Thursday, April 14, 2011
BIMBANG KARENA KENYATAAN YANG ADA
Baca: Roma 4
"Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup." Roma 4:19
Kebimbangan seringkali menjadi penghalang bagi umat Tuhan untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Mengapa kita sering bimbang terhadap janji Tuhan? Karena kenyataan yang sedang kita hadapi dan alami tidak seperti yang kita harapkan, sepertinya kenyataan sangat bertolak belakang dengan apa yang Tuhan janjikan. Akibatnya yang menjadi fokus dan perhatian kita adalah kenyataan-kenyataan yang ada, bukan mengarahkan mata iman kepada janji Tuhan.
Inilah yang dihadapi oleh Abraham. Tuhan berjanji kepadanya, " 'Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.' Maka firman-Nya kepadanya: 'Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.' " (Kejadian 15:5). Tuhan menjanjikan keturunan Abraham seperti bintang-bintang di langit banyaknya! Namun inilah kenyataannya: "...tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup." Tetapi meskipun fakta sepertinyasemakin jauh dari apa yang dijanjikan Tuhan, Abraham tidak menjadi bimbang, "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan mejadi bapa banyak bangsa,..." (Roma 4:18). Abraham tetap memegang teguh janjiNya sehingga imannya tidak menjadi lemah atau goyah, sehingga pada akhirnya ia menerima penggenapan janji Tuhan itu.
Banyak di antara kita tidak bisa menikmati janji Tuhan sekalipun janji Tuhan itu adalah janji yang besar dan luar biasa. Apa sebabnya? Karena kita sendirilah yang tidak konsisten; kita bimbang dan tidak mampu bertahan menghadapi kenyataan yang ada. Mari kita belajar seperti Abraham yang terus membangun imannya kepada Tuhan meski berada di tengah-tengah kemustahilan. Jangan pernah mengukur dan membatasi kuasa Tuhan dengan pikiran dan kekuatan kita yang terbatas, di mana untuk mengalami penggenapan janji Tuhan kita harus membangun iman dan melatih kesabaran, karena waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Kalau kita memegang teguh janji Tuhan janji itulah yang akan menopang dan menguatkan kita pula. Sebaliknya semakin kita larut dalam kenyataan, semakin kita mengalami kesulitan melihat apa yang hendak Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Iman dan kesabaran adalah kunci menantikan janji Tuhan digenapi.
Wednesday, April 13, 2011
MILIKILAH PENUNDUKAN DIRI!
Baca: Yakobus 4:6-10
"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" Yakobus 4:7
Menurut kamus Webster, arti kata penundukan diri adalah: secara sukarela berserah kepada satu sama lain; menyerahkan rencana-rencana atau tujuan seseorang kepada orang lain. Jadi penundukan diri membawa seseorang berada di bawah kepemimpinan orang lain. Begitu pula sebagai umat Tuhan kita harus memiliki penundukan diri kepada Tuhan, hidup seturut dengan kehendak Nya serta mau dipimpin olehNya. Untuk memiliki penundukan diri tidaklah mudah karena membutuhkan kerendahan hati. Alkitab tegas menyatakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (ayat 6b). Namun di zaman sekarang ini sulit rasanya menemukan orang yang punya krendahan hati. kebanyakan orang cenderung menjadi congkak dan suka membanggakan diri sendiri, apalagi kalau ia kaya atau berpangkat.
Penundukan diri dari kerendahan hati itu 'satu paket', tak terpisahkan. Ketika kita tunduk kepada Tuhan berarti kita mengikuti jalan-jalanNya dengan setia, "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela." (Wahyu 15:4b, 5), serta mau dibentuk dan dikoreksi. Ketika kita tunduk kepada Tuhan berarti Tuhanlah yang memegang kendali hidup kita sehingga kita pun beroleh kekuatan untuk melewati setiap pencobaan demi pencobaan yang dilepaskan Iblis. Penundukan diri harus tumbuh dari diri kita dan itu merupakan tindakan nyata setiap hari, bukan hanya waktu-waktu tertentu saja.
Untuk tunduk kepada Tuhan ada harga yang harus kita bayar! Kita harus 'mati' terhadap daging, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - ..." (Galatia 5:17). Ketika kita mati terhadap daging kita, kehidupan kita akan berdampak bagi orang lain karena kuasa Tuhan akan bekerja dalam kita. Yesus adalah teladan utama dalam hal penundukan diri; Dia tunduk dan hidup taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dampaknya adalah dalam diri Yesus mengalir kuasa dan otoritas sorga sehingga Dia sanggup melakukan perkara-perkara besar dan ajaib.
Tunduk kepada Tuhan berarti tunduk kepada firmanNya dan melakukan firman itu melalui tindakan nyata, bukan sekedar ucapan!
Tuesday, April 12, 2011
DALAM NAMA TUHAN YESUS: Ada Otoritas
Baca: Yohanes 14:1-14
"Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." Yohanes 14:14
Nama Yesus bukanlah sembarang nama sebagaimana ditegaskan dalam Alkitab: "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa." (Filipi 2:9-11).
Jelas nyata bahwa nama Yesus adalah nama di atas segala nama, yang di dalamnya terkandung kuasa yang mahadahsyat sehingga segala yang ada di atas langit dan di bawah bumi bertekuk lutut, dan Allah memberikan jaminan yaitu jawaban doa kepada siapa pun yang berdoa atas nama Yesus Kristus. Jadi bukan asal sebut jika doa-doa kita selalu diakhiri di dalam nama Yesus. Mengapa harus dalam nama Yesus? Ketika kita berdoa meminta segala sesuatu kepada Bapa di sorga di dalam nama Yesus, kita sedang meminta di atas otoritas Yesus Kristus. Artinya seluruh otoritas Yesus Kristus akan menyertai kita, sehingga "...segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku." (Yohanes 16:23b). Dalam nama Yesus doa kita akan dijawab oleh Bapa dan apa yang kita minta akan dikabulkanNya.
Saat kita berdoa meminta segala sesuatu dalam nama Yesus kita memiliki penyerahan diri kepada Tuhan Yesus; berdoa menurut kehendakNya, bukan menurut kehendak diri sendiri. Kita tunduk pada apa yang Tuhan kehendaki bagi hidup kita karena Dia tahu mana yang terbaik bagi kita seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia sedang berdoa di taman Getsemani, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Doa Yesus bukan untuk memuaskan keinginanNya sendiri tetapi Ia belajar untuk tunduk dan mengutamakan apa yang dikehendaki Bapa. Sedangkan kita, seringkali kita "...berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3). Kita memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan kita dan menjawab doa-doa kita, padahal doa kita itu hanya untuk memuaskan keinginan kita sendiri.
Nama Yesus nama orang yang berkuasa, di dalamNya kita beroleh jaminan jawaban doa!
Monday, April 11, 2011
MENGHARGAI FIRMAN TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA
Baca: Mazmur 119:89-89
"Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku." Mazmur 119:92
Apakah Saudara suka membaca? "Ya, saya suka sekali membaca buku, apalagi buku-buku tentang komputer dan otomotif." Ada juga yang hobi sekali membaca buku-buku sejarah dan para tokohnya. "Kalau aku sih suka baca buku tentang motivasi atau personality." "Membaca adalah hobi yang menyenangkan, tapi aku tidak suka membaca buku yang isinya terlalu berat, aku paling suka baca komik yang lucu-lucu, bahkan koleksi komikku bukan hanya puluhan, tapi sudah ratusan. Tiada hari tanpa membaca komik." Tentu inilah beberapa reaksi Saudara.
Di sela-sela menyalurkan hobi Saudara membaca buku-buku tersebut di atas, apakah Saudara juga suka membaca Alkitab? "Membaca Alkitab sih kadang-kadang, kalau sempat." "Kalau tidak bisa tidur saya mencari Alkitab dan membacanya, maka tidak seberapa lama saya langsung pulas; Alkitab benar-benar menjadi pilihan yang tepat sebagai pengantar waktu tidur." "Saya membuka Alkitab pas ibadah di gereja saja." Adalah sangat menyedihkan jika masih banyak orang Kristen yang tidak suka membaca Alkitab, atau membaca juga tapi asal-asalan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Daud, "Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan. Betapa aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua." (ayat 15, 16, 97, 127). Meski sebagai seorang raja besar dan berkuasa, Daud begitu menghormati firman Tuhan. Tiada hari tanpa merenungkan firman Tuhan. Daud sadar betapa berharganya firman Tuhan bagi hidupnya!
