang yang karena berhasrat kuat ingin cepat kaya atau memiliki harta berlimpah menghemat begitu rupa dan cenderung menjadi orang yang sangat kikir. Mereka pun memegang prinsip adalah lebih baik menerima daripada memberi, karena dengan menerima berarti kita memperoleh pemasukan dan keuntungan, sementara kalau memberi berarti harus kehilangan sesuatu, ada yang dikorbankan dan itu merupakan sebuah kerugian besar.
Prinsip dunia itu sangat bertentangan dengan prinsip firman Tuhan yang mengajarkan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35). Justru orang yang diberkati adalah orang yang suka memberi dan menabur harta. Ayat nas menyatakan bahwa ada yang menyebar harta tetapi justru bertambah kaya. Sementara ada orang yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan. Secara matematis orang yang menyebar harta seharusnya hartanya semakin berkurang dan lambat laun menjadi habis. Itulah sebabnya orang dunia menganggap ajaran tersebut sangat tidak masuk akal; dan menyedihkan lagi, banyak orang Kristen yang memilih untuk mengikuti prinsip dunia ini daripada apa yang Tuhan perintahkan.
Menurut 'Collins English Dictionary', cheapskate (pelit) as 'a miserly person' or "a stingy hoarder of money and possesions (often living miserably)": orang yang kikir atau pelit adalah orang yang sengsara atau menderita, penimbun uang dan harta benda; hati mereka terikat, diperhamba, dikuasai uang atau kekayaannnya. Tujuan hidupnya hanyalah mengumpulkan uang dan kekayaan, tapi mereka sendiri tidak menikmatinya karena tidak pernah merasa puas, selalu merasa kurang dengan apa yang ada. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). (Bersambung)
Monday, October 5, 2015
PRIORITASKAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2015
Baca: Keluaran 36:1-7
"Tetapi orang Israel itu masih terus membawa pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi." Keluaran 36:3b
Alkitab menyatakan bahwa ketika memberikan persembahan untuk mendukung pembangunan Bait Suci orang-orang Israel membawa persembahannya tiap-tiap pagi. Kata tiap-tiap pagi menunjukkan bahwa mereka memprioritaskan Tuhan terlebih dahulu sebelum mereka melakukan aktivitas-aktivitas lain. Dengan kata lain mereka tidak memberikan dari sisa-sisa berkat yang telah diterimanya dan kemudian membawanya kepada Musa pada malam hari untuk dipersembahkan, tetapi mereka memberikannya tiap-tiap pagi. Mereka mengutamakan kepentingan rohani terlebih dahulu.
Persembahan kita akan berkenan kepada Tuhan dan menyenangkan hati-Nya apabila kita menempatkan Tuhan sebagai prioritas kita. Oleh karena itu "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10). Bila semua orang percaya menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidupnya, baik itu dalam hal waktu, tenaga, pikiran, materi atau segala yang dimilikinya, maka pekerjaan Tuhan akan semakin dahsyat, Injil akan mampu menjangkau jiwa-jiwa di belahan bumi mana pun dan hamba-hamba Tuhan dapat menjalankan tugasnya sebagai penjala jiwa secara maksimal, sehingga banyak jiwa dimenangkan dan diselamatkan, dan nama Tuhan semakin ditinggikan dan dipermuliakan.
Setiap orang yang memprioritaskan Tuhan di segala aspek kehidupannya juga akan memperoleh berkat yang berkelimpahan, bahkan mampu menjadi saluran berkat bagi orang lain. "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Persembahan yang sesuai firman Tuhan akan menciptakan berkat bukan hanya untuk kita secara pribadi, tapi juga berdampak terhadap perkembangan gereja dan pelayanan.
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33
Baca: Keluaran 36:1-7
"Tetapi orang Israel itu masih terus membawa pemberian sukarela kepada Musa tiap-tiap pagi." Keluaran 36:3b
Alkitab menyatakan bahwa ketika memberikan persembahan untuk mendukung pembangunan Bait Suci orang-orang Israel membawa persembahannya tiap-tiap pagi. Kata tiap-tiap pagi menunjukkan bahwa mereka memprioritaskan Tuhan terlebih dahulu sebelum mereka melakukan aktivitas-aktivitas lain. Dengan kata lain mereka tidak memberikan dari sisa-sisa berkat yang telah diterimanya dan kemudian membawanya kepada Musa pada malam hari untuk dipersembahkan, tetapi mereka memberikannya tiap-tiap pagi. Mereka mengutamakan kepentingan rohani terlebih dahulu.
Persembahan kita akan berkenan kepada Tuhan dan menyenangkan hati-Nya apabila kita menempatkan Tuhan sebagai prioritas kita. Oleh karena itu "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10). Bila semua orang percaya menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidupnya, baik itu dalam hal waktu, tenaga, pikiran, materi atau segala yang dimilikinya, maka pekerjaan Tuhan akan semakin dahsyat, Injil akan mampu menjangkau jiwa-jiwa di belahan bumi mana pun dan hamba-hamba Tuhan dapat menjalankan tugasnya sebagai penjala jiwa secara maksimal, sehingga banyak jiwa dimenangkan dan diselamatkan, dan nama Tuhan semakin ditinggikan dan dipermuliakan.
Setiap orang yang memprioritaskan Tuhan di segala aspek kehidupannya juga akan memperoleh berkat yang berkelimpahan, bahkan mampu menjadi saluran berkat bagi orang lain. "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Persembahan yang sesuai firman Tuhan akan menciptakan berkat bukan hanya untuk kita secara pribadi, tapi juga berdampak terhadap perkembangan gereja dan pelayanan.
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33
Sunday, October 4, 2015
PERSEMBAHAN: Apa Yang Kita Punyai
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2015
Baca: 2 Korintus 8:1-15
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." 2 Korintus 8:12
Hal memberi seringkali masih menjadi ganjalan bagi banyak orang Kristen. Ketika harus mengembalikan persepuluhan, memberi persembahan untuk mendukung pelayanan, memberi untuk sesama yang membutuhkan, seringkali kita lakukan dengan berat hati; atau mungkin ada motivasi terselubung. Terkadang pula kita tergesa-gesa memikirkan kapan Tuhan segera membalas pemberian kita itu.
Memberi haruslah menjadi bagian hidup orang percaya. Hal memberi tidaklah selalu berhubungan dengan berapa besar nilai atau jumlahnya, tetapi selalu berhubungan dengan seberapa tulus hati kita terlibat dalam pemberian itu kembali. Mari kita belajar untuk memberi tanpa mengharapkan pemberian itu kembali. Kunci persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah ketika kita memberi persembahan dengan rela hati. Selain itu, persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah jika kita memberi berdasarkan apa yang kita punyai. Ketika membawa persembahan, orang-orang Israel tidak memberikan persembahan dalam jumlah yang sama, tapi sesuai dengan kemampuan mereka. Seringkali kita menunggu sampai mempunyai uang atau harta lebih baru mau memberikan persembahan. Tetapi begitu memiliki uang lebih kita pun berubah sikap dan berpikir ulang 1000x untuk memberi, bahkan kita berani 'mencuri' milik Tuhan.
"Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:8, 10).
Tuhan tidak pernah menuntut apa yang tidak kita punyai; yang ada pada kita, sekalipun sedikit, kalau dipersembahkan kepada Tuhan dengan sukarela menyenangkan hati Tuhan!
Baca: 2 Korintus 8:1-15
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." 2 Korintus 8:12
Hal memberi seringkali masih menjadi ganjalan bagi banyak orang Kristen. Ketika harus mengembalikan persepuluhan, memberi persembahan untuk mendukung pelayanan, memberi untuk sesama yang membutuhkan, seringkali kita lakukan dengan berat hati; atau mungkin ada motivasi terselubung. Terkadang pula kita tergesa-gesa memikirkan kapan Tuhan segera membalas pemberian kita itu.
Memberi haruslah menjadi bagian hidup orang percaya. Hal memberi tidaklah selalu berhubungan dengan berapa besar nilai atau jumlahnya, tetapi selalu berhubungan dengan seberapa tulus hati kita terlibat dalam pemberian itu kembali. Mari kita belajar untuk memberi tanpa mengharapkan pemberian itu kembali. Kunci persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah ketika kita memberi persembahan dengan rela hati. Selain itu, persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah jika kita memberi berdasarkan apa yang kita punyai. Ketika membawa persembahan, orang-orang Israel tidak memberikan persembahan dalam jumlah yang sama, tapi sesuai dengan kemampuan mereka. Seringkali kita menunggu sampai mempunyai uang atau harta lebih baru mau memberikan persembahan. Tetapi begitu memiliki uang lebih kita pun berubah sikap dan berpikir ulang 1000x untuk memberi, bahkan kita berani 'mencuri' milik Tuhan.
"Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:8, 10).
Tuhan tidak pernah menuntut apa yang tidak kita punyai; yang ada pada kita, sekalipun sedikit, kalau dipersembahkan kepada Tuhan dengan sukarela menyenangkan hati Tuhan!
Saturday, October 3, 2015
CAKAP SAJA TIDAK CUKUP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2015
Baca: Keluaran 35:30-35
"Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli...yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu." Keluaran 35:35
Keahlian atau kecakapan dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketika seseorang ahli atau cakap dalam bidang tertentu maka karya yang dihasilkannya pun pasti akan berbeda dan luar biasa. Namun dalam hal melayani pekerjaan Tuhan keahlian atau kecakapan saja tidak cukup, diperlukan pula hati yang tergerak dan terbeban. Jika hanya mengandalkan keahlian atau kecakapan, seseorang cenderung akan menjadi performer, melayani sebagai sarana unjuk kebolehan, one man show. Banyak orang punya bakat atau talenta luar biasa tapi sedikit yang memiliki hati yang terbeban melayani pekerjaan Tuhan dengan sepenuh hati.
Untuk mengerjakan proyek kudus-Nya Tuhan menunjuk: "...Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu." (Keluaran 35:30-33). Arti nama Bezaleel: Tuhanlah perlindungan. Makna rohaninya: dalam menjalankan tugas pelayanan haruslah senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia. Ingat! Di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu Tuhan juga memilih: "...Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar." (Keluaran 35:34). Nama Aholiab berarti: Bapa adalah kemahku. Ini berbicara tentang persekutuan yang karib dengan Tuhan.
Pelayanan kita tidak akan berdampak bila kita sendiri tidak suka berada di dalam hadirat-Nya, bergaul karib dengan Dia. Sepadat apa pun jadwal pelayanan jangan pernah kita meninggalkan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Kepada Bezaleel dan Aholiab Tuhan memberikan keahlian di dalam hati mereka, terlebih karena mereka merespons panggilan Tuhan tersebut dengan sikap hati yang rela untuk melayani.
Karunia dan talenta plus hati yang rela adalah bekal melayani Tuhan secara maksimal.
Baca: Keluaran 35:30-35
"Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli...yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu." Keluaran 35:35
Keahlian atau kecakapan dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Ketika seseorang ahli atau cakap dalam bidang tertentu maka karya yang dihasilkannya pun pasti akan berbeda dan luar biasa. Namun dalam hal melayani pekerjaan Tuhan keahlian atau kecakapan saja tidak cukup, diperlukan pula hati yang tergerak dan terbeban. Jika hanya mengandalkan keahlian atau kecakapan, seseorang cenderung akan menjadi performer, melayani sebagai sarana unjuk kebolehan, one man show. Banyak orang punya bakat atau talenta luar biasa tapi sedikit yang memiliki hati yang terbeban melayani pekerjaan Tuhan dengan sepenuh hati.
