Friday, February 16, 2018

KRISTUS: Penyembuh Luka Hati (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Februari 2018

Baca:  Yohanes 4:1-42

"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya."  Yohanes 4:13-14a

Dikisahkan bahwa ketika melintasi daerah Samaria sampailah Tuhan Yesus di sebuah kota yang bernama Sikhar.  Setelah menempuh perjalanan jauh, letihlah Ia dan kemudian beristirahat sambil duduk di tepi sumur.  Di situ Tuhan bertemu dengan seorang perempuan Samaria yang hendak menimba air.  Orang Samaria merupakan warga campuran yang dibenci dan dianggap rendah oleh orang-orang Yahudi.  Karena itu ketika Tuhan berkata,  "Berilah Aku minum.", perempuan itu pun menjawab,  "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?"  (Yohanes 4:7, 9);  apalagi perempuan Samaria ini dikenal memiliki latar belakang hidup yang buruk  (pendosa):  pernah hidup dengan banyak lelaki dan kemudian menceraikan mereka semuanya.  Pada zaman itu perempuan tidak bisa menceraikan pria  (suaminya).  Selain itu ia juga sedang tinggal dengan laki-laki yang bukan suaminya.

     Karena sudah dicap buruk, perempuan Samaria ini dipandang rendah, dijauhi dan dikucilkan oleh lingkungan.  Itulah sebabnya ia dengan sengaja mengambil air ke sumur sendirian pada pukul 12 siang hari, untuk menghindarkan diri bertemu dengan orang banyak.  Menurut tradisi di tanah Palestina, umumnya para perempuan pergi keluar untuk mengambil air pada waktu petang hari dan itu pun dilakukan secara berkelompok  (kejadian 24:11).  Bisa dikatakan perempuan Samaria itu sedang mengalami luka-luka batin yang teramat dalam.  Secara batiniah ia mengalami kesepian dan kehausan karena kebutuhan emosional dan kebutuhan sosialnya tidak terpenuhi.  Itulah sebabnya ia terus mencari kepuasan dengan menjalin hubungan dengan banyak laki-laki, tapi ia tetap tidak menemukan solusi untuk masalah yang dialaminya.

     Pada hakikatnya manusia memiliki dua kebutuhan yang sangat mendasar yaitu ingin dikasihi dan dihargai.  Jika salah satu kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, orang akan merasa kesepian.  Kesepian adalah suatu perasaan di mana seseorang merasa sendiri, ditinggalkan, dikucilkan, dikesampingkan, tak dianggap.  Kamus Webster mendefinisikan kesepian sebagai perasaan terpisah dari yang lain, terisolasi, tidak bahagia dalam kesendirian, membutuhkan teman atau kelompok sosial.

No comments:

Post a Comment