Mengapa Alkitab itu begitu penting bagi kehidupan orang percaya? Di dalam Alkitab tertuang isi hati Tuhan, dan di dalamnya terkandung perintah-perintahNya, rencana-rencanaNya dan juga janji-janjiNya; itulah sebabnya Alkitab juga disebut sebagai firman Tuhan. Alkitab tidak dapat disamakan dengan buku apa pun yang ada di dunia ini, isinya bukan hasil karangan manusia atau rekaan tapi merupakan ilham Allah sendiri. Jadi Alkitab adalah firman Tuhan yang penuh kuasa dan memiliki otoritas tertinggi dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Daud berkata, "Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya." (ayat 160)
Sunday, April 10, 2011
ORANG BENAR: Hidupnya Dijamin oleh Tuhan
Baca: Mazmur 37:12-26
"Tuhan mengetahui hari-hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya;" Mazmur 37:18
Seiring berjalannya waktu keadaan dunia semakin hari semakin berubah secara drastis. Teknologi semakin mutakhir sehingga persaingan antarindividu kian ketat. Oleh karena itu tiap orang harus bisa meng-upgrade dirinya begitu rupa bila tidak ingin tertinggal. Karena tingginya tingkat persaingan yang ada, timbullah ketegangan-ketegangan yang mengakibatkan manusia mulai kehilangan jati dirinya. Banyak orang tidak lagi mengindahkan norma-norma yang ada, yang penting bisa survive! Bahkan tidak sedikit anak Tuhan yang akhirnya terbawa oleh arus dunia ini. Mereka beranggapan apabila tidak mengikuti arus yang ada mereka tidak akan berhasil. Padahal Tuhan menghendaki agar kita berani hidup melawan arus dunia, artinya tidak terbawa arus. Alkitab mengatakan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:..." (Roma 12:2). Jadi kita harus bisa cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ada yang perlu digarisbawahi, yaitu bahwa kehidupan orang benar ada dalam jaminan Tuhan, sebab "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;" (Mazmur 37:23). Ini berarti hidup mereka diberkati oleh Tuhan. Ingin berbahagia dan diberkati Tuhan? Andalkan Tuhan dalam segala hal dan berharaplah hanya kepadaNya (baca Yeremia 17:7). Oleh karena itu kita tidak perlu takut atau gelisah akan hari esok dan masa depan kita sebab rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (baca Yeremia 29:11). Bagi orang benar Salomo menegaskan, "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Bukan hanya masa depan kita yang dijamin, Dia juga akan menyertai setiap langkah hidup kita. Dikatakan, "apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya." (Mazmur 37:24).
Jadi wujud penyertaan Tuhan tidak hanya berupa pertolongan pada waktu kita menghadapi persoalan, tetapi Dia juga akan meluputkan kita dari marabahaya. Jangan sekali-sekali berharap dan bergantung pada kekayaan yang kita miliki, karena harta di dunia ini hanya bersifat sementara dan dapat lenyap dalam sekejap.
Asal kita hidup benar, berkat dan penyertaan Tuhan pasti nyata.
Saturday, April 9, 2011
JANGAN KUATIR: Tuhan Memelihara Kita
Baca: Lukas 12:22-31
"Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?" Lukas 12:25
Siapa pun orangnya, entah itu pria atau wanita, tua atau muda, orang kaya atau miskin, orang berpangkat atau pegawai rendahan, tinggal di kota, desa, di lereng gunung atau di daerah pelosok, semuanya pasti pernah merasa kuatir. Adalah bohong jika ada orang yang berkata, "Seumur hidup aku tidak pernah kuatir.", karena rasa kuatir adalah bagian dari kehidupan manusia. Merasa kuatir itu wajar, tapi kita tidak boleh larut dalam kekuatiran setiap hari atau keterusan hidup dalam kekuatiran.
Lalu bagaimana caranya untuk tidak larut dalam kekuatiran? Caranya ialah membangun kekariban dengan Tuhan setiap hari, karena kehadiranNya melenyapkan kekuatiran dan membuat damai sejahtera. Maka dari ini "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Bila kita tetap larut dalam kekuatiran, hal itu akan merugikan diri kita sendiri. Kita tidak akan bertumbuh dan maju, bahkan keadaan kita akan semakin buruk. Ketika seseorang terus dalam kekuatiran, dalam hidupnya pasti tidak ada ucapan syukur, yang ada hanya keluh kesah dan persungutan. Maka supaya kekuatiran itu lenyap, kita harus mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus dan percaya kepadaNya dengan sepenuh hati. Jangan terpaku, yang meski secara kasat mata di perhadapkan pada ujian, kesesakan, penderitaan, aniaya dan sebagainya, tidak larut dalam kekuatiran: "-sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-" (2 Korintus 5:7). Perhatikan juga riwayat perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Meski harus melewati padang gurun yang gersang dan panas selama 40 tahun, mereka tidak pernah berkekurangan. Tuhan memelihara mereka dengan caraNya yang ajaib: tiang awan dan tiang api senantiasa menaungi mereka, ketika haus Tuhan menyediakan air, ketika lapar Dia mengirimkan manna (roti sorga) dan juga burung puyuh.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami seperti yang dialami oleh bangsa Israel yaitu berada di 'padang gurun'. Ingatlah, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita! Jangan lagi kuatir! Yang terpenting, "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Ketika mengutamakan Tuhan dan kebenarannya, tidak ada hal yang perlu kita kuatirkan!
Friday, April 8, 2011
SIAPA ORANG-ORANG TERDEKAT KITA?
Baca: Amsal 27:17
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." Amsal 27:17
Jika memperhatikan pergaulan anak-anak muda sekarang, terlebih di kota-kota besar, hati terasa miris. Maraknya pergaulan bebas, pesta narkoba, 'dugem' dan sebagainya adalah dampak dari pertemanan yang dibangun dengan orang-orang yang 'salah'. Apa dan siapa yang ada di dekat kita setiap hari akan membentuk pola pikir, sifat dan bahkan menentukan masa depan kita. Jika yang mengelilingi kita adalah orang-orang yang tepat dan benar, maka sifat-sifat dan kebiasaan mereka akan mewarnai hidup kita. Sebaliknya, jika orang-orang jahat dan 'amburadul' yang merupakan sahabat kita, di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama, maka lambat laun kita pun akan menjadi serupa dengan mereka. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihatkan, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Pergaulan yang salah dapat merusak dan menghancurkan masa depan seseorang, bahkan membawanya semakin jauh dari jalan-jalan Tuhan. Karena itu jika ingin berhasil kita harus selektif memilih orang-orang yang akan kita jadikan sahabat atau orang terdekat kita.
Mengapa kita harus membangun hubungan dengan orang-orang yang tepat? Karena untuk berhasil kita membutuhkan panutan, dan yang layak menjadi panutan bagi kita sudah pasti adalah orang-orang yang berhasil dalam hidupnya. Pertanyaannya: apakah saat ini kita sedang dikelilingi oleh orang-orang yang membuat kita makin maju, makin bersemangat, makin berwawasan luas, makin setia melayani Tuhan dan makin menujukkan grafik peningkatan? Jika ya, belajarlah dari mereka dan teladanilah pola hidupnya, karena untuk maju dan berhasil kita memerlukan orang-orang yang lebih berhasil, lebih pintar dan memiliki nilai lebih di penilaian kita. Maksudnya supaya mereka dapat mendorong kita untuk maju, bukan melemahkan atau memberi dampak buruk bagi kita. Salomo mengatakan, "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Betapa pentingnya memiliki sahabat atau teman yang tepat, serta memiliki pergaulan dengan orang-orang yang tepat pula, karena apa yang kita lihat dan kita dengar akan mendorong kita meraih keberhasilan. Sebaliknya, kalau teman-teman kita adalah orang yang nakal, tidak tertib hidupnya, orang yang putus asa, berperilaku buruk dan memalukan, apa yang kita dapatkan dari mereka?
Karena itu jangan sembrono memilih teman.
Thursday, April 7, 2011
JANGAN MENILAI ORANG KARENA PENAMPILAN!
Baca: Matius 7:1-5
"Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Matius 7:2
Adalah hal yang wajar jika manusia menilai sesamanya berdasarkan penampilan luarnya atau apa yang terlihat oleh mata, sampai-sampai ada istilah cinta pada pandangan pertama: ketertarikan terhadap seseorang saat pertama jumpa yang pastilah didasari oleh penilaian dari penampilan luar. Acapkali penampilan seseorang adalah cerminan dari pribadi atau keadaan orang yang bersangkutan. Semisal saat ia sedang gembira, sedih, semangat, frustasi atau putus asa pasti akan terlihat dari penampilannya. Kadangkala dari sorotan mata saja seseorang bisa dinilai, apakah ia orang yang sombong atau punya niat yang tidak baik seperti tertulis: "Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa." (2 Petrus 2:14a). Atau mungkin kita berkata, "Ah, aku tidak suka dengan orang itu, dari raut mukanya saja sudah terlihat kalau dia itu judes atau jahat." Singkat kata, kita begitu gampangnya menilai atau mengomentari seseorang seperti layaknya kita menilai sebuah buku berdasarkan sampul atau cover-nya.
Penilaian kita terhadap seseorang bisa saja salah. Maka dari itu firman Tuhan melarang kita untuk menghakimi atau mengukur orang lain dengan ukuran kita, apalagi berdasarkan penampilan luarnya. Yang berhak menilai manusia itu Tuhan, bukan sesamanya, karena ukuran kita menilai orang berbeda dengan penilaian Tuhan. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Dalam kotbahnya Tuhan Yesus menasihati agar kita tidak terlalu memfokuskan diri pada hal-hal yang lahiriah (penampilan luar). Berkenan dengan hal ini Tuhan Yesus menegur keras orang-orang Farisi, "...sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran... di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:27:28). Ternyata penampilan luar seringkali menipu!
Memang kita tidak boleh meremehkan penampilan, namun itu bukan yang utama. Alkitab dengan tegas melarang kita untuk menilai, menghakimi atau mengukur seseorang berdasarkan penampilan luarnya. Yang berhak menilai seseorang adalah Tuhan, bukan kita.
Tugas kita adalah mengasihi dan memberkati sesama kita!