Untuk mengerjakan proyek kudus-Nya Tuhan menunjuk: "...Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu." (Keluaran 35:30-33). Arti nama Bezaleel: Tuhanlah perlindungan. Makna rohaninya: dalam menjalankan tugas pelayanan haruslah senantiasa mengandalkan Tuhan dan melibatkan Dia. Ingat! Di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu Tuhan juga memilih: "...Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar." (Keluaran 35:34). Nama Aholiab berarti: Bapa adalah kemahku. Ini berbicara tentang persekutuan yang karib dengan Tuhan.
Pelayanan kita tidak akan berdampak bila kita sendiri tidak suka berada di dalam hadirat-Nya, bergaul karib dengan Dia. Sepadat apa pun jadwal pelayanan jangan pernah kita meninggalkan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Kepada Bezaleel dan Aholiab Tuhan memberikan keahlian di dalam hati mereka, terlebih karena mereka merespons panggilan Tuhan tersebut dengan sikap hati yang rela untuk melayani.
Karunia dan talenta plus hati yang rela adalah bekal melayani Tuhan secara maksimal.
Friday, October 2, 2015
HATI YANG TERGERAK: Mendatangkan Kelimpahan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2015
Baca: Keluaran 36:1-7
"Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu." Keluaran 36:2
Tercatat demikian: "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN." (Keluaran 35:29). Orang-orang Israel membawa persembahan dalam keadaan bebas dari tekanan atau paksaan. Mereka memberi persembahan dengan sukarela sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Persembahan itulah yang menyenangkan hati Tuhan sehingga mujizat pun terjadi, berkat terus mengalir sehingga orang-orang yang mengerjakan pembangunan Kemah Suci berkata, "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." (ayat 5). Sampai-sampai Musa harus membuat pengumuman: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus. Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih." (ayat 6-7).
Di zaman Perjanjian Baru persembahan sukarela juga di tunjukkan oleh Zakheus: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin..." (Lukas 19:8), persembahan yang tanpa direncanakan, tapi digerakkan oleh Roh Kudus. Demikian juga jemaat di Filipi, memberikan persembahan secara sukarela untuk mendukung pelayanan Paulus: "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." (Filipi 4:18). Persembahan sukarela hanya terjadi karena gerakan atau dorongan Roh Kudus atau seseorang. Sukarela adalah dasar persembahan yang diberkati Tuhan!
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Baca: Keluaran 36:1-7
"Lalu Musa memanggil Bezaleel dan Aholiab dan setiap orang yang ahli, yang dalam hatinya telah ditanam TUHAN keahlian, setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu." Keluaran 36:2
Tercatat demikian: "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN." (Keluaran 35:29). Orang-orang Israel membawa persembahan dalam keadaan bebas dari tekanan atau paksaan. Mereka memberi persembahan dengan sukarela sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Persembahan itulah yang menyenangkan hati Tuhan sehingga mujizat pun terjadi, berkat terus mengalir sehingga orang-orang yang mengerjakan pembangunan Kemah Suci berkata, "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan." (ayat 5). Sampai-sampai Musa harus membuat pengumuman: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus. Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi. Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih." (ayat 6-7).
Di zaman Perjanjian Baru persembahan sukarela juga di tunjukkan oleh Zakheus: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin..." (Lukas 19:8), persembahan yang tanpa direncanakan, tapi digerakkan oleh Roh Kudus. Demikian juga jemaat di Filipi, memberikan persembahan secara sukarela untuk mendukung pelayanan Paulus: "Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." (Filipi 4:18). Persembahan sukarela hanya terjadi karena gerakan atau dorongan Roh Kudus atau seseorang. Sukarela adalah dasar persembahan yang diberkati Tuhan!
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Thursday, October 1, 2015
HATI YANG TERGERAK: Persembahan Berkenan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Oktober 2015
Baca: Keluaran 35:4-29
"Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN:" Keluaran 35:5
Sebagaimana disampaikan Musa kepada umat Israel, persembahan yang berkenan di hati Tuhan bukanlah dilihat dari nominalnya, melainkan yang keluar dari hati yang tergerak, dilakukan dengan sukarela, bukan dalam keadaan terpaksa atau berat hati. Terpaksa adalah berbuat di luar kemauan sendiri karena terdesak oleh keadaan atau pihak lain. Rasul Paulus juga menegaskan, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2 Korintus 9:7).
Setelah mendengar nasihat Musa itu setiap orang tergerak hatinya untuk mempersembahkan barang-barang yang dimilikinya untuk mendukung pekerjaan Tuhan, dalam rangka pembangunan Kemah Suci. "Lalu pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa. Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu." (Keluaran 35:20-21). Musa tidak memanggil semua orang untuk memberikan persembahan, tetapi hanya mereka yang tergerak hatinya saja. Mengapa? Karena untuk melakukan pekerjaan Tuhan atau melayani Dia diperlukan hati yang rela terbeban, bukan karena terpaksa. Adapun persembahan kepada Tuhan itu tidak terbatas pada materi atau uang saja, namun termasuk melayani atau mengerjakan sesuatu untuk Tuhan dengan mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran dan seluruh keberadaan hidup kita, "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1).
Tuhan tidak melihat seberapa besar persembahan materi atau seberapa hebat seseorang mengerjakan sesuatu untuk Tuhan, tetapi yang Dia cari dan inginkan dari umat-Nya adalah hati yang tergerak. Itulah persembahan yang harum di hadapan Tuhan.
Hati yang tergerak dan penuh kerelaan adalah kunci memberi persembahan bagi Tuhan!
Baca: Keluaran 35:4-29
"Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN:" Keluaran 35:5
Sebagaimana disampaikan Musa kepada umat Israel, persembahan yang berkenan di hati Tuhan bukanlah dilihat dari nominalnya, melainkan yang keluar dari hati yang tergerak, dilakukan dengan sukarela, bukan dalam keadaan terpaksa atau berat hati. Terpaksa adalah berbuat di luar kemauan sendiri karena terdesak oleh keadaan atau pihak lain. Rasul Paulus juga menegaskan, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2 Korintus 9:7).
Setelah mendengar nasihat Musa itu setiap orang tergerak hatinya untuk mempersembahkan barang-barang yang dimilikinya untuk mendukung pekerjaan Tuhan, dalam rangka pembangunan Kemah Suci. "Lalu pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa. Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu." (Keluaran 35:20-21). Musa tidak memanggil semua orang untuk memberikan persembahan, tetapi hanya mereka yang tergerak hatinya saja. Mengapa? Karena untuk melakukan pekerjaan Tuhan atau melayani Dia diperlukan hati yang rela terbeban, bukan karena terpaksa. Adapun persembahan kepada Tuhan itu tidak terbatas pada materi atau uang saja, namun termasuk melayani atau mengerjakan sesuatu untuk Tuhan dengan mempersembahkan waktu, tenaga, pikiran dan seluruh keberadaan hidup kita, "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1).
Tuhan tidak melihat seberapa besar persembahan materi atau seberapa hebat seseorang mengerjakan sesuatu untuk Tuhan, tetapi yang Dia cari dan inginkan dari umat-Nya adalah hati yang tergerak. Itulah persembahan yang harum di hadapan Tuhan.
Hati yang tergerak dan penuh kerelaan adalah kunci memberi persembahan bagi Tuhan!
Wednesday, September 30, 2015
TUHAN TIDAK PERNAH INGKAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 September 2015
Baca: Ulangan 7:1-20
"tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,..." Ulangan 7:8
Bangsa Israel adalah bangsa Allah. Ini dinyatakan dalam Alkitab, "Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya." (Ulangan 7:6). Mereka menjadi umat pilihan-Nya sampai kesudahan jaman dan sampai Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka. Meskipun Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka. Meskipun mereka berulang kali tidak taat kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya. Tuhan yang penuh kasih tidak pernah melupakan Israel, seperti ibu tidak pernah melupakan anaknya.
Dari sejak permulaan waktu, Tuhan Allah memisahkan suatu umat yang akan mengasihi, melayani dan menaati-Nya; dan Dia membuat sebuah janji kepada umat-Nya, suatu perjanjian yang kekal yang akan berlaku turun-temurun. Dia berjanji pada Abraham, "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu." (Kejadian 17:7).
Allah kita adalah Allah yang setia. Dia tidak pernah mengingkari perjanjian dengan Israel atau meninggalkan orang-orang pilihan-Nya. Bahkan ketika umat Israel berpaling meninggalkan Tuhan dan berulang kali tidak taat Dia tidak memusnahkan mereka hingga habis. Tetapi, tentu saja mereka dihukum dan Alkitab berkata Dia 'menyembunyikan' wajah-Nya dari umat-Nya karena dosa-dosa mereka. Namun meskipun Tuhan menghukum mereka Dia tidak meninggalkan mereka. "Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu." (Yesaya 54:7-8).
"tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini." Ulangan 10:15
Baca: Ulangan 7:1-20
"tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,..." Ulangan 7:8
Bangsa Israel adalah bangsa Allah. Ini dinyatakan dalam Alkitab, "Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya." (Ulangan 7:6). Mereka menjadi umat pilihan-Nya sampai kesudahan jaman dan sampai Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka. Meskipun Dia menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya bagi mereka. Meskipun mereka berulang kali tidak taat kepada Tuhan, Tuhan tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya. Tuhan yang penuh kasih tidak pernah melupakan Israel, seperti ibu tidak pernah melupakan anaknya.
Dari sejak permulaan waktu, Tuhan Allah memisahkan suatu umat yang akan mengasihi, melayani dan menaati-Nya; dan Dia membuat sebuah janji kepada umat-Nya, suatu perjanjian yang kekal yang akan berlaku turun-temurun. Dia berjanji pada Abraham, "Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu." (Kejadian 17:7).
Allah kita adalah Allah yang setia. Dia tidak pernah mengingkari perjanjian dengan Israel atau meninggalkan orang-orang pilihan-Nya. Bahkan ketika umat Israel berpaling meninggalkan Tuhan dan berulang kali tidak taat Dia tidak memusnahkan mereka hingga habis. Tetapi, tentu saja mereka dihukum dan Alkitab berkata Dia 'menyembunyikan' wajah-Nya dari umat-Nya karena dosa-dosa mereka. Namun meskipun Tuhan menghukum mereka Dia tidak meninggalkan mereka. "Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu." (Yesaya 54:7-8).
"tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini." Ulangan 10:15
Tuesday, September 29, 2015
ALLAH TELAH MEMILIH YANG MISKIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 September 2015
Baca: Yakobus 2:1-13
"...Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" Yakobus 2:5
Tujuan dan upah dari kemiskinan yang sementara adalah kekayaan surgawi. Allah yang penuh kasih tidak pernah menginginkan masalah dan kemiskinan tanpa jalan keluar. Tujuannya adalah bahwa semua tekanan harus membuat kita semakin besar, dan semua kemiskinan membuat kita kaya. Rencana-Nya untuk umat-Nya bukanlah kesesakan yang terus-menerus dan kemiskinan yang permanen. Semuanya ini bukanlah tujuan akhir tetapi sarana menuju akhir.
Ada banyak yang tidak kita pahami dalam pewahyuan Yohanes tentang Yerusalem baru, tetapi kita melihat suatu kota dengan kekayaan yang tak terbatas. Yohanes berkata, "Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening." (Wahyu 21:18, 19, 21). Namun tidak sepotong emas pun dalam kota itu yang tidak dimurnikan lewat dapur perapian kesusahan, tak ada satu pun batu berharga yang melewati api, dan tak ada satu pun mutiara yang tak lahir dari penderitaan. Oleh karenanya adalah benar untuk menjadi kaya dalam iman. Tuhan berkata, "maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." (Wahyu 3:18).
Rendahkan diri di hadapan Allah, dan jangan berkata, "Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang," (Wahyu 3:17).
DIA yang berasal dari hadirat Allah adalah kaya, tetapi tidak menyadari kekayaan-Nya.
