Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 April 2019
Baca: Mazmur 50:1-23
"Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan." Mazmur 50:22
Bila kita baca ayat nas di atas secara sepintas, seolah-olah Tuhan itu sangat kejam, Ia akan menerkam setiap orang yang melupakan-Nya. Tidaklah demikian! Sebab Tuhan itu adil dalam segala tindakan-Nya. Tuhan memang bersikap tegas terhadap siapa pun yang tidak mau taat, untuk menunjukkan keadilan-Nya, namun Ia akan memberikan pahala atau upah kepada setiap orang yang taat melakukan kehendak-Nya.
Tuhan tak ingin manusia yang diciptakan-Nya itu menyalahgunakan segala kemurahan, kesabaran, kebaikan dan kasih setia-Nya. Sebagai makhluk ciptaan-Nya manusia harus taat kepada Tuhan, Sang Pencipta. Karena itu Tuhan pasti akan membuat perbedaan antara orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia dan orang yang melupakan Dia, "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan. Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka." (Amsal 8:17-21). Harta yang tetap yang Tuhan sediakan bagi orang yang mengasihi Dia adalah kehidupan kekal yang tiada pernah layu.
Jangan sekali-kali kita meninggalkan Kristus dan melupakan Dia. Melupakan Kristus dan meninggalkan Dia membuat kita akan kehilangan semua berkat-Nya, sebab Dia adalah "...jalan dan kebenaran dan hidup." (Yohanes 14:6a). Ingatlah selalu bahwa Tuhan berlaku sangat adil dalam segala tindakan-Nya dan Ia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan (Galatia 6:7). Berhati-hatilah! Adalah celaka apabila seseorang melupakan Tuhan, apalagi sampai menolak Dia. Perhatikan firman Tuhan ini: "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang
menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan
karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan
anak-anakmu." (Hosea 4:6).
Yang mengasihi Tuhan pasti beroleh berkat-berkat-Nya, tapi yang melupakan Tuhan pasti akan menuai akibatnya!
Wednesday, April 17, 2019
Tuesday, April 16, 2019
JANGAN BERNAZAR BILA MUDAH INGKAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 April 2019
Baca: Ulangan 23:21-23
"Apa yang keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia, sebab dengan sukarela kaunazarkan kepada TUHAN, Allahmu, sesuatu yang kaukatakan dengan mulutmu sendiri." Ulangan 23:23
Karena terdorong oleh luapan emosi sesaat atau karena terdesak suatu hal, ada banyak orang Kristen gampang sekali bernazar kepada Tuhan. Bernazar bisa diartikan: janji yang sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk melakukan suatu hal. Semisal: "Jika aku sudah sembuh dari sakitku aku akan semakin melayani Tuhan. Kalau bisnisku diberkati Tuhan aku akan sisihkan uangku untuk membantu pembangunan gereja, dan sebagainya." Mereka berpikir dengan bernazar Tuhan pasti akan mengabulkan semua keinginannya.
Firman Tuhan memperingatkan dengan keras agar kita tidak gampang untuk bernazar bila kita sendiri tidak bisa menepatinya alias ingkar, "...sebab tentulah TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu, sehingga hal itu menjadi dosa bagimu." (Ulangan 23:21). Adalah "Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" (Pengkhotbah 5:4-5). Pikirkan masak-masak sebelum berbicara!
Ada pelajaran berharga dari Yefta tentang nazar. Ketika hendak berperang melawan bani Amon bernazarlah Yefta di hadapan Tuhan: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akanmenjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran." (Hakim-Hakim 11:30-31). Pikir Yefta yang akan keluar dari pintu rumahnya adalah hewan ternaknya, namun: "Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan." (Hakim-Hakim 11:34). Dengan hati hancur berkeping-keping Yefta pun menepati nazarnya dengan mempersembahkan anak gadisnya itu kepada Tuhan.
Lebih baik tidak bernazar daripada tidak bisa menepati!
Baca: Ulangan 23:21-23
"Apa yang keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia, sebab dengan sukarela kaunazarkan kepada TUHAN, Allahmu, sesuatu yang kaukatakan dengan mulutmu sendiri." Ulangan 23:23
Karena terdorong oleh luapan emosi sesaat atau karena terdesak suatu hal, ada banyak orang Kristen gampang sekali bernazar kepada Tuhan. Bernazar bisa diartikan: janji yang sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk melakukan suatu hal. Semisal: "Jika aku sudah sembuh dari sakitku aku akan semakin melayani Tuhan. Kalau bisnisku diberkati Tuhan aku akan sisihkan uangku untuk membantu pembangunan gereja, dan sebagainya." Mereka berpikir dengan bernazar Tuhan pasti akan mengabulkan semua keinginannya.
Firman Tuhan memperingatkan dengan keras agar kita tidak gampang untuk bernazar bila kita sendiri tidak bisa menepatinya alias ingkar, "...sebab tentulah TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu, sehingga hal itu menjadi dosa bagimu." (Ulangan 23:21). Adalah "Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" (Pengkhotbah 5:4-5). Pikirkan masak-masak sebelum berbicara!
Ada pelajaran berharga dari Yefta tentang nazar. Ketika hendak berperang melawan bani Amon bernazarlah Yefta di hadapan Tuhan: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akanmenjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran." (Hakim-Hakim 11:30-31). Pikir Yefta yang akan keluar dari pintu rumahnya adalah hewan ternaknya, namun: "Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan." (Hakim-Hakim 11:34). Dengan hati hancur berkeping-keping Yefta pun menepati nazarnya dengan mempersembahkan anak gadisnya itu kepada Tuhan.
Lebih baik tidak bernazar daripada tidak bisa menepati!
Subscribe to:
Posts (Atom)