Wednesday, April 6, 2011
MELAYANI TUHAN: Ada Mujizat Dialami
Baca: 2 Raja-Raja 4:8-37
"Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: 'Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.' " 2 Raja-Raja 4:9
Berbicara tentang pelayanan, tidak semua orang Kristen memberikan respons yang positif; ada yang suka dan ada pula yang tidak suka. Ada yang berkata, "Buat apa repot-repot ikut pelayanan di gereja, sudah capai tidak ada untungnya. Lebih baik di rumah nonton TV atau kerja lembur di kantor atau jaga toko, ada pemasukan. Ke gereja tiap minggu saja sudah lebih dari cukup." Tapi ketika sedang dalam kesukaran atau mengalami masalah yang berat kita baru merasakan betapa kita sangat membutuhkan Tuhan; kita mencari Tuhan dengan linangan air mata: "Tuhan tolong pulihkan keluargaku. Tuhan tolong sembuhkan sakitku. Nanti kalau sudah sembuh aku akan melayani Tuhan dengan sungguh." Kepada jemaat di Korintus Paulus menasihatkan, "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Ayat ini menegaskan bahwa setiap jerih payah, pengorbanan, kesetiaan dan ketekunan kita terhadap perkara-perkara rohani tidak pernah sia-sia.
Mari kita membuka mata rohani dan belajar dari kehidupan perempuan Sunem. Ia mengalami mujizat dari Tuhan karena ia melayani dan menghormati nabi Allah (Elisa) dengan baik. Tertulis: "Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan bailah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi, dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana. Pada suatu hari datanglah ia (Elisa-Red.) ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ." (2 Raja-Raja 4:10-11). Ini menunjukkan bahwa perempuan Sunem ini mengasihi Tuhan dan mengutamakan Dia. Karena melayani Tuhan dengan sungguh ia menerima nubuatan yaitu ia akan memiliki anak. Dan nubuatan itu terjadi! (2 Raja-Raja 4:16-17).
Ada dampak yang luar biasa bagi orang-orang yang mengasihi dan melayani Tuhan: mujizat, berkat dan pemulihan. Ketika anaknya sakit dan dinyatakan sudah mati, Tuhan pun sanggup menyembuhkannya. Oleh karena itu, tetaplah setia dan jangan pernah merasa lelah untuk melayani Tuhan, karena pertolongan dari Tuhan pasti dinyatakan atas kita.
Selagi ada kesempatan, jangan pernah sia-siakan!
Tuesday, April 5, 2011
TUNANGAN KRISTUS YANG BERKENAN
Baca: 2 Korintus 11:1-6
"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki dan membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus." 2 Korintus 11:2
Sebelum memasuki jenjang pernikahan kudus biasanya pasangan pria-wanita mengadakan pertunangan terlebih dahulu sebagai tanda ikatan kasih mereka. Dalam menjalani masa-masa pertunangan itu pria-wanita harus bisa menjaga hidupnya agar tetap kudus samai pernikahan itu tiba. Begitu pula setiap orang percaya atau jemaat Tuhan adalah calon mempelai Kristus.
Paulus menyatakan bahwa kita telah dipertunangkan dengan Kristus. Kita adalah mempelai wanita yang akan bertemu dengan mempelai laki-laki di dalam pesta kawin Anak Domba. Sebagaimana seperti seseorang yang sudah dipertunangkan dengan orang lain, maka calon mempelai perempuan harus bisa menjaga diri dan kuat menghadapi segala godaan yang ada. Ia harus fokus kepada pasangannya dan tidak boleh bercabang hati. Jangan sampai di masa-masa penantiannya ia terpikat dan berpaling kepada yang lain. Karena kita telah dipertunangkan dengan Kristus kita pun harus menjadi tunangan yang setia, jangan sampai kita tertipu dan disesatkan oleh kuasa-kuasa lain di luar Tuhan yang membuat kita semakin jauh dari Tuhan. Inilah yang dikuatirkan Paulus: "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya." (2 Korintus 11:3). Berhati-hatilah! Jangan sampai hati kita berpaling pada dunia ini dan membuat hati Tuhan cemburu. "...Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yakobus 4:4). Kita tahu bahwa di dunia ini banyak sekali penyesat-penyesat yang dapat saja menghancurkan keluarga-keluarga Kristen, studi, bisnis dan bahkan juga pelayanan.
Sebagai tunangan Kristus mari kita tetap setia dan menjaga kekudusan sambil menanti-nantikan kedatanganNya sebagai mempelai laki-laki yang tidak akan lama lagi. Ingatlah, kita sudah dikuduskan dan ditebus oleh darah Kristus di atas kayu salib, berarti kita sudah sepenuhnya menadi milikNya.
Jagalah hidupmu agar tak bercacat cela, sehingga ketika mempelai laki-laki itu datang Dia tidak berkata, "...sesungguhnya aku tidak mengenal kamu." (Matius 25:12).
Monday, April 4, 2011
SERUKAN KEMENANGAN DARI TUHAN!
Baca: Yohanes 16:16-33
"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Yohanes 16:33
Tuhan Yesus sudah lebih dahulu menyatakan bahwa selama kita hidup di dunia ini kita akan dihadapkan pada masalah dan kesukaran. Namuun sebagai orang percaya kita tidak perlu takut dan cemas, karena tiap-tiap kita yang ada di dalam Kristus mempunyai jaminan kemenangan.
Tuhan Yesus telah mengalahkan segala jenis masalah yang ada melalui karya penebusanNya di atas Golgota. Dosa, kutuk, sakit-penyakit, perbudakan dan sebagainya telah dikalahkanNya. Tertulis demikian: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!' " (Galatia 3:13). Jadi kita yang ada di dalam Kristus tidak berada di pihak yang kalah, melainkan sebagai orang-orang yang menang. "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37). Ketika kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan dari kehidupan kita, kita sedang dilahirkan dalam kemenangan karena Yesus telah mengalahkan dunia ini. Oleh karena itu kita harus senantiasa menyerukan kemenangan itu setiap hari di manapun kita berada dan kemana pun kita melangkah. Serukan kemenangan itu melalui pujian kita. Sudahkah hari-hari Saudara dipenuhi dengan puji-pujian bagi Tuhan? Ataukah hari-hari kita diwarnai dengan kemurungan dan keluh kesah? Sekarang ini bukanlah waktu untuk meratap dan mengasihani diri sendiri tentang segala sesuatu yang terjadi. Mari kita belajar dari pemazmur yang senantiasa memuji-muji Tuhan di setiap waktu: pagi hari, tengah hari dan di malam hari. Pemazmur berkata, "Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan." (Mazmur 113:2-3).
Jika kita jarang sekali memuji Tuhan, mulailah dari sekarang. Serukan kemenangan melalui pujian saat berangkat ke kantor, membuka toko atau pulang bekerja. Iblis sangat tidak tahan mendengar puji-pujian yang dinaikkan oleh orang percaya! Sudah waktunya melangkah dan bertindak dengan iman, mengalami firman dan mengimani janji-janji Tuhan. Bila Iblis mulai menggoncang kita dengan masalah dan tekanan-tekanan jangan menyerah dan melarikan diri.
Serukan kemenangan dalam nama Yesus setiap saat, Iblis bertekuk lutut tak berdaya!
Sunday, April 3, 2011
MEMPERKATAKAN FIRMAN: Ada Kuasa yang Dahsyat!
Baca: Yesaya 44:21-28
"Akulah yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku;" Yesaya 44:26a
Mungkin kita berpikir bahwa memperkatakan firman setiap hari adalah tindakan sia-sia dan membuang energi percuma. Salah besar! Justru ketika kita memperkatakan firman kita sedang mengetuk pintu sorga dan mengerakkan Roh Kudus bekerja. Roh Kudus selalu bekerja berdasakan firman yang diucapkan. Sebelum langit dan bumi ada, "...Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." (Kejadian 1:2). Ketika Tuhan hendak menciptakan terang Ia berkata, " 'Jadilah terang'. Lalu terang itu jadi." (Kejadian 1:3). Sesudah firman diucapkan barulah Roh Kudus bekerja menciptakan terang, maka jadilah terang. Firman Tuhan dan Roh Kudus bekerja sama, tidak dapat dipisahkan. Tatkala firman diucapkan Roh Kudus bekerja.
Selama pelayananNya di bumi Tuhan Yesus juga selalu memperkatakan firman sebelum menyembuhkan orang sakit dan melakukan mujizat. Mengapa memperkatakan firman itu sangat penting? Ketika kita mengucapkan kata-kata yang positif dan benar akan timbul suatu imajinasi yang positif dan akhirnya menghasilkan keinginan yang positif pula. Contoh: ketika ia membaca biografi seseorang yang sukses akan timbul imajinasi ingin seperti orang itu, dan pada akhirnya menghasilkan keinginan untuk melakukan seperti yang dia lakukan (meneladani hidupnya). Begitu juga ketika ayat firman Tuhan tentang keberhasilan dan kesuksesan kita ucapkan akan menghasilkan imajinasi yang positif, lalu muncullah keinginan untuk melakukan firman itu.
Memperkatakan firman sangat penting karena itu adalah kekuatan menaklukkan Iblis. Iblis tidak lagi punya tempat untuk menjajah kita. Ketika sedang dicobai Iblis Yesus mengalahkannya dengan perkataan firman. Iblis akan lari tunggang langgang ketika mendengar perkataan firman yang keluar dari mulut kita. Selain itu ketika kita memperkatakan firman berarti kita sedang menggerakkan para malaikat sorga bekerja, karena mereka diutus Tuhan untuk melayani orang percaya. Mereka akan bekerja ketika kita memberikan perkataan firman Tuhan. Betapa dahsyatnya bila Tuhan bertindak dan memerintahkan para malaikat melaksanakan firmanNya itu!
Janganlah lupa memperkatakan firman Tuhan di sepanjang hidup kita, maka kita akan mengalami kuasa Tuhan yang dahsyat.