Baca: Yakobus 2:1-13
"...Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" Yakobus 2:5
Tujuan dan upah dari kemiskinan yang sementara adalah kekayaan surgawi. Allah yang penuh kasih tidak pernah menginginkan masalah dan kemiskinan tanpa jalan keluar. Tujuannya adalah bahwa semua tekanan harus membuat kita semakin besar, dan semua kemiskinan membuat kita kaya. Rencana-Nya untuk umat-Nya bukanlah kesesakan yang terus-menerus dan kemiskinan yang permanen. Semuanya ini bukanlah tujuan akhir tetapi sarana menuju akhir.
Ada banyak yang tidak kita pahami dalam pewahyuan Yohanes tentang Yerusalem baru, tetapi kita melihat suatu kota dengan kekayaan yang tak terbatas. Yohanes berkata, "Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening." (Wahyu 21:18, 19, 21). Namun tidak sepotong emas pun dalam kota itu yang tidak dimurnikan lewat dapur perapian kesusahan, tak ada satu pun batu berharga yang melewati api, dan tak ada satu pun mutiara yang tak lahir dari penderitaan. Oleh karenanya adalah benar untuk menjadi kaya dalam iman. Tuhan berkata, "maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." (Wahyu 3:18).
Rendahkan diri di hadapan Allah, dan jangan berkata, "Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang," (Wahyu 3:17).
DIA yang berasal dari hadirat Allah adalah kaya, tetapi tidak menyadari kekayaan-Nya.
Monday, September 28, 2015
JANGAN MEMILIKI KONSEP YANG SALAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 September 2015
Baca: Ibrani 12:1-17
"...tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." Ibrani 12:10
Allah adalah kasih. Tetapi banyak orang menyia-nyiakan kasih Allah dengan tidak hidup dalam kekudusan. Mereka berkata, "Meskipun aku hidup tidak kudus, Allah tidak mendisiplinkan aku karena kasih-Nya yang tak berubah." Ini adalah pemikiran bodoh.
Ada banyak orang Kristen yang mencintai dosa dan suatu fakta bahwa mereka hidup bahagia tanpa ada masalah dalam hidup mereka. Jika mereka adalah orang Kristen dan terus berdosa sepanjang waktu, tetapi Tuhan tidak menghajar mereka, itu berarti Tuhan tidak menganggap mereka sebagai anak-anak-Nya. Tuhan menghajar yang dikasihi-Nya, dan menghukum setiap orang yang diterima-Nya sebagai anak-Nya. Jangan pernah memiliki konsep yang salah! Beberapa orang berkata, "Tuhan begitu mengasihiku, meski aku berdosa Dia tidak pernah menegurku." Itu pemikiran yang dipengaruhi Iblis. Jika ada yang salah dalam hati kita Roh Kudus akan berbicara kepada hati kita mengingatkan, "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibrani 12:7-8). Ada orang-orang tidak menyadari berjalan di jalan yang salah. Karena mereka tidak menyadari, mereka tidak bertobat dan menyesal. Kecuali kita mengakui dosa kita maka Tuhan tidak akan mengampuni kita. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9).
Berbahagialah orang yang dihajar Allah dan Dia tidak akan menolak umat-Nya. Rasul Paulus berkata, "...karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka." (2 Tesalonika 2:10). Jika Anda telah berdosa pulanglah kembali ke Bapamu dan berkatalah. "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa." (Lukas 15:21). Bapa tidak akan menolak Anda.
Begitu besar kasih Allah sehingga Dia selalu rindu anak-anak-Nya hidup berbahagia dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka.
Baca: Ibrani 12:1-17
"...tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." Ibrani 12:10
Allah adalah kasih. Tetapi banyak orang menyia-nyiakan kasih Allah dengan tidak hidup dalam kekudusan. Mereka berkata, "Meskipun aku hidup tidak kudus, Allah tidak mendisiplinkan aku karena kasih-Nya yang tak berubah." Ini adalah pemikiran bodoh.
Ada banyak orang Kristen yang mencintai dosa dan suatu fakta bahwa mereka hidup bahagia tanpa ada masalah dalam hidup mereka. Jika mereka adalah orang Kristen dan terus berdosa sepanjang waktu, tetapi Tuhan tidak menghajar mereka, itu berarti Tuhan tidak menganggap mereka sebagai anak-anak-Nya. Tuhan menghajar yang dikasihi-Nya, dan menghukum setiap orang yang diterima-Nya sebagai anak-Nya. Jangan pernah memiliki konsep yang salah! Beberapa orang berkata, "Tuhan begitu mengasihiku, meski aku berdosa Dia tidak pernah menegurku." Itu pemikiran yang dipengaruhi Iblis. Jika ada yang salah dalam hati kita Roh Kudus akan berbicara kepada hati kita mengingatkan, "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibrani 12:7-8). Ada orang-orang tidak menyadari berjalan di jalan yang salah. Karena mereka tidak menyadari, mereka tidak bertobat dan menyesal. Kecuali kita mengakui dosa kita maka Tuhan tidak akan mengampuni kita. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9).
Berbahagialah orang yang dihajar Allah dan Dia tidak akan menolak umat-Nya. Rasul Paulus berkata, "...karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka." (2 Tesalonika 2:10). Jika Anda telah berdosa pulanglah kembali ke Bapamu dan berkatalah. "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa." (Lukas 15:21). Bapa tidak akan menolak Anda.
Begitu besar kasih Allah sehingga Dia selalu rindu anak-anak-Nya hidup berbahagia dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka.
Sunday, September 27, 2015
JANGAN SIA-SIAKAN KASIH ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 September 2015
Baca: 2 Korintus 6:1-10
"Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." 2 Korintus 6:2a
Mungkin ada beberapa orang pembaca renungan ini pada hari ini yang belum diselamatkan. Jika Roh Kudus berbicara kepada hati Anda, jangan keraskan hati; dan jika Anda sudah begitu jauh dari Tuhan atau murtad, kembalilah pulang ke 'Bapa' seperti anak hilang dan katakan, "Ampuni aku Bapa, aku telah berdosa kepada-Mu. Terimalah aku sebagai anak-Mu." Tuhan berkata, "'Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.' Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2). Yesus telah membuka pintu keselamatan bagi Anda. Ketika masih ada perkenanan di hari keselamatan jangan melecehkan pintu kemurahan dan anugerah Allah. Akan datang hari ketika pintu ditutup, dan Anda akan menyesal tanpa akhir.
Undanglah Roh Kudus memimpin Anda masuk melalui pintu yang dibukakan Yesus. Yesus adalah pintu seperti yang dikatakan-Nya, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput." (Yohanes 10:9). Banyak orang mengabaikan jalan keselamatan. Mereka mencoba jalan mereka sendiri yang akan menyelamatkan mereka menurut pendapat mereka. Alkitab berkata, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Orang murtad berpikir bahwa jalan yang dijalaninya benar; dia tidak berjalan menurut nasihat orang benar. "Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya." (Amsal 14:14).
Raja Daud mengetahui dengan baik bagaimana menghabiskan waktu yang berharga dengan mencari Tuhan. Doanya, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!" (Mazmur 69:13).
Sangatlah penting untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat untuk mendapatkan hidup yang kekal.
Baca: 2 Korintus 6:1-10
"Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." 2 Korintus 6:2a
Mungkin ada beberapa orang pembaca renungan ini pada hari ini yang belum diselamatkan. Jika Roh Kudus berbicara kepada hati Anda, jangan keraskan hati; dan jika Anda sudah begitu jauh dari Tuhan atau murtad, kembalilah pulang ke 'Bapa' seperti anak hilang dan katakan, "Ampuni aku Bapa, aku telah berdosa kepada-Mu. Terimalah aku sebagai anak-Mu." Tuhan berkata, "'Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.' Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2). Yesus telah membuka pintu keselamatan bagi Anda. Ketika masih ada perkenanan di hari keselamatan jangan melecehkan pintu kemurahan dan anugerah Allah. Akan datang hari ketika pintu ditutup, dan Anda akan menyesal tanpa akhir.
Undanglah Roh Kudus memimpin Anda masuk melalui pintu yang dibukakan Yesus. Yesus adalah pintu seperti yang dikatakan-Nya, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput." (Yohanes 10:9). Banyak orang mengabaikan jalan keselamatan. Mereka mencoba jalan mereka sendiri yang akan menyelamatkan mereka menurut pendapat mereka. Alkitab berkata, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Orang murtad berpikir bahwa jalan yang dijalaninya benar; dia tidak berjalan menurut nasihat orang benar. "Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya." (Amsal 14:14).
Raja Daud mengetahui dengan baik bagaimana menghabiskan waktu yang berharga dengan mencari Tuhan. Doanya, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!" (Mazmur 69:13).
Sangatlah penting untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat untuk mendapatkan hidup yang kekal.
Saturday, September 26, 2015
PENGAKUAN KITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 September 2015
Baca: Ibrani 4:14-16
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Ibrani 4:14
Ada beberapa macam pengakuan dalam Perjanjian Baru: (1) Pengakuan yang berkaitan dengan orang Yahudi. Allah menuntut umat perjanjian-Nya mengakui dosa mereka supaya ada pengampunan. "Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan." (Matius 3:5-6). (2) Pengakuan orang berdosa hari ini. Yesus berkata bahwa orang berdosa akan diinsyafkan oleh Roh Kudus untuk satu dosa: "...karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;" (Yohanes 16:9). Jika orang berdosa membuat pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, ia akan diselamatkan. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10).
Ada 2 bentuk pengakuan yang dibuat orang percaya: pengakuan dosa dan pengakuan iman sebagai orang percaya. Pengakuan dosa dibuat ketika keluar dari persekutuan dengan Tuhan. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Apa pengakuan iman kita dalam Firman, dalam Kristus dan dalam Allah Bapa? "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Pengakuan iman kita ialah Yesus Kristus adalah Anak Allah.
Kesaksian adalah bagian dari pengakuan. Bersaksi tentang apa yang dilakukann Iblis berarti mengijinkan Iblis menguasai kita. Ini bertentangan dengan firman tentang mengakui Yesus yang memerintah dan menjadi Tuhan atas hidup kita. Ketika kita menghadapi saat yang buruk, jangan terus membicarakannya.
Ketika kita berbicara tentang Allah dan Firman-Nya dan tentang apa yang dilakukan-Nya dalam hidup kita, kemenangan pasti datang.
Baca: Ibrani 4:14-16
"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Ibrani 4:14
Ada beberapa macam pengakuan dalam Perjanjian Baru: (1) Pengakuan yang berkaitan dengan orang Yahudi. Allah menuntut umat perjanjian-Nya mengakui dosa mereka supaya ada pengampunan. "Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan." (Matius 3:5-6). (2) Pengakuan orang berdosa hari ini. Yesus berkata bahwa orang berdosa akan diinsyafkan oleh Roh Kudus untuk satu dosa: "...karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;" (Yohanes 16:9). Jika orang berdosa membuat pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, ia akan diselamatkan. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10).
Ada 2 bentuk pengakuan yang dibuat orang percaya: pengakuan dosa dan pengakuan iman sebagai orang percaya. Pengakuan dosa dibuat ketika keluar dari persekutuan dengan Tuhan. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Apa pengakuan iman kita dalam Firman, dalam Kristus dan dalam Allah Bapa? "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Pengakuan iman kita ialah Yesus Kristus adalah Anak Allah.
Kesaksian adalah bagian dari pengakuan. Bersaksi tentang apa yang dilakukann Iblis berarti mengijinkan Iblis menguasai kita. Ini bertentangan dengan firman tentang mengakui Yesus yang memerintah dan menjadi Tuhan atas hidup kita. Ketika kita menghadapi saat yang buruk, jangan terus membicarakannya.
