Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Februari 2019
Baca: Mazmur 130:1-8
"Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya." Mazmur 130:5
Akhir-akhir ini banyak anak Tuhan mengalami kelesuan rohani dan mulai kehilangan gairah di dalam melayani Tuhan. Salah satu penyebabnya adalah rasa kecewa. Mereka kecewa kepada Tuhan karena merasa telah berjerih lelah melayani pekerjaan Tuhan tapi keadaan hidupnya sepertinya tidak mengalami perubahan. Mereka kecewa kepada Tuhan karena doa-doanya belum mendapatkan jawaban dari Tuhan. Mereka kecewa karena sakit yang dideritanya belum juga disembuhkan, padahal sudah didoakan dan beroleh penumpangan tangan dari hamba-hamba Tuhan. Ketidaksabaran dalam menantikan waktu Tuhan membuat seseorang berubah sikap hatinya!
Bukankah kita sudah terlalu sering menerima kebenaran firman Tuhan yang menyatakan bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu kita, dan "...rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). Ketidaksabaran kita sendiri dalam menantikan waktu Tuhan justru dapat menghambat dan menggagalkan rencana dan rancangan Tuhan untuk hidup kita. Belajarlah untuk bersabar! "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32). Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh; kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa seseorang.
Yakobus juga menasihati kita agar bersabar menantikan Tuhan, bahkan kata sabar ini diulanginya sampai empat kali (Yakobus 5:7-11). Bersabar adalah kunci untuk menang dalam 'ujian waktu' Tuhan. Daud harus bersabar selama 13 tahun untuk menjadi raja atas Israel, walaupun ia punya kesempatan lebih cepat dengan jalan membunuh raja Saul. Namun Daud tidak menggunakan 'aji mumpung' ini karena ia tahu itu bukanlah kehendak Tuhan. Karena itu ia belajar bersabar menunggu waktu Tuhan.
"Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia
sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." Yakobus 5:7b
Friday, February 22, 2019
Thursday, February 21, 2019
TIDAK LAGI SETIA (MENDUA HATI)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Februari 2019
Baca: Hosea 4:1-19
"Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini." Hosea 4:1
Secara garis besar kitab Hosea ini merupakan ungkapan kepedihan hati Tuhan karena umat pilihan-Nya (bangsa Israel) yang begitu Ia kasihi telah meninggalkan Dia dan berpaling kepada ilah lain. Hal ini benar-benar menimbulkan kecemburuan hati Tuhan! "Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya" (Ulangan 32:16). Mereka telah berkompromi dengan dosa; Tuhan yang hidup dan benar mereka tinggalkan, lalu berpaling kepada ilah lain. Akibatnya? Terjadi kemerosotan rohani yang luar biasa. "Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah mereka, sebab mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus mereka, tetapi mereka berdusta terhadap Aku." (Hosea 7:13).
Karena dosa yang sangat besar inilah sampai-sampai secara ekstrem Tuhan memberikan perintah kepada Hosea untuk menikahi seorang perempuan sundal untuk menggambarkan tentang bangsa Israel yang tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah melakukan perzinahan rohani. "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." (Hosea 1:2). Keadaan ini tak jauh berbeda dengan gereja Tuhan di masa-masa sekarang ini. Betapa banyak orang percaya yang tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah mendua hati. Mereka sudah meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus (Wahyu 2:4). Api itu tidak lagi berkobar dan mungkin sudah menjadi padam!
Apa penyebabnya? Kemilau dunia dengan segala kenikmatannya yaitu keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16) telah memikat dan menawan hati mereka. Mereka lebih memilih untuk bersahabat dengan dunia, padahal persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan (Yakobus 4:4). Lupakah kita bahwa Roh yang ditempatkan Tuhan di dalam kita diingini-Nya dengan cemburu (Yakobus 4:5)?
Kristus datang hanya untuk menjemput mempelai-Nya yang setia sampai akhir, sedangkan yang tidak setia akan ditinggalkan-Nya!
Baca: Hosea 4:1-19
"Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini." Hosea 4:1
Secara garis besar kitab Hosea ini merupakan ungkapan kepedihan hati Tuhan karena umat pilihan-Nya (bangsa Israel) yang begitu Ia kasihi telah meninggalkan Dia dan berpaling kepada ilah lain. Hal ini benar-benar menimbulkan kecemburuan hati Tuhan! "Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya" (Ulangan 32:16). Mereka telah berkompromi dengan dosa; Tuhan yang hidup dan benar mereka tinggalkan, lalu berpaling kepada ilah lain. Akibatnya? Terjadi kemerosotan rohani yang luar biasa. "Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah mereka, sebab mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus mereka, tetapi mereka berdusta terhadap Aku." (Hosea 7:13).
Karena dosa yang sangat besar inilah sampai-sampai secara ekstrem Tuhan memberikan perintah kepada Hosea untuk menikahi seorang perempuan sundal untuk menggambarkan tentang bangsa Israel yang tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah melakukan perzinahan rohani. "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." (Hosea 1:2). Keadaan ini tak jauh berbeda dengan gereja Tuhan di masa-masa sekarang ini. Betapa banyak orang percaya yang tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah mendua hati. Mereka sudah meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus (Wahyu 2:4). Api itu tidak lagi berkobar dan mungkin sudah menjadi padam!
Apa penyebabnya? Kemilau dunia dengan segala kenikmatannya yaitu keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16) telah memikat dan menawan hati mereka. Mereka lebih memilih untuk bersahabat dengan dunia, padahal persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan (Yakobus 4:4). Lupakah kita bahwa Roh yang ditempatkan Tuhan di dalam kita diingini-Nya dengan cemburu (Yakobus 4:5)?
Kristus datang hanya untuk menjemput mempelai-Nya yang setia sampai akhir, sedangkan yang tidak setia akan ditinggalkan-Nya!
Subscribe to:
Comments (Atom)