Saturday, April 2, 2011
PERNYATAAN IMAN MELALUI UCAPAN (2)
Baca: Yohanes 6:60-66
"Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Yohanes 6:63b
Tidaklah mengherankan bila banyak oang Kristen tidak sepenuhnya mengalami berkat-berkat Tuhan dan tidak mendapatkan apa yang ia yakini di hati karena menyepelekan yang satu ini, yaitu lupa memperkatakan firman Tuhan. Orang yang lupa atau tidak pernah memperkatakan firman Tuhan bisa diibaratkan seperti memiliki sebuah mesin, tapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena orang itu tidak pernah mengoperasikan tombol yang ada di mesin tersebut; dan tombol itu adalah perkataan kita sendiri. Sebaliknya, orang yang senantiasa memperkatakan firman sesuai dengan apa yang kita percayai di hati sama dengan sedang menekan tombol 'on' pada mesin (mengaktifkan mesin untuk beroperasi). Akan tetapi, jikalau yang sering kita ucapkan atau perkatakan adalah kata-kata yang negatif atau bertolak belakang dengan firman Tuhan berarti kita sedang menekan tombol 'off', artinya mesin itu berhenti beroperasi. Mesin iman kita berhenti bekerja.
Lalu, apa yang harus kita perkatakan? Kepada jemaat di Efesus Paulus berkata, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29). Jadi yang harus kita perkatakan adalah kata-kata berkat yang membangun dan membangkitkan iman, sehingga siapa pun yang mendengarnya beroleh berkat. Salah satu contoh adalah kata shalom, yaitu kata yang harus kita ucapkan terhadap saudara-saudara kita. Ada pun arti shalom adalah selamat, makmur dan diberkati. Namun jarang sekali orang Kristen menggunakan kata shalom ini dalam kehidupan sehari-hari.
Sudahkah kita mengucapkan kata-kata yang memberkati orang lain? Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan memberkati orang-orang yang membenci, mengutuk dan mencaci kita, "mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang-orang yang mencaci kamu." (Lukas 6:28). Mari kita jalani hari-hari dengan menjaga setiap perkataan kita. Jangan perkatakan kata-kata yang merusak apa yang sudah kita percayai di hati. Ingat, kata-kata kita menentukan apa yang akan kita alami dan nikmati. Tertulis: "Dari buah mulutnya seseorang akan makan yang baik, ..." (Amsal 13:2).
Firman Tuhan adalah jawaban bagi setiap kebutuhan hidup kita; semakin banyak kita memperkatakannya, semakin kita menikmati janjiNya.
Friday, April 1, 2011
PERNYATAAN IMAN MELALUI UCAPAN (1)
Baca: 2 Korintus 4
" 'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata." 2 Korintus 4:13b
Melalui renungan ini kita kerap kali diingatkan agar berhati-hati dengan apa yang kita perkatakan sebab kata-kata yang keluar dari mulut kita akan membentuk dan menentukan masa depan kita. Ibarat sebuah mesin, perkataan kita adalah tombol untuk mengoperasikan atau mengaktifkan mesin tersebut. Alkitab menegaskan, "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jadi iman seseorang harus dibuktikan dengan perkataan dan juga perbuatan.
Ada pun tanda awal dari iman adalah adanya pernyataan atau pengakuan dari mulut kita sebagaimana tertulis, "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan, Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:8-10). Oleh karena itu setiap orang Kristen harus belajar mengucapkan apa yang ia percayai dalam hati sesuai dengan firman Tuhan.
Ketika dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa, Yosua diberi 'kunci' penting oleh Tuhan agar perjalanan hidupnya dan tugas dari Tuhan itu berhasil dan berkemenangan. Kunci itu adalah: "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8). Ayat ini jelas menyatakan bahwa memperkatakan firman dengan iman, yaitu melalui ucapan atau perkataan adalah langkah awal untuk mencapai keberhasilan dan keberuntungan bagi orang percaya. Namun banyak yang menganggap remeh atau sepele akan hal ini; kita menganggap bahwa tulisan-tulisan yang ada di dalam Alkitab itu tak jauh berbeda dengan tulisan di buku-buku sejarah atau ilmu pengetahuan lainnya, padahal "...Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,... Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: 'Orang benar akan hidup oleh iman.' " (Roma 1:16-17). (Bersambung)
Thursday, March 31, 2011
HAL AKHIR ZAMAN: Hati-Hati Dengan Ajaran Sesat!
Baca: 1 Timotius 4:1-10
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa diwaktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan" 1 Timotius 4:1
Akhir-akhir ini banyak bermunculan ajaran-ajaran sesat yang dibungkus begitu rapi sampai-sampai banyak orang yang tidak tahu kalau mereka sedang diperdayai, semisal: aliran Mormon, saksi Yehovah dan sebagainya. Yang jelas, ajaran sesat adalah ajaran yang berlawanan dengan firman Tuhan dan tidak sesuai dengan Injil. Ajaran sesat ini dikerjakan oleh orang-orang yang berada di bawah kendali roh-roh penyesat atau Iblis. Misi mereka adalah menjerat orang-orang yang lemah imannya untuk dijadikan penganutnya.
Sebagai orang percaya kita tidak perlu terkejut atau takut karena Alkitab sudah lebih dulu menyatakan bahwa di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang keduakalinya akan ada banyak ajaran-ajaran sesat. Tertulis: "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?" (Matius 7:15-16). Jadi Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi kelak, karena Dia adalah Mahatahu. Pertanyaannya: bagaimana supaya kita tetap kuat mengiring Tuhan dan tidak dapat disesatkan oleh mereka? Ingat! Setiap manusia diciptakan dengan kehendak bebas (free will). Kita punya hak memilih sebagaimana bangsa Israel di perhadapkan dengan pilihan: memilih beribadah kepada Tuhan atau allah lain. Tapi Yosua dengan tegas berkata, "...aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15b). Ketika orang membuka diri untuk ajaran-ajaran sesat, roh-roh penyesat akan bekerja dalam dirinya. Berhati-hatilah, jangan sampai kita lengah dan terpedaya! "...jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah." (1 Timotius 4:7).
Kita harus meningkatkan ibadah kita dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada supaya 'telinga rohani' kita semakin peka dengan ajaran-ajaran yang sehat. Semakin banyak kita belajar dan merenungkan firman Tuhan, pancaindera kita pun akan semakin terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (baca Ibrani 5:14).
Jangan kuatir, Roh Kudus akan menolong, membimbing dan mengurapi kita dengan kuasaNya, sehingga kita punya keberanian untuk menolak setiap ajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus!
Wednesday, March 30, 2011
PERHATIKAN DAN AWASILAH HIDUPMU!
Baca: 1 Timotius 4:11-16
"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16
Kata awas berarti suatu peringatan agar kita berhati-hati. Bukankah kita sering menjumpai kata-kata peringatan semacam ini tertulis di mana-mana? Di jalan raya misalnya: "Awas ada tikungan; Awas ada perbaikan jalan; Awas banyak anak sekolah" dan sebagainya. Ada pula yang lebih ekstrem lagi, "Awas ada anjing galak!". Itu semua berarti kita harus memperhatikan peringatan ini dengan sungguh, sebab bila kita melanggarnya pasti sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
Firman Tuhan menasihati agar kita mengawasi diri sendiri terlebih dahulu, bukan orang lain. Memang, pekerjaan yang mudah adalah kita mengawasi, mengamat-amati, menilai, mengoreksi kelemahan serta menghakimi orang lain. Sebaliknya untuk mengawasi diri sendiri atau bercermin pada diri sendiri tidak semua orang mau melakukannya. Tetapi rasul Paulus mengingatkan demikian, "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4).
Berdasarkan ayat nas di atas ada 2 hal yang harus kita awasi: diri kita sendiri dan juga ajaran yang kita terima. Apa saja itu? Paulus berkata, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). Bagaimana dengan perkataan kita? Yang kita perkatakan menunjukkan siapa kita. Kata-kata firman yang membangun, menguatkan dan memberkati orang lain, ataukah kata-kata sia-sia yang terlontar (umpatan, kutuk dan sebagainya). Bagaimana dengan tingkah laku kita? Apakah selama ini tingkah laku kita sudah sesuai dengan firman Tuhan atau malah jadi batu sandungan bagi orang lain? Begitu pula dalam hal kasih, kesetiaan dan juga kesucian. Kalau kehidupan kita sudah baik dan berkenan kepada Tuhan barulah kita boleh mengawasi orang lain! Sedangkan hal ajaran berbicara tentang apa pun yang kita terima dan dengar, apakah firman Tuhan atau ajaran-ajaran lain. Akhir-akhir ini banyak sekali ajaran-ajaran yang menyesatkan. Bila kita tidak berakar kuat di dalam firman Tuhan, kita akan mudah tersesat.
Mari kita koreksi hidup kita, supaya hidup kita menjadi teladan!
Tuesday, March 29, 2011
MENABUR DENGAN SUKACITA, MENUAI YANG BAIK
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." 2 Korintus 9:7
Setiap orang yang menanam benih pasti berharap pada saatnya ia akan mendapatkan panenan. Tapi seringkali terjadi kita menanam benih yang baik, tetapi mengapa hasil panen kita menjadi berasa masam? Ini seperti tertulis: "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?" (Yesaya 5:4). Jika demikian halnya, adakah yang salah dengan taburan kita? Mungkin kita berkata, "Aku sudah banyak menolong orang lain; aku jadi donatur pembangunan gereja.", dan lain-lain. Sedikit motivasi kita saat menanam atau menabur benih tersebut!