Ketika kita berbicara tentang Allah dan Firman-Nya dan tentang apa yang dilakukan-Nya dalam hidup kita, kemenangan pasti datang.
Friday, September 25, 2015
DAMAI SEJAHTERA ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2015
Baca: Filipi 4:1-9
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Filipi 4:7
Ketika berada di dunia Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27). Damai sejahtera Tuhan bukan sekedar salah satu bentuk damai yang dia anugerahkan. Itu adalah damai Tuhan sendiri, damai yang ada dalam pribadi-Nya, yang tidak bisa diganggu apa pun.
Ketika Tuhan menciptakan malaikat, -- dan ketika pemberontakan pecah di antara mereka dengan efek yang berpengaruh luas dalam alam semesta, bahkan kekacauan begitu kelam seperti itu dapat mengusik Dia, -- Dia terus mewujudkan kerinduan hati-Nya memperbaiki kerusakan yang terjadi pada dunia dan menciptakan tatanan makhluk yang lain yaitu manusia. Tetapi kemudian manusia juga jatuh. Namun damai Tuhan tetap tak terusik. Kita mungkin menyangka bahwa Dia akan segera bertindak memperbaiki kerusakan sehingga langsung menjadi baik; tetapi tidak demikian. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Allah dapat menunggu 'kegenapan waktu' sebelum mengutus anak-Nya memulihkan apa yang hilang. Penantian ribuan tahun tidak membuat ketegangan dalam damai sejahtera-Nya.
Allah menjanjikan damai dengan kualitas seperti ini untuk menjaga hati dan pikiran mereka yang memenuhi persyaratan-Nya, yang menyerahkan segalanya kepada-Nya dalam doa. Inilah nyanyian pujian orang percaya: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal." (Yesaya 26:3-4). "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
"Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman." Yesaya 32:18
Baca: Filipi 4:1-9
"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Filipi 4:7
Ketika berada di dunia Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27). Damai sejahtera Tuhan bukan sekedar salah satu bentuk damai yang dia anugerahkan. Itu adalah damai Tuhan sendiri, damai yang ada dalam pribadi-Nya, yang tidak bisa diganggu apa pun.
Ketika Tuhan menciptakan malaikat, -- dan ketika pemberontakan pecah di antara mereka dengan efek yang berpengaruh luas dalam alam semesta, bahkan kekacauan begitu kelam seperti itu dapat mengusik Dia, -- Dia terus mewujudkan kerinduan hati-Nya memperbaiki kerusakan yang terjadi pada dunia dan menciptakan tatanan makhluk yang lain yaitu manusia. Tetapi kemudian manusia juga jatuh. Namun damai Tuhan tetap tak terusik. Kita mungkin menyangka bahwa Dia akan segera bertindak memperbaiki kerusakan sehingga langsung menjadi baik; tetapi tidak demikian. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Allah dapat menunggu 'kegenapan waktu' sebelum mengutus anak-Nya memulihkan apa yang hilang. Penantian ribuan tahun tidak membuat ketegangan dalam damai sejahtera-Nya.
Allah menjanjikan damai dengan kualitas seperti ini untuk menjaga hati dan pikiran mereka yang memenuhi persyaratan-Nya, yang menyerahkan segalanya kepada-Nya dalam doa. Inilah nyanyian pujian orang percaya: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal." (Yesaya 26:3-4). "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
"Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman." Yesaya 32:18
Thursday, September 24, 2015
KUASA KEBANGKITAN KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2015
Baca: 2 Korintus 4:1-15
"Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya." 2 Korintus 4:14
Saatnya untuk menyadari siapa kita dan apa yang sedang dilakukan Tuhan di dalam kita. Tetapi untuk mendapatkan pengetahuan sejati akan hal itu kita harus pertama-tama mengetahui siapa Yesus sebenarnya, dan apa yang Dia telah lakukan bagi kita.
Ketika rasul Paulus duduk dalam penjara Roma dia berseru dengan sungguh-sungguh, "Aku ingin mengenal Kristus!" Manusia tidak akan pernah bisa mempelajari apa yang mereka ketahui tentang Yesus dari buku-buku sejarah. Betapa bodohnya pikiran jasmani! Pengenalan yang benar akan Kristus hanya datang dari Roh yang menghidupkan ayat-ayat Alkitab untuk hati-hati yang lapar. Banyak orang menghabiskan banyak waktu dalam debat filosofi tentang pribadi Allah. Kebanyakan dari debat ini hanya karena mereka haus akan pengetahuan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Roh Allah menyingkapkan kebenaran-kebenaran ini kepada para rasul dan nabi yang memberikan pada kita ayat-ayat tertulis. Pertanyaan terpenting yang sekarang terjawab adalah, "Siapakah Yesus? Mengapa Dia datang ke dunia dan apa yang telah Dia selesaikan?" Jawabnya sangat sederhana: "Dia mati di kayu salib dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dari dosa." Alkitab berkata, "dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Kolose 1:20-22).
Anda harus mulai memfokuskan mata pada Yesus dan harus terus beriman, teguh dan kuat, tidak bergeser dari pengharapan yang terdapat dalam Injil. Ketika Anda telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jangan pernah meninggalkan-Nya.
Biarlah Yesus menjadi Raja dalam hidup Anda karena Ia telah mengorbankan diri-Nya sampai mati demi kebaikan Anda.
Baca: 2 Korintus 4:1-15
"Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya." 2 Korintus 4:14
Saatnya untuk menyadari siapa kita dan apa yang sedang dilakukan Tuhan di dalam kita. Tetapi untuk mendapatkan pengetahuan sejati akan hal itu kita harus pertama-tama mengetahui siapa Yesus sebenarnya, dan apa yang Dia telah lakukan bagi kita.
Ketika rasul Paulus duduk dalam penjara Roma dia berseru dengan sungguh-sungguh, "Aku ingin mengenal Kristus!" Manusia tidak akan pernah bisa mempelajari apa yang mereka ketahui tentang Yesus dari buku-buku sejarah. Betapa bodohnya pikiran jasmani! Pengenalan yang benar akan Kristus hanya datang dari Roh yang menghidupkan ayat-ayat Alkitab untuk hati-hati yang lapar. Banyak orang menghabiskan banyak waktu dalam debat filosofi tentang pribadi Allah. Kebanyakan dari debat ini hanya karena mereka haus akan pengetahuan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Roh Allah menyingkapkan kebenaran-kebenaran ini kepada para rasul dan nabi yang memberikan pada kita ayat-ayat tertulis. Pertanyaan terpenting yang sekarang terjawab adalah, "Siapakah Yesus? Mengapa Dia datang ke dunia dan apa yang telah Dia selesaikan?" Jawabnya sangat sederhana: "Dia mati di kayu salib dan mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dari dosa." Alkitab berkata, "dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Kolose 1:20-22).
Anda harus mulai memfokuskan mata pada Yesus dan harus terus beriman, teguh dan kuat, tidak bergeser dari pengharapan yang terdapat dalam Injil. Ketika Anda telah menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, jangan pernah meninggalkan-Nya.
Biarlah Yesus menjadi Raja dalam hidup Anda karena Ia telah mengorbankan diri-Nya sampai mati demi kebaikan Anda.
Wednesday, September 23, 2015
ROH MANUSIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 September 2015
Baca: Ayub 32:1-22
"Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian." Ayub 32:8
Keindahan seorang Kristen harus keluar dari bagian yang terdalam. Maka tak seharusnya kita bermegah dengan apa yang dilihat lebih dari apa yang di dalam hati. Yesus berkata pada kita, "Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil." (Yohanes 7:24).
Roh kita merupakan bagian terpenting dari diri kita karena roh kita adalah manusia yang sebenarnya di dalam kita. Karena Allah adalah Roh, kita juga makhluk roh. Mengapa? Karena kita diciptakan menurut gambar dan citra Allah (Kejadian 1:26). Kita adalah roh yang memiliki jiwa, dan kita hidup dalam tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah. Roh, jiwa, dan tubuh harus dijaga tidak bercacat cela seperti yang dikatakan ayat Alkitab: "...semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23).
Karena mungkin bagi kita untuk mengembangkan tubuh kita, maka juga tidak mustahil untuk mengembangkan pikiran sekaligus roh kita. Pikiran adalah bagian dari jiwa kita. Satu-satunya cara untuk mengembangkan roh kita adalah dengan Firman Allah. Tuhan Yesus berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat berkembang secara fisik tanpa makan, maka orang juga tidak dapat berkembang rohnya tanpa makanan rohani. Dalam hal ini makanan rohani adalah Firman Allah.
Sesungguhnya ada kelaparan secara rohani dalam hati setiap manusia di dunia. Kelaparan rohani di dalam diri setiap manusia di dunia adalah untuk didamaikan dengan Sang Pencipta - Allah - dan bersekutu dengan Dia. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa kelaparan di hatinya adalah untuk memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Seringkali kelaparan hati tersebut mendorongnya pada hal-hal duniawi yang buruk untuk memuaskan 'jeritan hati' di dalam dirinya.
Kelaparan akan kasih Allah tidak bisa dipuaskan dengan keduniawian dan hal-hal materi.
Baca: Ayub 32:1-22
"Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian." Ayub 32:8
Keindahan seorang Kristen harus keluar dari bagian yang terdalam. Maka tak seharusnya kita bermegah dengan apa yang dilihat lebih dari apa yang di dalam hati. Yesus berkata pada kita, "Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil." (Yohanes 7:24).
Roh kita merupakan bagian terpenting dari diri kita karena roh kita adalah manusia yang sebenarnya di dalam kita. Karena Allah adalah Roh, kita juga makhluk roh. Mengapa? Karena kita diciptakan menurut gambar dan citra Allah (Kejadian 1:26). Kita adalah roh yang memiliki jiwa, dan kita hidup dalam tubuh jasmani yang dapat dilihat dan dijamah. Roh, jiwa, dan tubuh harus dijaga tidak bercacat cela seperti yang dikatakan ayat Alkitab: "...semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23).
Karena mungkin bagi kita untuk mengembangkan tubuh kita, maka juga tidak mustahil untuk mengembangkan pikiran sekaligus roh kita. Pikiran adalah bagian dari jiwa kita. Satu-satunya cara untuk mengembangkan roh kita adalah dengan Firman Allah. Tuhan Yesus berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat berkembang secara fisik tanpa makan, maka orang juga tidak dapat berkembang rohnya tanpa makanan rohani. Dalam hal ini makanan rohani adalah Firman Allah.
Sesungguhnya ada kelaparan secara rohani dalam hati setiap manusia di dunia. Kelaparan rohani di dalam diri setiap manusia di dunia adalah untuk didamaikan dengan Sang Pencipta - Allah - dan bersekutu dengan Dia. Tetapi manusia tidak menyadari bahwa kelaparan di hatinya adalah untuk memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Seringkali kelaparan hati tersebut mendorongnya pada hal-hal duniawi yang buruk untuk memuaskan 'jeritan hati' di dalam dirinya.
Kelaparan akan kasih Allah tidak bisa dipuaskan dengan keduniawian dan hal-hal materi.
Tuesday, September 22, 2015
HIDUP MELALUI KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 September 2015
Baca: Yohanes 5:19-30
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Yohanes 5:24
Kristus satu-satunya jalan pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Ketika seseorang menerima Kristus ia menerima hidup kekal. Orang yang telah dipulihkan hubungannya dengan Tuhan dipulihkan persekutuannya dengan Dia. Yesus berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). "...tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yohanes 3:36).
Allah adalah Roh, maka kita tidak berkomunikasi dengan-Nya menggunakan indera jasmani atau pikiran kita. Roh manusia dapat berkomunikasi dengan Allah dan mengalami realita tertinggi. Cara menemukan realita ini adalah melalui kelahiran baru. Tuhan menyatakan pada Nikodemus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Ayat berikut memperjelas kelahiran baru: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." (2 Korintus 5:17-19).
