Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 April 2019
Baca: Galatia 3:1-14
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi
kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib!'" Galatia 3:13
Penyaliban merupakan salah satu bentuk hukuman yang terkejam dan terhina. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu, melainkan penderitaan panjang menjelang kematian. Biasanya hukuman salib diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan tingkat tinggi sehingga patut disebut sebagai orang yang terkutuk (Ulangan 21:22-23).
Tapi penyaliban Kristus di kayu salib bukan diakibatkan oleh kesalahan dan pelanggaran-Nya. Kristus tidak punya dosa atau kesalahan sedikit pun, karena pada hakekatnya Dia adalah Tuhan. Hal ini diakui oleh Pilatus: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada
suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman
mati." (Lukas 23:22). Kristus menjadi berdosa karena kita, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan..." (2 Korintus 5:21). Ketika Kristus disalibkan, semesta alam pun berduka: mulai dari pukul dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga sore. "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eli, Eli, lama sabakhtani?' Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Ini adalah ungkapan penderitaan dan kepedihan yang Kristus alami karena telah ditinggalkan oleh Bapa-Nya.
Pada saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya terjadilah peristiwa yang teramat dahsyat: "...tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah," (Matius 27:51). Tabir Bait Suci terbelah menjadi dua adalah gambaran tentang kasih karunia dan anugerah dari Bapa yang mengalir kepada bangsa-bangsa melalui Kristus. Hukuman sebagai akibat dosa telah ditanggungkan pada Kristus, Ia rela menjadi kutuk karena kita sehingga pengampunan dosa dapat dianugerahkan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana respons Saudara terhadap pengorbanan Kristus ini?
"...Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain," Galatia 3:14
Saturday, April 20, 2019
Friday, April 19, 2019
KARENA DOSA MANUSIA: Kristus Harus Menderita
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 April 2019
Baca: Yesaya 53:1-12
"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." Yesaya 53:5
Dalam pengajaran-Nya Kristus menegaskan bahwa Ia harus menanggung penderitaan akibat dosa manusia. Hal penderitaan Kristus ini telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya sebagaimana tertulis di pasal 53 ini.
Firman Tuhan secara tegas menyatakan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Kata 'maut' ini berbicara tentang kematian kekal, dan tak satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa menebus dan menyelamatkan dirinya sendiri dari hukum maut, sekalipun ia telah berbuat amal atau melakukan perbuatan baik. Karena dosa, manusia harus menanggung akibatnya yaitu menerima penghukuman kekal. Namun, puji Tuhan, Bapa bukanlah Pribadi yang kejam, melainkan Pribadi yang penuh belas kasihan. Meski demikian penderitaan dan kematian pada manusia harus terjadi karena manusia telah berbuat dosa. Ini menunjukkan bahwa Bapa tetap konsisten dengan keputusan-Nya bahwa setiap ketidaktaatan pasti mendatangkan hukuman. Namun karena kasih-Nya kepada manusia, Bapa rela membayar dosa dan pelanggaran manusia dengan menanggungkan hukuman maut tersebut kepada Anak-Nya, yaitu Kristus.
Karena itulah Kristus harus datang ke dunia, menderita dan mati bagi umat manusia seperti tertulis: "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28), dan "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Nabi Yesaya pun menubuatkan tentang penderitaan yang harus Kristus alami demi menanggung dosa manusia (Yesaya 53): rupa-Nya bukan seperti manusia lagi, Ia tidak kelihatan tampan dan semarak pun tidak ada (ayat 2), Ia dihina dan dihindari orang (ayat 3), penuh kesengsaraan dan menderita kesakitan (ayat 3), Ia tertikam karena pemberontakan kita dan diremukkan karena kejahatan kita (ayat 5), Ia dianiaya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (ayat 7), Ia terputus dari negeri orang hidup (ayat 8).
Karena dosa manusia, Kristus harus menanggung penderitaan di kayu salib!
Baca: Yesaya 53:1-12
"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." Yesaya 53:5
Dalam pengajaran-Nya Kristus menegaskan bahwa Ia harus menanggung penderitaan akibat dosa manusia. Hal penderitaan Kristus ini telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya sebagaimana tertulis di pasal 53 ini.
Firman Tuhan secara tegas menyatakan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Kata 'maut' ini berbicara tentang kematian kekal, dan tak satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa menebus dan menyelamatkan dirinya sendiri dari hukum maut, sekalipun ia telah berbuat amal atau melakukan perbuatan baik. Karena dosa, manusia harus menanggung akibatnya yaitu menerima penghukuman kekal. Namun, puji Tuhan, Bapa bukanlah Pribadi yang kejam, melainkan Pribadi yang penuh belas kasihan. Meski demikian penderitaan dan kematian pada manusia harus terjadi karena manusia telah berbuat dosa. Ini menunjukkan bahwa Bapa tetap konsisten dengan keputusan-Nya bahwa setiap ketidaktaatan pasti mendatangkan hukuman. Namun karena kasih-Nya kepada manusia, Bapa rela membayar dosa dan pelanggaran manusia dengan menanggungkan hukuman maut tersebut kepada Anak-Nya, yaitu Kristus.
Karena itulah Kristus harus datang ke dunia, menderita dan mati bagi umat manusia seperti tertulis: "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28), dan "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Nabi Yesaya pun menubuatkan tentang penderitaan yang harus Kristus alami demi menanggung dosa manusia (Yesaya 53): rupa-Nya bukan seperti manusia lagi, Ia tidak kelihatan tampan dan semarak pun tidak ada (ayat 2), Ia dihina dan dihindari orang (ayat 3), penuh kesengsaraan dan menderita kesakitan (ayat 3), Ia tertikam karena pemberontakan kita dan diremukkan karena kejahatan kita (ayat 5), Ia dianiaya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (ayat 7), Ia terputus dari negeri orang hidup (ayat 8).
Karena dosa manusia, Kristus harus menanggung penderitaan di kayu salib!
Subscribe to:
Posts (Atom)