Kalau kita menabur dengan hati yang tidak baik: bersungut-sungut, sedih hati, terpaksa dan memiliki motivasi yang salah, hasil tuaian kita juga tidak baik. Sikap hati kita saat menabur adalah penentu bagi benih yang kita taburkan. Seorang janda miskin memberikan dua peser uangnya ke dalam peti persembahan dan persembahannya itu menyenangkan hati Tuhan. Memang jumlah benih yang ditabur janda itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan persembahan orang kaya, tapi ia memberinya dengan sepenuh hati dan dari seluruh nafkahnya. Benih yang baik, hati yang baik dan motivasi yang baik akan menghasilkan tuaian yang baik pula. Banyak orang Kristen yang ingin diberkati melimpah tapi tidak mau menabur dan suka menunda-nunda waktu untuk menabur dengan berkata, "Penghasilanku pas-pasan, aku belum bisa memberi; aku belum digerakkan oleh Roh Kudus." dan sebagainya. Itu hanyalah alasan bagi orang-orang yang tidak mau menabur atau sengaja menghindarkan diri dari hukum menabur.
Orang yang malas menabur jangan pernah berharap tuaian! Apabila kita ingin menanam atau menabur, milikilah hati yang baik. Setiap kita pasti tidak ingin menuai buah yang masam, bukan? Penabur benih yang baik pada saatnya akan menuai hasil yang baik pula.
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." Amsal 3:9-10
Monday, March 28, 2011
KEMENANGAN = IMAN + KETAATAN
Baca: Mazmur 20
"Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." Mazmur 20:7
Yosua dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel menggantikan Musa. Kata Tuhan, "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu." (Yosua 1:2). Tuhan tidak asal menyuruh Yosua tapi Ia menjanjikan kemenangan kepadanya, "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3). Kemenangan yang dijanjikan Tuhan itu belum diraih Yosua saat ia mendengar perkataan Tuhan. Jadi, kemenangan akan menjadi kenyataan apabila Yosua mengikuti tuntunan Tuhan dan mau melangkah dengan iman.
Ini menunjukkan bahwa hidup berkemenangan disediakan Tuhan bagi anak-anakNya. Namun, mengapa tidak semua orang Kristen dapat menikmati kemenangan? Itu karena tidak tunduk kepada Tuhan dan tidak mengikuti cara-caraNya. Orang-orang dunia memiliki konsep: hidup berkemenangan dapat dicapai dengan cara apa pun meski melanggar firman Tuhan; hidup berkemenangan berarti memiliki uang banyak atau materi yang berlimpah. Akibatnya banyak orang nekat menempuh jalan yang salah atau kotor: menipu orang lain, korupsi, menekan orang lemah, bisnis narkoba, sampai pergi ke gunung Kawi atau dukun demi mendapatkan kekayaan secara instan, namun ujungnya kepada maut. Sebaliknya konsep kemenangan menurut Alkitab adalah: hasil yang kita raih karena Tuhan melakukannya untuk kita.
Kmenangan adalah hasil dari ketaatan. Ketika Yosua taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan (baca Yosua 1:6-8) apa saja yang diperbuatnya menjadi berhasil dan beruntung. Ingat! Kehidupan Kristen adalah hidup penuh perjuangan, tidak ada yang instan, tapi percayalah bahwa Tuhan akan menyertai kita dan memberikan jaminan kemenangan. Tertulis: "...sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu." (Ulangan 20:4).
Mari mencari Tuhan setiap waktu, karena orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan hidupnya pasti berhasil dan mengalami berkat-berkat Tuhan yang pasti.
Sunday, March 27, 2011
YUSUF: Pribadi yang Disertai Tuhan
Baca: Kejadian 39
"Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena Tuhan menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil." Kejadian 39:23
Yusuf adalah orang pilihan Tuhan yang hidup dalam kebenaran walaupun bukan berarti ia luput dari segala macam kesukaran hidup. Alkitab berkata: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yakobus 1:12). Alkitab mengisahkan tentang perjalanan hidup Yusuf yang hari-harinya penuh diwarnai berbagai pergumulan berat. Saudaranya sendiri, tanpa sepengetahuan ayah mereka, telah menjual Yusuf sebagai budak kepada orang Mesir. Di rumah orang Mesir ia difitnah oleh isteri Potifar, yang akhirnya memaksa Yusuf mendekam di penjara. Meski melewati berbagai ujian, hidup Yusuf senantiasa disertai Tuhan "...sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;" (Kejadian 39:2a). Puncaknya, Yusuf diangkat menjadi orang kedua di Mesir.
Belajar dari perjalanan hidup Yusuf ini dapat disimpulkan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Asal kita hidup dalam kebenaran tidak ada hal yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan, sebab "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24). Jangan pernah berkata bahwa keberhasilan dan kesuksesan itu buah dari jerih payah atau karena kekuatan kita sendiri, "...sebab di luar Aku (Tuhan-Red.) kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b). Karena penyertaan Tuhan Yusuf menjadi orang yang rendah hati; sebaliknya, Ia benci terhadap orang-orang yang congkak.
Bila hidup kita disertai Tuhan tidak ada perkara yang mustahil: pintu berkat, pintu kesempatan, pintu pemulihan, pintu kesembuhan dan sebagainya dibukakan untuk kita. Tertulis: "...apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka." (Wahyu 3:7). Jadi dalam penyertaan Tuhan selalu ada pengharapan.
Ingin disertai Tuhan di segala jalan? Hiduplah seturut kehendak Tuhan seperti Yusuf!
Saturday, March 26, 2011
PELAJARAN BERHARGA DARI YAKUB
Baca: Kejadian 35:1-15
"Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu." Kejadian 35:1
Mengapa Tuhan memerintahkan Yakub untuk kembali ke Betel dan tinggal di situ? Bukankah selama bertahun-tahun Yakub sudah pernah tinggal di Betel dan hidup bersama-sama dengan Laban, pamannya? Pasti ada gejolak dalam diri Yakub, sebab bila kembali ke Betel berarti ia akan bertemu kembali dengan Esau, kakaknya, yang pernah mengancam hendak membunuhnya. Namun ketika Yakub merespons panggilan Tuhan dan taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, maka "...kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar." (Ayat 5b).
Melalui Betel ini Tuhan hendak memberikan satu pelajaran berharga kepada Yakub bahwa setiap pelanggaran selalu mendatangkan akibat, yaitu penderitaan. Akibat kecurangannya, Yakub harus lari ke Mesopotamia karena jiwanya terancam, dan ia pun menuai apa yang telah diperbuat, Yakub juga ditipu oleh Laban. Benar apa yang tertulis di Alkitab: "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,..." (Galatia 6:7b-8).
Tuhan menghendaki agar kita hidup dalam kejujuran, bukan dalam kecurangan. Tuhan pasti akan menolong dan membela umatNya yang hidup jujur. Pemazmur berkata, "siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya." (Mazmur 50:23b). Kalau pun hidup Yakub menjadi berhasil dan diberkati, itu semua karena Tuhan yang mengerjakan perkara-perkara besar dalam hidupnya, bukan karena hebat dan kuat Yakub. Dalam Kejadian 28:10-22 Yakub bermimpi ada tangga yang ujungnya sampai ke langit dan tampaklah para malaikat naik turun tangga itu. Naik tangga gambaran bagaimana para malaikat membawa masalah-masalah kita kepada Tuhan; sedangkan turun tangga artinya para malaikat turun membawa berkat-berkat dari sorga. Ada pun makna rohaninya adalah: sesungguhnya jarak antara kita dengan sorga itu sangat dekat. Tuhan itu hanya sejauh doa! Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, namun dibutuhkan kejujuran (hidup benar) dan kesetiaan untuk meraih berkat-berkat dari Tuhan.
Tuhan sanggup mengubahkan hal-hal yang buruk menjadi baik, asal kita mau tunduk kepada Tuhan dan hidup dalam pertobatan!
Friday, March 25, 2011
BERKAT MELIMPAH BAGI YANG SUKA MEMBERI
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." 2 Korintus 9:8
Jika Alkitab menyatakan prinsip tentang memberi dan menerima, menabur dan juga menuai, hal ini menunjukkan bahwa berkat yang disediakan Tuhan bagi orang yang suka memberi adalah sesuatu yang pasti dan pasti digenapiNya. Bahkan dalam hal persepuluhan saja Tuhan menantang kita untuk mengujiNya. Tuhan berkata, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Artinya apabila kita mempersembahkan persepuluhan kepada Tuhan dengan motif yang benar, kita pasti diberi kelimpahan. Banyak orang ingin menikmati hidup berkelimpahan dan diberkati, tapi dia tidak mau menerapkan pola hidup suka memberi seperti yang Tuhan kehendaki. Banyak juga orang Kristen yang mencoba untuk memberi, namun mengapa belum juga menampakkan hasil seperti yang diharapkan? Mengapa mereka seolah-olah tidak menuai sesudah menabur?
Berkat Tuhan mengalir sesuai dengan kemampuan kita untuk menerimanya. Satu-satunya yang menghambat berkat adalah ketidaksiapan kita sendiri untuk menerima berkat-berkat itu. Ketika bejana-bejana milik janda yang kita baca di 2 Raja-Raja 4:1-7 sudah penuh dan tidak ada lagi yang kosong, berhentilah minyak itu mengalir. Minyak milik janda itu berhenti mengalir ketika tidak ada lagi bejana untuk menampungnya. Sesungguhnya Tuhan selalu menyediakan segala yang kita perlukan, dan ketika kita sudah siap untuk menerima berkat yang lebih, berkat-berkat itu akan datang. Oleh karena itu mari belajar menjadi orang yang suka memberi, bukan orang yang hanya mengharapkan untuk diberi. "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah 20:35b).