Jika Anda menerima Kristus sebagai Juruselamat maka roh Anda dilahirkan kembali dan Anda tidak lagi orang yang sama. Anda ciptaan baru! Kemudian Anda harus bertumbuh secara rohani dan mengembangkan roh Anda seperti Anda bertumbuh dan berkembang secara alamiah dalam pikiran dan tubuh Anda. Anda harus mengembangkan roh dengan firman Tuhan, bukan dengan kesenangan dunia. Beri makan roh Anda dengan firman Allah. Tetapi firman tidak akan berarti jika Anda tidak merenungkannya.
Tuhan mau memenuhi hati kita dengan firman Allah.
Baca: Yohanes 5:19-30
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Yohanes 5:24
Kristus satu-satunya jalan pemulihan hubungan manusia dengan Allah. Ketika seseorang menerima Kristus ia menerima hidup kekal. Orang yang telah dipulihkan hubungannya dengan Tuhan dipulihkan persekutuannya dengan Dia. Yesus berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). "...tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yohanes 3:36).
Allah adalah Roh, maka kita tidak berkomunikasi dengan-Nya menggunakan indera jasmani atau pikiran kita. Roh manusia dapat berkomunikasi dengan Allah dan mengalami realita tertinggi. Cara menemukan realita ini adalah melalui kelahiran baru. Tuhan menyatakan pada Nikodemus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Ayat berikut memperjelas kelahiran baru: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." (2 Korintus 5:17-19).
Jika Anda menerima Kristus sebagai Juruselamat maka roh Anda dilahirkan kembali dan Anda tidak lagi orang yang sama. Anda ciptaan baru! Kemudian Anda harus bertumbuh secara rohani dan mengembangkan roh Anda seperti Anda bertumbuh dan berkembang secara alamiah dalam pikiran dan tubuh Anda. Anda harus mengembangkan roh dengan firman Tuhan, bukan dengan kesenangan dunia. Beri makan roh Anda dengan firman Allah. Tetapi firman tidak akan berarti jika Anda tidak merenungkannya.
Tuhan mau memenuhi hati kita dengan firman Allah.
Monday, September 21, 2015
MENEMUKAN DAMAI MELALUI KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 September 2015
Baca: Roma 5:1-11
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Roma 5:1
Jutaan orang di dunia selalu mencari damai sejahtera tetapi tidak bisa memperolehnya. Semakin mendekat ke damai itu (yang hanya ditemukan dalam Kristus Yesus), semakin setan menarik mereka menjauh. Setan membutakan mereka dengan berbagai doktrin teoritis yang dibuat manusia. Tetapi puji Tuhan untuk kasih-Nya, kita, orang-orang Kristen, menemukan damai sejahtera melalui Yesus Kristus.
Hari-hari ini dunia masih mencari suatu kedamaian. Seolah-olah dunia sedang berlari menuju ke suatu kondisi yang lebih baik dalam setiap aspek yang menyangkut kedamaian. Tetapi sebenarnya manusia tidak tahu bahwa jalan untuk menerima damai sejati (yang sesungguhnya telah Allah berikan kepada mereka) adalah melalui anak-Nya. Paulus berkata, "dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." (Roma 3:17-18).
Kita harus berusaha untuk suatu kedamaian. Tetapi Tuhan berkata, "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." (Matius 24:6-7). Manusia tidak bisa menciptakan kedamaian dengan usaha sendiri. Damai sejahtera dapat dialami hanya ketika kita menerima pengampunan Allah dan dipulihkannya hubungan kita dengan Dia melalui darah Kristus. Dengan cara ini kita dapat memiliki hubungan harmonis dengan Allah Bapa kita. Tanpa pencurahan darah Kristus di kayu salib tidak akan ada damai Tuhan, dan hanya dengan iman kita menerima Yesus. Kita dibenarkan oleh Allah dan ketika Kristus masuk dalam hati, kita dimerdekakan dari rasa berdosa yang menghantui kita.
Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:23-24).
Kita sekarang memiliki damai sejahtera dalam hati kita sehingga kita dapat dengan bebas tanpa rasa takut datang kepada Bapa kita.
Baca: Roma 5:1-11
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Roma 5:1
Jutaan orang di dunia selalu mencari damai sejahtera tetapi tidak bisa memperolehnya. Semakin mendekat ke damai itu (yang hanya ditemukan dalam Kristus Yesus), semakin setan menarik mereka menjauh. Setan membutakan mereka dengan berbagai doktrin teoritis yang dibuat manusia. Tetapi puji Tuhan untuk kasih-Nya, kita, orang-orang Kristen, menemukan damai sejahtera melalui Yesus Kristus.
Hari-hari ini dunia masih mencari suatu kedamaian. Seolah-olah dunia sedang berlari menuju ke suatu kondisi yang lebih baik dalam setiap aspek yang menyangkut kedamaian. Tetapi sebenarnya manusia tidak tahu bahwa jalan untuk menerima damai sejati (yang sesungguhnya telah Allah berikan kepada mereka) adalah melalui anak-Nya. Paulus berkata, "dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." (Roma 3:17-18).
Kita harus berusaha untuk suatu kedamaian. Tetapi Tuhan berkata, "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat." (Matius 24:6-7). Manusia tidak bisa menciptakan kedamaian dengan usaha sendiri. Damai sejahtera dapat dialami hanya ketika kita menerima pengampunan Allah dan dipulihkannya hubungan kita dengan Dia melalui darah Kristus. Dengan cara ini kita dapat memiliki hubungan harmonis dengan Allah Bapa kita. Tanpa pencurahan darah Kristus di kayu salib tidak akan ada damai Tuhan, dan hanya dengan iman kita menerima Yesus. Kita dibenarkan oleh Allah dan ketika Kristus masuk dalam hati, kita dimerdekakan dari rasa berdosa yang menghantui kita.
Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:23-24).
Kita sekarang memiliki damai sejahtera dalam hati kita sehingga kita dapat dengan bebas tanpa rasa takut datang kepada Bapa kita.
Sunday, September 20, 2015
MENYANGKAL DIRI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2015
Baca: Lukas 9:22-27
"...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Lukas 9:23
Paulus berkata, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20). Apakah Paulus disalibkan secara fisik bersama Kristus? Bukan secara fisik yang harus disalibkan, tetapi sifat lama kita yang harus disalibkan. Akan menjadi lebih jelas bagi kita jika kita membaca dalam Roma 6:6-7 apa yang dimaksudkan Paulus: "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa." Paulus juga menambahkan, "Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia." (Roma 6:8)
Kita dikatakan harus 'disalibkan' bersama Kristus, tetapi tidak akan pernah dikaitkan dengan dosa. Kelepasan dari dosa dan konsekuensinya adalah fakta yang telah dituntaskan. Manusia tidak diharuskan berbuat apa pun karena ia tidak sanggup. Ia hanya perlu menerimana dengan iman sebagai karya Kristus yang telah dituntaskan di kayu salib, sehingga kita bisa beroleh keuntungan dari kematian Kristus bagi kita.
Apa yang dimaksud Alkitab saat kita harus memikul salib? Adalah dalam pengertian mematikan diri kita sendiri, dan ini harus menjadi sikap kita yang terus menerus. Tuhan Yesus mengajar kita beberapa kali untuk mengikut Dia. Cara Allah berurusan dengan dosa kita dan dengan diri kita adalah dua hal yang berbeda. Untuk mengalahkan dosa, orang percaya hanya membutuhkan sekejap saja; untuk menyangkal diri, kita membutuhkan waktu seumur hidup kita. Hanya sekali, di kayu salib, Yesus Kristus menanggung dosa kita, namun sepanjang umur hidup-Nya Dia menyangkal diri-Nya. Hal yang sama berlaku bagi kita, bahwa penyangkalan diri adalah sebuah pengalaman hubungan kerjasama dengan Kristus yang panjang; dan kita mengikut Dia sepanjang hidup kita sampai akhir hidup kita.
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh," Galatia 5:24-25
Baca: Lukas 9:22-27
"...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Lukas 9:23
Paulus berkata, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20). Apakah Paulus disalibkan secara fisik bersama Kristus? Bukan secara fisik yang harus disalibkan, tetapi sifat lama kita yang harus disalibkan. Akan menjadi lebih jelas bagi kita jika kita membaca dalam Roma 6:6-7 apa yang dimaksudkan Paulus: "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa." Paulus juga menambahkan, "Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia." (Roma 6:8)
Kita dikatakan harus 'disalibkan' bersama Kristus, tetapi tidak akan pernah dikaitkan dengan dosa. Kelepasan dari dosa dan konsekuensinya adalah fakta yang telah dituntaskan. Manusia tidak diharuskan berbuat apa pun karena ia tidak sanggup. Ia hanya perlu menerimana dengan iman sebagai karya Kristus yang telah dituntaskan di kayu salib, sehingga kita bisa beroleh keuntungan dari kematian Kristus bagi kita.
Apa yang dimaksud Alkitab saat kita harus memikul salib? Adalah dalam pengertian mematikan diri kita sendiri, dan ini harus menjadi sikap kita yang terus menerus. Tuhan Yesus mengajar kita beberapa kali untuk mengikut Dia. Cara Allah berurusan dengan dosa kita dan dengan diri kita adalah dua hal yang berbeda. Untuk mengalahkan dosa, orang percaya hanya membutuhkan sekejap saja; untuk menyangkal diri, kita membutuhkan waktu seumur hidup kita. Hanya sekali, di kayu salib, Yesus Kristus menanggung dosa kita, namun sepanjang umur hidup-Nya Dia menyangkal diri-Nya. Hal yang sama berlaku bagi kita, bahwa penyangkalan diri adalah sebuah pengalaman hubungan kerjasama dengan Kristus yang panjang; dan kita mengikut Dia sepanjang hidup kita sampai akhir hidup kita.
"Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh," Galatia 5:24-25
Saturday, September 19, 2015
YESUS DATANG MEMBERIKAN HIDUP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2015
Baca: Yohanes 10:1-21
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10
Allah tidak berkata kita tidak akan memiliki masalah hanya karena kita telah lahir baru dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Bahkan Dia menunjukkan bahwa kita akan lebih mengalami masalah karena kita orang Kristen. Dunia akan menganiaya kita. Mereka akan berbicara negatif tentang kita. Dan Iblis, yang adalah ilah atas dunia ini, akan memberi tekanan pada kita di setiap langkah kita.
Ketika hal ini terjadi banyak orang berpikir bahwa Tuhanlah yang memberi tekanan pada anak-anak-Nya. Itu tidak benar! Setan adalah penyebab dari penyakit dan masalah. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang karya-Nya dibandingkan pekerjaan Iblis: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). Allah sama sekali bukanlah seorang pencuri. Yesus Kristus bukan seorang pencuri. Tetapi Iblis adalah pencuri. Iblis disebut sebagai ilah dari dunia ini, "yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (2 Korintus 4:4).
Petrus berkata tentang Iblis, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Waspadalah! Iblis akan menelan Anda jika Anda membiarkan dia. Tetapi jangan berkecil hati karena Allah tak pernah meninggalkan Anda sendiri. Allah berkata Anda tidak akan pernah mengalami masalah, tetapi Dia berkata, "Aku akan menyertaimu di tengah masalah."
Daud berkata, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20)
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24)
Baca: Yohanes 10:1-21
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Yohanes 10:10
Allah tidak berkata kita tidak akan memiliki masalah hanya karena kita telah lahir baru dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Bahkan Dia menunjukkan bahwa kita akan lebih mengalami masalah karena kita orang Kristen. Dunia akan menganiaya kita. Mereka akan berbicara negatif tentang kita. Dan Iblis, yang adalah ilah atas dunia ini, akan memberi tekanan pada kita di setiap langkah kita.