Inilah rahasia hidup diberkati! Saat kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain, Tuhan pasti akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita juga. Ingin menikmati berkat Tuhan secara menyeluruh? Berilah juga secara menyeluruh.
Tuhan memberkati kita supaya kita menjadi berkat bagi orang lain bukan untuk diri sendiri!
Thursday, March 24, 2011
SUKA MEMBERI ATAU SUKA MENERIMA?
Baca: 2 Korintus 9:6-15
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Korintus 9:6
Memiliki kasih dan suka memberi adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Jika ada orang Kristen yang tidak punya kasih, pelit dan tidak suka memberi berarti belum melakukan kehendak Tuhan, padahal firmanNya jelas menyatakan, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38)
Orang Kristen yang tidak punya kasih dan tidak pernah memberi kepada orang lain tak ada bedanya dengan keberadaan Laut Mati. Laut Mati adalah danau atau laut yang airnya tidak dapat diminum karena telah terkontaminasi dan berbau busuk. Kandungan garam di Laut Mati sangat tinggi dan bisa dikatakan bahwa Laut Mati adalah salah satu lingkungan yang paling tidak ramah di dunia. Ikan-ikan tidak dapat bertahan hidup di sana. Secara geografis Laut Mati dialiri oleh sungai Yordan yang bermuara ke laut ini, namun tidak seperti danau lain, Laut Mati tidak memiliki saluran ke luar; laut ini hanya terus menampung air sungai sehingga semua air segar yang mengalir ke dalamnhya lambat laun menjadi busuk.
Itulah gambaran yang tepat mengenai orang yang hidup mementingkan diri sendiri; orang yang selalu mengharapkan untuk diberi tetapi tidak suka memberi. Bila kita hanya suka menerima, selalu mengambil tetapi tidak pernah memberi, lama-kelamaan kehidupan kita akan berbau busuk: masam, egois, tidak menyenangkan dan selalu berpikiran negatif terhadap orang lain. Itu adalah dampak dari tidak adanya hal yang mengalir keluar dari dirinya. Dunia berprinsip bahwa untuk menjadi kaya atau cara memperoleh harta adalah dengan menghemat sedemikian rupa dan menerima. Sedangkan prinsip firman Tuhan adalah kebalikannya. Di dalam Kerajaan Allah justru orang yang diberkati adalah orang yang menyebar dan menabur hartanya. Tertulis: "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24) dan "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6). Tuhan menciptakan kita untuk menjadi seperti sungai yang terus-menerus mengalir.
Janji Tuhan itu unik, ia hanya dapat dipahami apabila dipraktekkan.
Wednesday, March 23, 2011
BERKAT SEBAGAI ANAK-ANAK ALLAH
Baca: Galatia 4:1-11
"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." Galatia 4:7
Kita sering membaca berita di koran dan melihat tayangan di televisi kasus ibu yang tega membuang bayinya sendiri di tong sampah atau kardus. Kok bisa ya? Beruntung jika bayi yang dibuang itu ditemukan orang dalam keadaan hidup; jika tidak? Dan biasanya bayi-bayi tersebut akan diserahkan ke panti-panti asuhan anak untuk diasuh. Adalah berbahagia jika ada orangtua asuh yang mengadopsi atau mengangkatnya sebagai anak.
Musa adalah anak yang dilahirkan oleh orangtua Israel pada masa pemerintahan Firaun. Suatu masa yang sangat sulit di mana bangsa Israel sedang berada dalam penindasan bangsa lain yaitu Mesir. Pada waktu itu Firaun juga membuat perintah yang benar-benar di luar batas kemanusiaan yaitu agar semua bayi laki-laki Israel dibunuh. Itulah sebabnya Yokhebed, ibu Musa, memikirkan rencana bagaimana menyelamatkan bayinya. Bayi Musa itu pun dihanyutkan ke sungai dalam sebuah keranjang, dan akhirnya puteri Firaun mengambil Musa kecil itu dan mengangkatnya sebagai anak. Lalu, puteri Firaun memberikan bayi alaki-laki itu kepada Yokhebed untuk disusui. Dua wanita (puteri Firaun dan Yokhebed) dipakai Tuhan untuk menyelamatkan hidup Musa.
Sebagai orang percaya, Alkitab berkali-kali menegaskan bahwa kita telah diangkat sebagai anak-anak Allah sehingga kita dapat berseru kepada Allah dan memanggil Dia, "Abba, Bapa!". (Baca Roma 8:15). Kita yang dahulu hidup dalam perbudakan dosa kini telah dibebaskan melalui pembenaran dalam karya kudus Kristus di kayu salib. Kita dinyatakan benar oleh pengorbanan Kristus sehingga Allah mengangkat kita menjadi anak-anakNya. Secara Alkitabiah, pengangkatan anak adalah tindakan Allah di mana seseorang yang telah diperbaharui Roh Kudus diubah dan dibenarkan, kemudian dipindahkan ke dalam persekutuan orang yang ditebus dalam keluarga Allah. Sebagai anak Allah banyak sekali berkat tak terbatas yang menjadi bagian kita tidak hanya di waktu sekarang, tetapi juga untuk waktu yang akan datang ketika Kristus kembali, di mana kita akan memerintah bersamaNya sebagai ahli waris Kerajaan Allah.
Karena status sebagai anak, kita pun beroleh kasih karunia Tuhan dan berhak mendapatkan pertolongan ketika kita membutuhkan; Bapa juga bernjanji tidak akan meninggalkan atau mengabaikan kita (baca Ratapan 3:31-32).
Tuesday, March 22, 2011
LAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN SEPENUH HATI
Baca: Kolose 3:23-25
"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Kolose 3:23
Ayat nas di atas menasihatkan agar kita melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati, baik itu pekerjaan, pelayanan, studi, hidup berkeluarga, ibadah dan sebagainya, bukan dengan keluh kesah, gerutu atau persungutan. Di tempat kerja ada saja hal yang kita keluhkan, mulai gaji, job description yang tidak jelas, si bos yang bertindak semena-mena dan sebagainya. Akibatnya kita pun mengerjakan setiap tugas atau pekerjaan kita tidak dengan sepenuh hati alias nggrundel (bahasa Jawa) dalam hati, artinya bersungut-sungut. Begitu juga dalam hal pelayanan, kita pun melakukannya sebagai hal yang rutin, biasa-biasa saja tanpa semangat. Sesungguhnya Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi umatNya bagaimana Ia melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. Apa pun yang menjadi kehendak Bapa dikerjakanNya dengan sepenuh hati meski harus melewati segala penderitaan yang hebat, bahkan sampai harus mati di kayu salib.
Kalau hari ini kita diingatkan oleh firman untuk melakukan seperti yang telah Yesus lakukan dan ajarkan itu berarti kita juga harus melakukannya dengan sepenuh hati, sebab "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Renungkanlah: kalau dalam kehidupan ini kita tidak menghasilkan buah dari apa yang kita lakukan, bisa jadi karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati. Bila kita melakukan banyak hal tidak dengan sepenuh hati, maka hasil yang kita dapatkan pun tidak akan bisa maksimal.
Mari kita koreksi diri kita masing-masing: sudahkah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati? Ketika memuji dan menyembah Tuhan apakah kita melakukannya dengan sepenuh hati? Jangan pernah merasa bahwa pelayanan dan ibadah yang kita lakukan selama ini sudah lebih dari cukup, atau kita merasa sudah cukup rajin dan setia mengiring Tuhan. Yang dinilai Tuhan bukanlah aktivitas yang terlihat dengan kasat mata tetapi Ia melihat hati kita; kesepenuhhatian kita ketika melayani Dia, itulah yang dikenan Tuhan. Ada upah yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Contoh: Kaleb, mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya meski perlu waktu selama 45 tahun.
Kita pun harus percaya bahwa janji firman Tuhan pasti digenapi, dan saat menantikan Tuhan itulah kita harus mengerjakan bagian kita dengan sepenuh hati.
Monday, March 21, 2011
MENGALAHKAN KEKUATIRAN: Doa dan Ucapan Syukur
Baca: Mazmur 55
"Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." Mazmur 55:23
Adalah non sense jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga. Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir! Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir. Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya. Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati. Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya. Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia. Namun Ayub mengaku bahwa "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik. Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya? Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga; harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik; BBM di beberapa daerah langka; orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya. Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik. Contoh: orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa. Paulus berpesan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).
Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur. Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.
Jangan kuatir, Tuhan pasti sanggup menolong kita!
Sunday, March 20, 2011
MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (2)
Baca: Matius 4:1-11
"Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus." Matius 4:11
Strategi yang dilakukan Iblis berikutnya untuk mencobai Yesus ialah membawaNya ke kota Suci dan menempatkanNya di bubungan Bait Tuhan serta menyuruhNya menjatuhkan diri ke bawah (ayat 5-6); akan tetapi usaha Iblis itu tidak berhasil. Jelas dikatakan bahwa "...Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun." (Yokobus 1:13b). Tantangan yang diberikan Iblis pada Yesus tidak membuat Yesus terpengaruh meskipun amatlah mudah bagi Yesus melakukan perbuatan yang ajaib tersebut, karena dalam diri Yesus ada otoritas Ilahi dan Dia tahu apa yang harus Dia lakukan. Lain halnya dengan kita yang seringkali tidak kuasa untuk menahan diri dari keangkuhan. Ini berbeda dengan manusia pada umumnya, yang karena merasa diri mampu, pintar dan hebat, maka ketika ada tantangan datang mulai memakai kekuatan sendiri untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa kita mampu.
Strategi yang ketiga untuk mencobai Yeus adalah Iblis memperlihatkan semua kekayaan dunia dan segala kemegahannya, lalu berkata pada Yesus, "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:9). Adalah sangat ironis bila Yesus menuruti perintah Iblis ini karena segala isi dunia ini adalah ciptaanNya dan Iblis tidak punya kuasa apa pun atas segala milikNya. Maka lagi-lagi Yesus memperkatakan firman, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: 'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!' " (Matius 4:10).
Mengapa Yesus selalu memperkatakan firman saat menghadapi pencobaan? Karena firman Tuhan itu berkuasa dan adalah kekuatan Allah sendiri. Bila kita memperkatan firman itu dengan iman, "...ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan kepadanya." (Yesaya 55:11). Untuk menang melawan segala tipu muslihat Iblis kita harus menggunakan pedang Roh ini (firman Tuhan). Seringkali banyak orang tidak tahan nafsu dengan tawaran-tawaran dari Iblis yang memberinya harta, jabatan, popularitas, jodoh dan sebagainya meski harus menjual iman, padahal itu berujung pada kebinasaan.
Karena itu sediakan waktu untuk belajar dan merenungkan firman siang dan malam sebagaimana diperintahkan Tuhan kepada Yosua (baca Yosua 1:8), supaya kita menang!
Saturday, March 19, 2011
MENGALAHKAN PENCOBAAN: Perkatakan Firman (1)
Baca: Matius 4:1-11
"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah." Matius 4:4
Selagi kita masih hidup di bumi ini kita harus siap menghadapi masalah demi masalah. Daud berkata, "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10). Jadi kesukaran dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia di dunia. Bukan hanya kita manusia yang lemah saja yang harus melewati ujian dan pencobaan hidup, Yesus pun harus mengalami pencobaan. Namun Alkitab dengan jelas menyatakan, "...Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani 4:15). Melihat kondisi Yesus yang sedang lapar setelah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam Iblis pun mengambil kesempatan untuk mencobai Yesus dengan tiga strategi yang telah dirancangnya.
Strategi pertama. Iblis tahu bahwa Yesus sedang lapar, karena itu Iblis menyuruh Yesus untuk melakukan mujizat itu, tapi Dia tidak mudah terkecoh dengan tipu daya Iblis sehingga Ia berkata dengan tegas, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.", walaupun pada saat itu secara jasmani Yesus sedang merasa lapar dan sangat membutuhkan makanan. Mengapa Yesus berkata demikian? Karena firman adalah dasar untuk kita percaya akan adanya mujizat, sebab "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1), dan karena firman Tuhan adalah makanan rohani yang memberikan kekuatan iman dalam hidup kita. Bila menyadari akan hal ini kita tidak akan pernah meremehkan firman Tuhan yang kita baca atau pun dengar.
Masih banyak orang Kristen yang datang beribadah dengan motivasi yang tidak benar, yang dikejar hanyalah berkat semata dengan berkata, "Aku mau ibadah ke gereja, siapa tahu aku diberkati. Aku mau jadi anggota jemaat di gereja yang besar itu supaya bisa cepat kaya seperti mereka." Inilah bujuk rayu Iblis, membelokkan motivasi banyak orang.
FirmanNya jelas mengatakan, "Tetapi carilah dahulu KerajaanAllah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
Friday, March 18, 2011
MENJADI MURID YESUS YANG KUAT
Baca: Lukas 9:22-27
"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." Lukas 9:24
Menjadi orang Kristen tidaklah mudah karena kita mengemban tugas yang tidak sembarangan. Ketika kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita adalah murid Yesus. Sebagai murid Yesus kita wajib melakukan semua perintah-perintah Yesus serta meneladani hidupNya sebagaimana tertulis: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6), sebab untuk itulah "...kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya" (1 Petrus 2:21).
Sungguh, untuk mengikut Yesus dibutuhkan komitmen yang tidak boleh dibuat main-main karena banyak tantangan yang akan kita hadapi dan kita pun harus melakukan kehendakNya dengan taat. Ketaatan adalah suatu proses di mana kita bisa dikatakan layak untuk menjadi murid Yesus atau tidak, sebab firman-Nya berkata, "...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23). Menyangkal diri dan memikul salib adalah syarat mutlak yang harus dijalankan oleh setiap murid Yesus. Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati dan punya hati yang teachable (bersedia diajar), supaya kita menjadi murid Yesus yang militan: tidak mudah lemah dan pantang menyerah.
Mengapa kita diijinkan melewati ujian atau tantangan? Ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kita beroleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya (baca 1 Petrus 1:7). Dalam mengikut Tuhan Yesus kita pun harus memiliki integritas dan jangan sampai ada kepura-puraan. Tidak ada kata setengah-setengah atau suam-suam kuku, sebab jika demikian Tuhan akan berkata, "...Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Ada harga yang harus kita bayar! Banyak orang Kristen yang masih berkompromi dengan hal-hal duniawi.
Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Lukas 9:62
Thursday, March 17, 2011
PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN: Pasti dan Tidak Mengecewakan!
Baca: Roma 8:18-25
"Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun." Roma 8:25
Banyak orang tidak dapat menerima keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Mereka mulai mengomel, memberontak dan menyalahkan Tuhan atas apa yang dialami. Hal ini berlanjut pada tindakan dan tekad keluar dari permasalahan yang ada, apa pun caranya, tidak peduli apakah jalan yang ditempuhnya nanti berujung pada kesia-siaan, seperti tertulis: "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Mereka mengira bahwa jalan yang ditempuhnya itu sudah benar dan pasti akan memberikan jalan keluar. Alkitab menegaskan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Sekuat dan sehebat apa pun manusia, kemampuan dan kekuatannya ada batasnya. Tapi jika kita mau menyikapi setiap permasalahan yang ada dengan tetap berharap pada kuasa Tuhan, tidak ada yang perlu diragukan lagi seperti pengakuan Daud, "Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2).
Penderitaan dan hal-hal yang tidak mengenakkan diibaratkan orang yang sedang sakit bersalin dan menantikan bayinya segera lahir; harus ada perjuangan dan ketekunan dalam menanti sesuatu yang kita harapkan itu, sebab jika kita tekun iman kita akan kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan apa pun, sehingga pengharapan kita di dalam Tuhan tidak mengecewakan. Seringkali ketika pergumulan terasa berat dan sepertinya tidak ada jalan keluar kita mulai membuat perhitungan dengan Tuhan. Kita berkata, "Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun; aku sudah terlibat dalam pelayanan dan banyak berkorban harta untuk membantu pekerjaan Tuhan, tapi mengapa Tuhan seakan tidak adil padaku?"
Setiap kita pasti selalu berharap bahwa perjalanan hidup kita baik-baik saja tanpa hambatan yang merintangi. Demikian pun Tuhan selalu ingin kita menjadi kuat seperti rajawali, yang meskipun harus melewati badai tetap mampu terbang tinggi.
Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul seorang diri, Dia sangat peduli dan sanggup memberikan pengharapan yang pasti dan tidak pernah mengecewakan!
Wednesday, March 16, 2011
KETAKUTAN YANG TIDAK PERLU
Baca: Mazmur 112
"Ia (orang yang takut akan Tuhan - Red.) tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan." Mazmur 112:7
Sampai dengan hari-hari awal menapaki tahun 2011 banyak orang masih mengalami ketakutan dalam hidupnya. Memang, jika kita perhatikan keadaan, bencana demi bencana waktu itu datang silih berganti tanpa dapat diduga: mulai dari Mentawai, banjir di Wasior, meletusnya gunung Merapi lalu disusul gunung Bromo dan sebagainya. Secara tidak sadar hal ini telah mempengaruhi dan menguasai hati orang-orang percaya. Di satu sisi mereka percaya bahwa Tuhan itu Mahasanggup dan tidak ada perkara yang mustahil bagiNya; namun di sisi lain mereka diliputi rasa takut akan terjadinya bencana-bencana lain yang mungkin datang yang membuat banyak orang hidup dalam kesesakan dan penderitaan. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan kita kembali diingatkan agar tidak takut terhadap keadaan apa pun, karena di dalam hidup orang percaya tidak diberikan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (baca Timotius 1:7).
Roma 8:15a mengatakan: "...kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah." Jadi, sesungguhnya ketakutan itu bukan sekedar kelemahan manusia tapi adalah roh yang bekerja dalam seseorang. Ketakutan mulai menjadi bagian dalam diri manusia setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Karena dosa, Iblis memperbudak manusia dengan menanamkan roh takut itu. Tapi melalui pengorbanan Kristus di atas Kalvari kita telah dimerdekakan dari roh takut, sebab "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut." (Roma 8:2).
Jadi, meski dunia bergoncang sekali pun tidak ada alasan bagi orang percaya untuk menjadi takut, sebab Tuhan telah memanggil kita sebagai anak-anaknya, artinya kita beroleh jaminan pemeliharaan dan perlindungan yang sempurna dari Tuhan sebagai Bapa kita. Kuatkan hati dan percayalah akan kuasa Tuhan karena Dia berjanji akan "...menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b). Jangan takut! Tidak sedikit orang menderita bukan karena mengalami masalah yang berat tetapi karena mereka hidup dalam ketakutan yang berlebihan setiap hari, sehingga mereka pun semakin jauh dari persekutuan dengan Tuhan.