Ketika hal ini terjadi banyak orang berpikir bahwa Tuhanlah yang memberi tekanan pada anak-anak-Nya. Itu tidak benar! Setan adalah penyebab dari penyakit dan masalah. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang karya-Nya dibandingkan pekerjaan Iblis: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). Allah sama sekali bukanlah seorang pencuri. Yesus Kristus bukan seorang pencuri. Tetapi Iblis adalah pencuri. Iblis disebut sebagai ilah dari dunia ini, "yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (2 Korintus 4:4).
Petrus berkata tentang Iblis, "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Waspadalah! Iblis akan menelan Anda jika Anda membiarkan dia. Tetapi jangan berkecil hati karena Allah tak pernah meninggalkan Anda sendiri. Allah berkata Anda tidak akan pernah mengalami masalah, tetapi Dia berkata, "Aku akan menyertaimu di tengah masalah."
Daud berkata, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20)
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24)
Friday, September 18, 2015
DOA YANG DIJAWAB
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 September 2015
Baca: Yohanes 16:16-33
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Yohanes 16:24
Mari belajar tentang doa sebab doa adalah yang paling utama dan paling sederhana dari semua praktek kekristenan. Seseorang yang baru saja diselamatkan pun bisa berdoa. Doa yang terjawab adalah salah satu keuntungan istimewa atau hak orang Kristen. Allah memberikan kepada kita hak agar doa kita didengar. Jika seseorang telah menjadi Kristen bertahun-tahun tapi belum mendapat jawaban doa satu pun, hidup kekristenannya perlu dipertanyakan. Bagi anak Tuhan tidak menerima jawaban doa adalah sesuatu yang tidak benar. Doa-doa orang percaya seharusnya menerima jawaban. Tuhan Yesus mengajar pada kita untuk meminta segala sesuatu dalam nama-Nya dan kita akan menerimanya.
Orang yang sering berdoa dan doa-doanya dijawab adalah orang Kristen yang berbahagia. Ini adalah pengalaman mendasar yang seharusnya dimiliki setiap orang percaya. Seseorang mungkin ceroboh dalam hal rohani yang lain, tetapi dalam hal doa yang menerima jawaban, orang percaya tidak bisa menipu dirinya sendiri. Setiap orang harus mencari tahu bagaimana supaya doanya dijawab. Doa bukan sekedar penyembahan rohani tetapi juga supaya didengar. Jika hanya untuk menyembah maka seseorang bisa berdoa berjam-jam tanpa mengharapkan ada jawaban; namun jika doa adalah untuk menerima jawaban, maka seseorang harus berdoa sampai mendapat jawaban.
Tuhan Yesus mengajar kita bagaimana harus berdoa, di mana kita harus meminta, mencari dan mengetuk. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Allah adalah Bapa yang penuh kasih, dan Dia tidak akan menolak anak-anak-Nya. Yesus Kristus berkata, "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:9-11).
Mari berdoa sesuai dengan Firman Tuhan agar doa kita menerima jawaban.
Baca: Yohanes 16:16-33
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." Yohanes 16:24
Mari belajar tentang doa sebab doa adalah yang paling utama dan paling sederhana dari semua praktek kekristenan. Seseorang yang baru saja diselamatkan pun bisa berdoa. Doa yang terjawab adalah salah satu keuntungan istimewa atau hak orang Kristen. Allah memberikan kepada kita hak agar doa kita didengar. Jika seseorang telah menjadi Kristen bertahun-tahun tapi belum mendapat jawaban doa satu pun, hidup kekristenannya perlu dipertanyakan. Bagi anak Tuhan tidak menerima jawaban doa adalah sesuatu yang tidak benar. Doa-doa orang percaya seharusnya menerima jawaban. Tuhan Yesus mengajar pada kita untuk meminta segala sesuatu dalam nama-Nya dan kita akan menerimanya.
Orang yang sering berdoa dan doa-doanya dijawab adalah orang Kristen yang berbahagia. Ini adalah pengalaman mendasar yang seharusnya dimiliki setiap orang percaya. Seseorang mungkin ceroboh dalam hal rohani yang lain, tetapi dalam hal doa yang menerima jawaban, orang percaya tidak bisa menipu dirinya sendiri. Setiap orang harus mencari tahu bagaimana supaya doanya dijawab. Doa bukan sekedar penyembahan rohani tetapi juga supaya didengar. Jika hanya untuk menyembah maka seseorang bisa berdoa berjam-jam tanpa mengharapkan ada jawaban; namun jika doa adalah untuk menerima jawaban, maka seseorang harus berdoa sampai mendapat jawaban.
Tuhan Yesus mengajar kita bagaimana harus berdoa, di mana kita harus meminta, mencari dan mengetuk. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Allah adalah Bapa yang penuh kasih, dan Dia tidak akan menolak anak-anak-Nya. Yesus Kristus berkata, "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:9-11).
Mari berdoa sesuai dengan Firman Tuhan agar doa kita menerima jawaban.
Thursday, September 17, 2015
LUPAKAN MASA LALU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 September 2015
Baca: Filipi 3:12-16
"...tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," Filipi 3:13
Paulus mengeluarkan dari pikirannya semua masa lalunya. Dia melupakan masa lalu yang akan menghambat kemajuan rohaninya di masa kini. Dia mempraktekkan hal 'melupakan'!
Bagaimana kita bisa melupakan masa lalu? Satu cara yang bisa kita lakukan untuk melupakan masa lalu secara efektif adalah fokus pada masa kini. Satu alasan perlu melupakan masa lalu adalah kita tidak bisa mengubahnya lagi, semua sudah terjadi, sudah berakhir dan selesai. Kita tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu tetapi kita bisa melakukan sesuatu tentang masa kini dan masa depan. Jadi fokuslah pada masa kini sehingga masa depan Anda bisa lebih cerah dari masa lalu Anda.
Jika seseorang selalu membicarakan kesalahan dan kegagalan di masa lalu, maka kita tahu bahwa ia tidak fokus pada masa kini. Salah satu favorit Iblis adalah membuat kita tinggal dalam kegagalan masa lalu sehingga kita tidak berada pada posisi menerima berkat masa kini dari Tuhan. Tetapi Iblis akan juga mencoba menarik kita untuk membuat kita berdiam dalam kesuksesan masa lalu. Ada beberapa orang yang mau melupakan kegagalan atau luka masa lalu, tetapi mereka selalu mau mengingat kemenangan atau kesuksesan mereka sehingga mereka dapat memuji diri. Mereka berharap orang lain tahu siapa mereka dan apa yang telah mereka lakukan.
Jika terfokus pada masa lalu, kita mungkin kehilangan berkat masa kini. Kita tidak bisa hidup di masa lalu sekaligus menikmati sukses di masa kini. Serahkan segalanya kepada Tuhan, kemenangan maupun kegagalan dan lupakan semuanya. Jangan biarkan masa lalu menutupi apa yang Allah sediakan hari ini! Fokuslah pada masa kini sehingga kita bisa terus maju kepada kebesaran di dalam Tuhan. Mari lupakan luka hati kita karena tidak seorang pun yang tidak pernah disakiti. Ampuni dan jangan diam di dalamnya. Lihatlah hidup Yesus. Hidup-Nya bukan tanpa penderitaan. Dia menderita penolakan dari manusia ketika Dia ada di dunia. "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;..." (Yesaya 53:3).
Jadi jangan pikirkan masa lalu!
Baca: Filipi 3:12-16
"...tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku," Filipi 3:13
Paulus mengeluarkan dari pikirannya semua masa lalunya. Dia melupakan masa lalu yang akan menghambat kemajuan rohaninya di masa kini. Dia mempraktekkan hal 'melupakan'!
Bagaimana kita bisa melupakan masa lalu? Satu cara yang bisa kita lakukan untuk melupakan masa lalu secara efektif adalah fokus pada masa kini. Satu alasan perlu melupakan masa lalu adalah kita tidak bisa mengubahnya lagi, semua sudah terjadi, sudah berakhir dan selesai. Kita tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu tetapi kita bisa melakukan sesuatu tentang masa kini dan masa depan. Jadi fokuslah pada masa kini sehingga masa depan Anda bisa lebih cerah dari masa lalu Anda.
Jika seseorang selalu membicarakan kesalahan dan kegagalan di masa lalu, maka kita tahu bahwa ia tidak fokus pada masa kini. Salah satu favorit Iblis adalah membuat kita tinggal dalam kegagalan masa lalu sehingga kita tidak berada pada posisi menerima berkat masa kini dari Tuhan. Tetapi Iblis akan juga mencoba menarik kita untuk membuat kita berdiam dalam kesuksesan masa lalu. Ada beberapa orang yang mau melupakan kegagalan atau luka masa lalu, tetapi mereka selalu mau mengingat kemenangan atau kesuksesan mereka sehingga mereka dapat memuji diri. Mereka berharap orang lain tahu siapa mereka dan apa yang telah mereka lakukan.
Jika terfokus pada masa lalu, kita mungkin kehilangan berkat masa kini. Kita tidak bisa hidup di masa lalu sekaligus menikmati sukses di masa kini. Serahkan segalanya kepada Tuhan, kemenangan maupun kegagalan dan lupakan semuanya. Jangan biarkan masa lalu menutupi apa yang Allah sediakan hari ini! Fokuslah pada masa kini sehingga kita bisa terus maju kepada kebesaran di dalam Tuhan. Mari lupakan luka hati kita karena tidak seorang pun yang tidak pernah disakiti. Ampuni dan jangan diam di dalamnya. Lihatlah hidup Yesus. Hidup-Nya bukan tanpa penderitaan. Dia menderita penolakan dari manusia ketika Dia ada di dunia. "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;..." (Yesaya 53:3).
Jadi jangan pikirkan masa lalu!
Wednesday, September 16, 2015
MENGIKUT KRISTUS SEPENUHNYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 September 2015
Baca: 1 Korintus 11:1-16
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." 1 Korintus 11:1
Paulus adalah teladan yang luar biasa dalam mengikut Tuhan secara total. Oleh karena itu dia bisa berkata pada orang percaya yang lain untuk mengikuti teladannya. Paulus tahu siapa dia dalam Kristus dan dia menjalani gaya hidup yang kudus, sehingga orang-orang dapat mengikuti teladannya untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus sebagai Juruselamat mereka.
Paulus memiliki kualitas hidup yang menjamin keberhasilannya bersama Tuhan. Kita menemukan kunci-kunci kesuksesannya dalam Filipi 3:13-14: "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." Dari ayat-ayat tersebut kita tahu bahwa kualitas pertama yang menjamin kesuksesan bersama Tuhan adalah kemampuan untuk berkonsentrasi pada tujuan akhir. Dalam kehidupan dan pelayanan Paulus dia fokus sepenuhnya pada Yesus Kristus. Yesus adalah segalanya bagi Paulus.
Paulus adalah orang yang sangat berpendidikan, tetapi dengan semua pendidikan dan peraihannya dia berkata, "Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan." (1 Korintus 2:2). Dalam hidupnya Paulus sangat sukses dan penuh kemenangan dalam Yesus; namun ia berkata, "...aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya,..." (Filipi 3:13). Paulus sedang berkata bahwa dia tidak mendapat apa-apa di luar Kristus. Kerinduan dan tujuan hidupnya adalah memuliakan-Nya. Paulus berkonsentrasi pada tujuannya dan dia meraihnya, seperti dikatakannya, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7).
Kita sebagai orang percaya harus juga memiliki kerinduan hati yang membara untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, bukan mencoba meninggikan diri kita sendiri. Kita harus memfokuskan hidup kita dalam Tuhan. Dunia kita begitu cepat berjalan sehingga jika tidak berhati-hati kita bisa kehilangan hubungan dengan Tuhan.
Untuk mendapatkan kebesaran bersama dengan Tuhan, waktu dan konsentrasi kita harus difokuskan pada sebuah tujuan: tujuan bagi Tuhan.
Baca: 1 Korintus 11:1-16
"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." 1 Korintus 11:1
Paulus adalah teladan yang luar biasa dalam mengikut Tuhan secara total. Oleh karena itu dia bisa berkata pada orang percaya yang lain untuk mengikuti teladannya. Paulus tahu siapa dia dalam Kristus dan dia menjalani gaya hidup yang kudus, sehingga orang-orang dapat mengikuti teladannya untuk hidup sepenuhnya bagi Kristus sebagai Juruselamat mereka.
Paulus memiliki kualitas hidup yang menjamin keberhasilannya bersama Tuhan. Kita menemukan kunci-kunci kesuksesannya dalam Filipi 3:13-14: "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." Dari ayat-ayat tersebut kita tahu bahwa kualitas pertama yang menjamin kesuksesan bersama Tuhan adalah kemampuan untuk berkonsentrasi pada tujuan akhir. Dalam kehidupan dan pelayanan Paulus dia fokus sepenuhnya pada Yesus Kristus. Yesus adalah segalanya bagi Paulus.
Paulus adalah orang yang sangat berpendidikan, tetapi dengan semua pendidikan dan peraihannya dia berkata, "Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan." (1 Korintus 2:2). Dalam hidupnya Paulus sangat sukses dan penuh kemenangan dalam Yesus; namun ia berkata, "...aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya,..." (Filipi 3:13). Paulus sedang berkata bahwa dia tidak mendapat apa-apa di luar Kristus. Kerinduan dan tujuan hidupnya adalah memuliakan-Nya. Paulus berkonsentrasi pada tujuannya dan dia meraihnya, seperti dikatakannya, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7).
Kita sebagai orang percaya harus juga memiliki kerinduan hati yang membara untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita, bukan mencoba meninggikan diri kita sendiri. Kita harus memfokuskan hidup kita dalam Tuhan. Dunia kita begitu cepat berjalan sehingga jika tidak berhati-hati kita bisa kehilangan hubungan dengan Tuhan.
Untuk mendapatkan kebesaran bersama dengan Tuhan, waktu dan konsentrasi kita harus difokuskan pada sebuah tujuan: tujuan bagi Tuhan.
Tuesday, September 15, 2015
MEMERHATIKAN ORANG LAIN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 September 2015
Baca: 1 Yohanes 5:13-21
"Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,..." 1 Yohanes 5:16
Jika kita tidak memerhatikan cara bekerja Roh Kudus dalam kita, kita akan menjadi orang rohani yang munafik. Jika kita melihat orang lain gagal, dan kita mengritik serta menyalahkan mereka, dan bukannya bersyafaat bagi mereka, kita berdosa. Pewahyuan diberikan pada kita bukan lewat ketajaman pikiran kita tetapi oleh campur tangan langsung dari Roh Kudus. Jika kita tidak cukup peka memerhatikan sumber dari pewahyuan, kita akan jadi pengritik utama dan lupa bahwa Tuhan berkata, "...hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,..." (ayat nas). Kita harus berhati-hati jika tidak, kita akan berlaku munafik dengan menghabiskan seluruh waktu kita mencoba membuat orang lain menjadi benar di hadapan kita.
Salah satu beban yang Allah taruh bagi kita orang kudus-Nya adalah beban untuk memiliki kepekaan terhadap jiwa orang lain. Dia menyingkapkan hal-hal agar kita mengambil beban bagi jiwa-jiwa ini di hadapan-Nya dan agar pikiran Kristus terbentuk dalam pikiran mereka. Saat kita bersyafaat selaras dengan kehendak-Nya, Allah berkata Dia akan memberikan hidup kepada mereka yang berdosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut. "Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa." (1 Yohanes 5:16b). Jadi bukan saja kita membuat Allah sejalan dengan pikiran kita, tetapi kita sungguh-sungguh memohon sampai Allah mengungkapkan pikiran-Nya kepada kita tentang orang yang kita bawa dalam doa syafaat.
"Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa." (Yakobus 5:19-20).
"Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." Yakobus 4:17
Baca: 1 Yohanes 5:13-21
"Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,..." 1 Yohanes 5:16
Jika kita tidak memerhatikan cara bekerja Roh Kudus dalam kita, kita akan menjadi orang rohani yang munafik. Jika kita melihat orang lain gagal, dan kita mengritik serta menyalahkan mereka, dan bukannya bersyafaat bagi mereka, kita berdosa. Pewahyuan diberikan pada kita bukan lewat ketajaman pikiran kita tetapi oleh campur tangan langsung dari Roh Kudus. Jika kita tidak cukup peka memerhatikan sumber dari pewahyuan, kita akan jadi pengritik utama dan lupa bahwa Tuhan berkata, "...hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,..." (ayat nas). Kita harus berhati-hati jika tidak, kita akan berlaku munafik dengan menghabiskan seluruh waktu kita mencoba membuat orang lain menjadi benar di hadapan kita.
Salah satu beban yang Allah taruh bagi kita orang kudus-Nya adalah beban untuk memiliki kepekaan terhadap jiwa orang lain. Dia menyingkapkan hal-hal agar kita mengambil beban bagi jiwa-jiwa ini di hadapan-Nya dan agar pikiran Kristus terbentuk dalam pikiran mereka. Saat kita bersyafaat selaras dengan kehendak-Nya, Allah berkata Dia akan memberikan hidup kepada mereka yang berdosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut. "Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa." (1 Yohanes 5:16b). Jadi bukan saja kita membuat Allah sejalan dengan pikiran kita, tetapi kita sungguh-sungguh memohon sampai Allah mengungkapkan pikiran-Nya kepada kita tentang orang yang kita bawa dalam doa syafaat.
"Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa." (Yakobus 5:19-20).
"Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." Yakobus 4:17
Monday, September 14, 2015
DI DALAM TERANG ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2015
Baca: Kejadian 32:22-32
"...Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Kejadian 32:30
Allah memakai terang-Nya untuk menunjukkan kondisi kita sebenarnya. Ini yang membuat kita bertekuk lutut. Seperti yang dilakukan-Nya pada Yakub di Pniel, Tuhan dalam kemurahan-Nya harus membawa kita ke sana, di mana terlihat apa akar dan motif kita sebenarnya dalam mengikut-Nya. Allah berurusan dengan jati diri kita. Dalam terang Allah itulah kita harus jujur siapa kita sebenarnya. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).
Kepura-puraan bukanlah kekristenan. Kita mungkin sangat ingin tampil beda, namun tidak ada yang dapat menghalangi Allah melihat kita yang berpura-pura menjadi bukan diri kita. Jangan mencoba menjadi seseorang, jadilah diri sendiri. Semakin tampak rendah hati semakin orang menunjukkan harga diri, karena itu Tuhan harus terus melanjutkan pekerjaan-Nya. Karena bukan kepura-puraan kita tetapi hanya jamahan Tuhan yang bisa menghasilkan transformasi. Jadi jika ini karya Tuhan maka perubahannya memiliki tujuan dan arah yang pasti.
Dia mulai dengan Yakub dan berakhir dengan seorang Israel. Yakub berarti 'penjegal/orang yang mengakali untuk mengambil posisi orang lain', dan Israel berarti 'Allah bergumul'. Yakub bergumul dengan 'seseorang'. Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (Kejadian 32:28). Allah memberkati Yakub. "Firman Allah kepadanya: 'Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.' Maka Allah menamai dia Israel. Lagi firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'" (Kejadian 35:10-12).
Ketika berjumpa pribadi dengan Kristus hidup kita diubahkan dan kita akan diberkati dengan berlimpah.
Baca: Kejadian 32:22-32
"...Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Kejadian 32:30
Allah memakai terang-Nya untuk menunjukkan kondisi kita sebenarnya. Ini yang membuat kita bertekuk lutut. Seperti yang dilakukan-Nya pada Yakub di Pniel, Tuhan dalam kemurahan-Nya harus membawa kita ke sana, di mana terlihat apa akar dan motif kita sebenarnya dalam mengikut-Nya. Allah berurusan dengan jati diri kita. Dalam terang Allah itulah kita harus jujur siapa kita sebenarnya. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13).
Kepura-puraan bukanlah kekristenan. Kita mungkin sangat ingin tampil beda, namun tidak ada yang dapat menghalangi Allah melihat kita yang berpura-pura menjadi bukan diri kita. Jangan mencoba menjadi seseorang, jadilah diri sendiri. Semakin tampak rendah hati semakin orang menunjukkan harga diri, karena itu Tuhan harus terus melanjutkan pekerjaan-Nya. Karena bukan kepura-puraan kita tetapi hanya jamahan Tuhan yang bisa menghasilkan transformasi. Jadi jika ini karya Tuhan maka perubahannya memiliki tujuan dan arah yang pasti.
Dia mulai dengan Yakub dan berakhir dengan seorang Israel. Yakub berarti 'penjegal/orang yang mengakali untuk mengambil posisi orang lain', dan Israel berarti 'Allah bergumul'. Yakub bergumul dengan 'seseorang'. Lalu kata orang itu, "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (Kejadian 32:28). Allah memberkati Yakub. "Firman Allah kepadanya: 'Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.' Maka Allah menamai dia Israel. Lagi firman Allah kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu. Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu.'" (Kejadian 35:10-12).
Ketika berjumpa pribadi dengan Kristus hidup kita diubahkan dan kita akan diberkati dengan berlimpah.
Sunday, September 13, 2015
HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2015
Baca: Efesus 4:17-32
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" Efesus 4:26
Ketika Anda marah dan Anda tidak bisa berhenti marah maka itu adalah dosa. Betapa banyak dari kita berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menghindari berbuat dosa adalah dengan tidak marah! Tidaklah demikian. Namun kita hanya tidak tahu bagaimana marah tetapi tidak berdosa.
Yesus juga marah ketika Dia melihat ada banyak orang yang menjual barang dan berjual beli dalam bait Allah. "Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati" (Matius 21:12).
Ketika Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah Dia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (Matius 21:13). Yesus terpicu amarahnya karena kejahatan yang terjadi. Tetapi, o betapa sedikitnya orang Kristen yang tahu bahwa Roh Kuduslah yang mengendalikan dorongan yang muncul dalam diri Tuhan Yesus, dan sebagai akibatnya betapa sedikit pula orang Kristen yang tahu tentang otoritas rohani yang menyertai dorongan dari Roh Kudus tersebut!
Ada banyak hal di dunia yang harus dikoreksi, tetapi berapa banyak orang yang benar-benar mengetahui bagaimana melakukan koreksi atau teguran itu? Kita telah kehilangan kuasa. Untuk menepuk bahu seseorang ketika dia salah adalah perlu, tetapi malahan kita berpaling seakan tidak melihat perbuatannya yang salah demi menjaga persahabatan; itu adalah jalan keluar yang 'murahan', di mana seharusnya kita menegur dia dengan sabar dan dalam kasih... itulah yang mulia.
Jangan menyimpan amarah Anda dalam hati, jika tidak, Anda memberi kesempatan kepada Iblis untuk menguasai hati Anda.
Baca: Efesus 4:17-32
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" Efesus 4:26
Ketika Anda marah dan Anda tidak bisa berhenti marah maka itu adalah dosa. Betapa banyak dari kita berpikir bahwa satu-satunya cara untuk menghindari berbuat dosa adalah dengan tidak marah! Tidaklah demikian. Namun kita hanya tidak tahu bagaimana marah tetapi tidak berdosa.
Yesus juga marah ketika Dia melihat ada banyak orang yang menjual barang dan berjual beli dalam bait Allah. "Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati" (Matius 21:12).