Kunci menang dari rasa takut adalah melekat kepada Tuhan setiap hari!
Tuesday, March 15, 2011
JADILAH ORANG KRISTEN YANG SABAR!
Baca: Roma 12:9-21
"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12
Beberapa hari kemarin kita telah membahas tentang kesabaran Tuhan terhadap umatNya. Sebagai manusia, kita sulit sekali menjadi orang yang sabar. Bisa dikatakan di zaman serba canggih seperti sekarang ini kesabaran adalah suatu sifat yang paling sulit ditemukan dan menjadi sesuatu hal yang sangat langka, apalagi jika seseorang sedang mengalami penderitaan atau kesesakan. Tidak sedikit dari kita yang berkata, "Apakah saya disuruh sabar terus? Sabar kan ada batasnya."
Banyak orang maunya melakukan segala sesuatu serba cepat, tanpa pikir pajang dan terburu-buru. Karena itu kepada jemaat di Roma Paulus menasihati, "...sabarlah dalam kesesakan,..." Apa yang dimaksud dengan sabar dalam kesesakan? Sabar dalam kesesakan artinya ketika sedang dalam masalah, kesulitan, tantangan atau beban hidup, kita tidak lagi bersungut-sungut atau mengeluh. Namun kita selalu memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Semua persoalan yang terjadi kita pasrahkan kepada Tuhan di dalam doa.
Sabar dalam kesesakan juga berarti kita mau menunggu waktu Tuhan untuk dinyatakan bagi kita. Jadi kita tidak akan pernah mengambil jalan pintas dan menuruti kemauan kita sendiri. Sebaliknya kita akan rela dan tekun menantikan waktu Tuhan tanpa harus mempersoalkan apakah masa penantian itu cepat atau lambat. Daud berkata, "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3a). Orang yang sabar menantikan waktu Tuhan dalam hatinya selalu ada ucapan syukur; ia mengucap syukur bukan untuk penderitaan atau kesesakan yang menimpanya, tetapi untuk penyertaan dan kasih setia Tuhan yang senantiasa dinyatakan dalam hidupnya. Ketika Tuhan menyertai hidup kita di sepanjang hari, segala perkara dapat kita atasi dan lalui, karena "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan..." (Roma 8:28). Itulah sebabnya firmanNya mengajar kita untuk tetap bersukacita karena ada pengharapan di dalam Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ini ada dalam pengawasan dan pemeliharaan Tuhan.
Belajarlah selalu mencukupkan diri dengan berkat-berkat yang ada dan tetap bersabar menantikan kuasa Tuhan dinyatakan, karena segala sesuatu indah pada waktuNya!
Monday, March 14, 2011
LAWAN SEMUA TIPU MUSLIHAT IBLIS!
Baca: 2 Tesalonika 2:1-12
"Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu," 2 Tesalonika 2:9
Sudah sangat jelas bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan manusia, sebagaimana tertulis: "Pencuri (Iblis - Red.) datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Kita dapat mengetahuinya dengan jelas melalui peristiwa pencobaan yang dialami Ayub. Sepintas pencobaan yag dialami oleh Ayub ini adalah kesepakatan antara Tuhan dan Iblis, sebab sebelum mencobai Ayub, Iblis terlebih dahulu meminta ijin kepada Tuhan. Bila Tuhan tidak mengijinkan, Iblis pasti tidak mungkin dapat mencobai Ayub.
Satu hal yang pasti, Tuhan tidak pernah berkompromi dengan Iblis. Jika pencobaan itu harus terjadi dalam hidup Ayub, pastilah Tuhan punya rencana yang indah di balik itu semua. Yang harus kita mengerti adalah bahwa Iblis selalu berusaha untuk menyerang dan menghancurkan kehidupan orang percaya. Oleh karena itu "...tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yakobus 4:7). Ketahuilah, "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Pengalaman Ayub ini membuktikan bahwa Iblis tidak dapat 'menyentuh' kehidupan orang-orang benar karena ada perlindungan Tuhan secara sempurna bagi mereka. Namun bila kita masih bermain-main dengan dosa dan tidak hidup dalam kekudusan kita akan gampang diserang oleh Iblis. Iblis hanya dapat mengganggu kehidupan orang percaya sejauh itu diijinkan oleh Tuhan, dengan tujuan untuk menguji dan melatih iman kita agar semakin kuat di dalam Dia. Terlebih di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang semakin dekat ini, bala tentara Iblis semakin bekerja ekstra menyesatkan orang percaya dengan segala bentuk tipu dayanya, oleh sebab itu "Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun jua!" (Tesalonika 2:3a).
Ada pun yang menjadi benteng bagi kita untuk melawan si penyesat ini adalah iman kita, Iblis bisa menembus hal-hal lain, tapi ia tidak dapat menembus iman. Selama kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan, semua yang kita miliki ada dalam pagar penjagaan Tuhan.
Oleh iman pula kita menyadari selalu ada kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita untuk menopang dan menjaga kita!
Sunday, March 13, 2011
PUJI-PUJIAN MENDATANGKAN MUJIZAT
Baca: Mazmur 47
"Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah!" Mazmur 47:7
Seringkali orang-orang di luar Tuhan mengatakan, "Orang Kristen itu aneh, kalau sedang beribadah pasti mereka menaikkan puji-pujian dengan keras dan bertepuk tangan. Susah atau senang, punya uang atau tidak, sepertinya mereka selalu memuji-muji Tuhan." Ketahuilah bahwa memuji-muji Tuhan bagi orang percaya adalah suatu perintah dari Tuhan dan keharusan. Pemazmur menegaskan, "Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!" (Mazmur 150:1, 6). Justru orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan adalah orang Kristen yang aneh dan harus segera bertobat! Ingat! Memuji Tuhan adalah suatu perintah dari Tuhan! Apabila kita taat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini kita akan merasakan berkat dan mujizat dari Tuhan, karena hati Tuhan sangat disenangkan ketika kita mempersembahkan puji-pujia bagi Dia.
Mengapa kita harus memuji Tuhan? "Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atau seluruh bumi." (Mazmur 47:3). Siapa yang dapat menandingi kedahsyatan Tuhan? Sebagai ciptaanNya sudah seharusnya kita memberikan pujian bagi Dia, karena kita diciptakan untuk memuliakan namaNya yang dahsyat itu. Siapakah di antara kita yang tidak pernah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup kita? Dalam hal ini Nahum mengakui bahwa "Tuhan itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya." (Nuhum 1:7). Bila kita sudah mengecap segala kebaikan Tuhan, masakan bibir dan lidah kita tetap terkatup dan tidak ada ucapan syukur? Terhadap sesama kita saja kita tahu berterima kasih, terlebih lagi seharusnya kepada Tuhan.
Memuji Tuhan itu juga baik bagi kita sendiri (baca Mazmur 147:1-6) dan mendatangkan kuasa yang luar biasa bagi kita. Dikatakan, "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat." (Mazmur 84:5, 7).
Hidup yang penuh puji-pujian adalah hidup yag dibentengi oleh kuasa Tuhan, yang di dalamnya terkandung kuasa dan berkat yang melimpah.
Saturday, March 12, 2011
TUHAN YANG MEMBUAT SEGALANYA BERHASIL
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2011 -
Baca: 2 Tawarikh 26:1-5
"Dan selama ia (Uzia - Red.) mencari Tuhan, Allah membuat segala usahanya berhasil." 2 Tawarikh 26:5b
Uzia bisa dikatakan sebagai seorang remaja yang luar biasa, memiliki nilai plus dibanding dengan rekan-rekan sebanya di mana dia dinobatkan menjadi raja atas Yehuda pada usianya yang masih sangat belia, yaitu enam belas tahun, untuk menggantikan ayahnya, Amazia. Bila mengandalkan kekuatan sendiri dipastikan Uzia tidak akan mampu menjalankan tugasnya sebagai raja. Tetapi oleh karena Uzia mengandalkan Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka segala sesuatu yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil.
Usia muda tidaklah menjadi soal; asal ia hidup dalam kebenaran, kehidupannya pasti membawa dampak. Paulus pun menasihatkan hal itu kepada Timotius, "Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Menjadi teladan bagi orang lain tidak harus menunggu seseorang menjadi dewasa terlebih dahulu. Banyak orang yang sudah dewasa secara usia atau menjadi Kristen berpuluh-puluh tahun tapi kehidupannya tidak menjadi teladan bagi orang lain. Sebaliknya, tidak sedikit anak muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa dan hidupnya menjadi kesaksian banyak orang.
Tuhan merancang hal-hal yang baik (keberhasilan dan masa depan yang gilang-gemilang) bagi orang percaya. Karena itu jangan pernah menjauhkan diri dari Tuhan; sebaliknya kita harus makin melekat kepada Tuhan dan mengarahkan pandangan kita kepada Dia, "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan," (Ibrani 12:2). Apa pun yang kita alami saat ini, kesesakan atau kesukaran, jangan pernah putus asa. Tetaplah bertekun dan sabar menanti-nantikan Tuhan. Orang boleh mengatakan apa saja untuk melemahkan iman kita, tetapi kita harus punya iman yang teguh. Percayalah! Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Dunia mengukur keberhasilan seseorang dengan uang, kekayaan atau jabatan. Tapi, sesungguhnya seorang yang berhasil adalah orang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ketika kita tetap setia mencari kehendak Tuhan dan hidup seturut kehendakNya, keberhasilan pasti akan mengikuti hidup kita.