Ketika Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah Dia berkata, "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (Matius 21:13). Yesus terpicu amarahnya karena kejahatan yang terjadi. Tetapi, o betapa sedikitnya orang Kristen yang tahu bahwa Roh Kuduslah yang mengendalikan dorongan yang muncul dalam diri Tuhan Yesus, dan sebagai akibatnya betapa sedikit pula orang Kristen yang tahu tentang otoritas rohani yang menyertai dorongan dari Roh Kudus tersebut!
Ada banyak hal di dunia yang harus dikoreksi, tetapi berapa banyak orang yang benar-benar mengetahui bagaimana melakukan koreksi atau teguran itu? Kita telah kehilangan kuasa. Untuk menepuk bahu seseorang ketika dia salah adalah perlu, tetapi malahan kita berpaling seakan tidak melihat perbuatannya yang salah demi menjaga persahabatan; itu adalah jalan keluar yang 'murahan', di mana seharusnya kita menegur dia dengan sabar dan dalam kasih... itulah yang mulia.
Jangan menyimpan amarah Anda dalam hati, jika tidak, Anda memberi kesempatan kepada Iblis untuk menguasai hati Anda.
Saturday, September 12, 2015
MENJADI SEPIKIR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 September 2015
Baca: 2 Korintus 13:1-13
"...usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!" 2 Korintus 13:11
Apa yang dimaksud sepikir? Bagaimana kita bisa sepikir padahal gaya hidup kita begitu berbeda? Paulus sebenarnya berbicara tentang sepikir dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Jika kita bersekutu bersama sehati dan sepikir kita akan hidup dalam damai sejahtera dan kesatuan sebagai keluarga Allah.
Belajar hidup damai salah satunya adalah menghindari bergosip. Tuhan tidak pernah mengajar kita membicarakan satu dengan yang lain, melainkan "...saling mendoakan..." (Yakobus 5:16a). Kita tidak bisa mengharapkan hidup dalam damai jika kita menghabiskan waktu membicarakan orang lain secara negatif. Tuhan tidak suka sikap jahat ini. Kita tidak bisa maju ketika kita terus membicarakan dosa dan kegagalan masa lalu kita maupun orang lain. Yang lalu biarlah berlalu. Jangan terus mengingatnya. Mari lupakan, terus maju dengan Roh Kudus, maka akan ada damai di antara kita.
Paulus menasihati, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Jika kita melakukan apa yang diajarkan Alkitab, kita membiarkan damai Kristus bertahta di tengah-tengah kita sehingga kita bisa terus hidup dalam damai Tuhan dengan orang percaya yang lain. Betapa pentingnya hidup dalam damai dan kesatuan dengan semua saudara seiman. Paulus berkata, "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua." (Efesus 4:1-6).
Kita harus berjuang untuk hidup dalam kesatuan sebagai satu Tubuh Kristus.
Baca: 2 Korintus 13:1-13
"...usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!" 2 Korintus 13:11
Apa yang dimaksud sepikir? Bagaimana kita bisa sepikir padahal gaya hidup kita begitu berbeda? Paulus sebenarnya berbicara tentang sepikir dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah. Jika kita bersekutu bersama sehati dan sepikir kita akan hidup dalam damai sejahtera dan kesatuan sebagai keluarga Allah.
Belajar hidup damai salah satunya adalah menghindari bergosip. Tuhan tidak pernah mengajar kita membicarakan satu dengan yang lain, melainkan "...saling mendoakan..." (Yakobus 5:16a). Kita tidak bisa mengharapkan hidup dalam damai jika kita menghabiskan waktu membicarakan orang lain secara negatif. Tuhan tidak suka sikap jahat ini. Kita tidak bisa maju ketika kita terus membicarakan dosa dan kegagalan masa lalu kita maupun orang lain. Yang lalu biarlah berlalu. Jangan terus mengingatnya. Mari lupakan, terus maju dengan Roh Kudus, maka akan ada damai di antara kita.
Paulus menasihati, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Jika kita melakukan apa yang diajarkan Alkitab, kita membiarkan damai Kristus bertahta di tengah-tengah kita sehingga kita bisa terus hidup dalam damai Tuhan dengan orang percaya yang lain. Betapa pentingnya hidup dalam damai dan kesatuan dengan semua saudara seiman. Paulus berkata, "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua." (Efesus 4:1-6).
Kita harus berjuang untuk hidup dalam kesatuan sebagai satu Tubuh Kristus.
Friday, September 11, 2015
HASIL KETAATAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 September 2015
Baca: Yesaya 48:12-22
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," Yesaya 48:18
Hidup dalam damai sejahtera Tuhan adalah hasil dari menaati perintah-perintah-Nya. Adalah janji-janji Tuhan bahwa ketaatan kita kepadaNya akan menghasilkan damai sejahtera seperti sungai. Sungai ini akan terus mengalir dengan air yang melimpah.
Yesus berkata, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27), jadi kita mempunyai pilihan apakah kita membiarkan atau tidak hati kita gundah atau ketakutan. Paulus juga berkata, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7). Kita tidak perlu takut, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Jika kita mengijinkan damai sejahtera Tuhan memerintah dalam hati kita dengan tidak membiarkan kekuatiran masuk, dan dengan menyatakan permohonan kita kepada Bapa kita dengan ucapan syukur, roh ketakutan akan disingkirkan. Seringkali masalah dan kesulitan yang menyiksa hati dan mengacaukan pikiran kita sebagian besar adalah imajinasi pikiran kita saja.
Jika Anda terus membiarkan pikiran anda terfokus pada masalah dan tidak menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan, maka masalah utama yang sebenarnya hanya gundukan kecil akan menjadi gunung yang tinggi dan akan menjadi sulit untuk disingkirkan. Oleh karenanya Anda harus menyingkirkan semua imajinasi dan fokuskan pikiran hanya kepada Firman Tuhan, jika tidak, ketakutan akan merampok damai sejahtera Anda yang menjadi hak Anda sebagai anak-anak Tuhan; dan sangat penting juga untuk hidup dalam damai dan keharmonisan dengan sesama anggota tubuh Kristus.
Jangan mengijinkan masalah dan kesulitan mempengaruhi damai sejahtera anda.
Baca: Yesaya 48:12-22
"Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti," Yesaya 48:18
Hidup dalam damai sejahtera Tuhan adalah hasil dari menaati perintah-perintah-Nya. Adalah janji-janji Tuhan bahwa ketaatan kita kepadaNya akan menghasilkan damai sejahtera seperti sungai. Sungai ini akan terus mengalir dengan air yang melimpah.
Yesus berkata, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yohanes 14:27), jadi kita mempunyai pilihan apakah kita membiarkan atau tidak hati kita gundah atau ketakutan. Paulus juga berkata, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7). Kita tidak perlu takut, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Jika kita mengijinkan damai sejahtera Tuhan memerintah dalam hati kita dengan tidak membiarkan kekuatiran masuk, dan dengan menyatakan permohonan kita kepada Bapa kita dengan ucapan syukur, roh ketakutan akan disingkirkan. Seringkali masalah dan kesulitan yang menyiksa hati dan mengacaukan pikiran kita sebagian besar adalah imajinasi pikiran kita saja.
Jika Anda terus membiarkan pikiran anda terfokus pada masalah dan tidak menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan, maka masalah utama yang sebenarnya hanya gundukan kecil akan menjadi gunung yang tinggi dan akan menjadi sulit untuk disingkirkan. Oleh karenanya Anda harus menyingkirkan semua imajinasi dan fokuskan pikiran hanya kepada Firman Tuhan, jika tidak, ketakutan akan merampok damai sejahtera Anda yang menjadi hak Anda sebagai anak-anak Tuhan; dan sangat penting juga untuk hidup dalam damai dan keharmonisan dengan sesama anggota tubuh Kristus.
Jangan mengijinkan masalah dan kesulitan mempengaruhi damai sejahtera anda.
Thursday, September 10, 2015
TINGGAL DALAM DAMAI SEJAHTERA ALLAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 September 2015
Baca: Yesaya 26:1-21
"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." Yesaya 26:3
Iblis tidak dapat mengambil satu pun berkat Tuhan dari hidup kita ketika kita berdiri dalam otoritas di dalam Kristus dan menaati Firman Tuhan. Iblis hanya dapat mencuri damai sejahtera kita ketika kita secara pasif mengijinkan serangannya, atau ketika kita tidak melakukan apa perintah Tuhan dalam Firman-Nya di tengah badai kehidupan kita. Ketika kita dihadapkan pada situasi-situasi sulit, Firman Tuhan mengatakan kita harus tetap percaya kepada Tuhan supaya kita tetap ada dalam damai-Nya. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 26:3, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."
Tuhan akan menjagai kita dengan damai sejahtera jika pikiran kita terus tertuju kepada Tuhan. Dalam segala keadaan milikilah persekutuan yang intim dengan Tuhan dan renungkan Firman-Nya sepanjang hari, supaya ketika kita tiba-tiba dihadapkan pada situasi yang sulit kita bisa merespons situasi tersebut dengan damai dan tidak kebingungan atau panik. Ada cara-cara yang membantu kita untuk tetap dalam damai sejahtera, tak peduli apa yang kita hadapi dalam hidup. Contohnya, kita harus memperbaharui pikiran kita seperti dinyatakan dalam Roma 12:2: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,..." Kita juga harus belajar dari sikap Kristus dalam menghadapi segala sesuatu: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5)
Sangat penting untuk mengendalikan pikiran kita dan menolak diri kita memikirkan semua hal yang berlawanan dengan Firman Tuhan. Kita harus menyerahkan semua kegelisahan kepada Tuhan karena Dia akan melepaskan kita. Tuhan Yesus telah berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)
Damai sejahtera Tuhan adalah sempurna dan berlangsung seumur hidup kita, melewati segala situasi dan kondisi.
Baca: Yesaya 26:1-21
"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." Yesaya 26:3
Iblis tidak dapat mengambil satu pun berkat Tuhan dari hidup kita ketika kita berdiri dalam otoritas di dalam Kristus dan menaati Firman Tuhan. Iblis hanya dapat mencuri damai sejahtera kita ketika kita secara pasif mengijinkan serangannya, atau ketika kita tidak melakukan apa perintah Tuhan dalam Firman-Nya di tengah badai kehidupan kita. Ketika kita dihadapkan pada situasi-situasi sulit, Firman Tuhan mengatakan kita harus tetap percaya kepada Tuhan supaya kita tetap ada dalam damai-Nya. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 26:3, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."
Tuhan akan menjagai kita dengan damai sejahtera jika pikiran kita terus tertuju kepada Tuhan. Dalam segala keadaan milikilah persekutuan yang intim dengan Tuhan dan renungkan Firman-Nya sepanjang hari, supaya ketika kita tiba-tiba dihadapkan pada situasi yang sulit kita bisa merespons situasi tersebut dengan damai dan tidak kebingungan atau panik. Ada cara-cara yang membantu kita untuk tetap dalam damai sejahtera, tak peduli apa yang kita hadapi dalam hidup. Contohnya, kita harus memperbaharui pikiran kita seperti dinyatakan dalam Roma 12:2: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,..." Kita juga harus belajar dari sikap Kristus dalam menghadapi segala sesuatu: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus," (Filipi 2:5)
Sangat penting untuk mengendalikan pikiran kita dan menolak diri kita memikirkan semua hal yang berlawanan dengan Firman Tuhan. Kita harus menyerahkan semua kegelisahan kepada Tuhan karena Dia akan melepaskan kita. Tuhan Yesus telah berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:28-30)
Damai sejahtera Tuhan adalah sempurna dan berlangsung seumur hidup kita, melewati segala situasi dan kondisi.
Subscribe to:
Posts (Atom)