Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2019
Baca: 1 Yohanes 5:1-5
"Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita." 1 Yohanes 5:4b
Hari-hari yang kita jalani di dunia ini tak luput dari berbagai macam masalah dan kesulitan hidup. Sakit penyakit, krisis keuangan, kesulitan, penderitaan, kegagalan dan bencana, bisa saja terjadi tanpa diduga. Contohnya seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, di mana gempa bumi berkekuatan 6,4 SR melanda pulau Lombok (29/7/2018). Belum lagi sirna trauma itu, bencana terjadi lagi di Palu (Sulteng), yaitu gempa bermagnitudo 7,4 disertai dengan tsunami yang mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan lebih dari seribu orang meninggal dunia (28/9/2018). Karena masalah-masalah inilah banyak orang menjadi takut dan kuatir. Kita semua tidak tahu apa yang terjadi esok hari.
Sesuram apa pun hari-hari yang sedang kita jalani, sekalipun dunia bergoncang dengan hebatnya, biarlah kita tetap mengarahkan pandangan dan menguatkan percaya kepada Tuhan. Hanyalah Tuhan satu-satunya pengharapan dalam hidup ini. Di dalam Kristus kita memiliki rahasia hidup yang berkemenangan. Apakah itu? "sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?" (1 Yohanes 5:4-5). Alkitab menyatakan bahwa sewaktu kita percaya dan mengaku bahwa Kristus Tuhan dan Juruselamat, kita diberi kuasa mengalahkan dunia, karena di dalam kita ada Roh Kudus. Mengalahkan dunia berarti mengalahkan berbagai macam masalah dan pergumulan selama hidup di dunia ini.
Tak perlu takut dan kuatir menghadapi hidup ini karena janji Tuhan adalah jaminan bagi kita. Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Kristus sudah mengalahkan kuasa maut dan mematahkan kutuk dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Karena itu milikilah iman yang teguh di dalam Kristus! Namun supaya iman kita benar-benar mampu mengubah situasi, maka iman itu harus disertai dengan perbuatan (ketaatan). "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya." (Yohanes 15:7). Iman yang disertai dengan ketaatan pasti menghasilkan kuasa yang dahsyat!
Di dalam Kristus kita tinggal di dalam kerajaan yang tak tergoncangkan! Ibrani 12:28
Thursday, January 31, 2019
Wednesday, January 30, 2019
PEMIMPIN ROHANI: Bekerja Keras Untuk Kita (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2019
Baca: Ibrani 13:17-25
"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." Ibrani 13:17
Kita patut menghormati dan menghargai jerih lelah pemimpin rohani kita karena mereka "...yang memimpin kamu dalam Tuhan..." (1 Tesalonika 5:12) dan dia juga berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpinnya. Ini merupakan tugas yang sungguh mulia dan tak bisa dipandang sebelah mata. Memimpin jiwa-jiwa dengan berbagai karakter dan problematikanya adalah hal yang membutuhkan kesabaran, ketekunan dan komitmen tinggi, seperti seorang gembala yang harus dengan sabar menuntun kawanan domba.
Pemimpin rohani adalah orang yang memimpin jemaat untuk hidup dalam Tuhan. Selain harus mengajarkan firman Tuhan kepada jemaat yang dipimpinnya, ia juga dituntut untuk memberikan sebuah keteladanan hidup. Bagaimanapun juga pemimpin rohani adalah manusia biasa, bukan malaikat, ia punya banyak kelemahan dan kekurangan. Meski demikian kita harus tetap menghargai dan menghormatinya, jangan sekali-kali kita melecehkan, menghujat dan merendahkan mereka. "Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik." (Ibrani 13:18).
Kita patut bersyukur memiliki pemimpin rohani, karena mereka juga menegur mengingatkan dan menasihati saat kita melakukan kesalahan. Namun betapa banyak dari kita justru menjadi marah dan tersinggung ketika ditegur atau dinasihati oleh pemimpin rohaninya. "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi." (Amsal 15:31-32). Kita pun bisa belajar dari jemaat Makedonia, yang bukan hanya menghormati pemimpin rohaninya, tapi juga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya (2 Korintus 11:9).
Pemimpin rohani adalah orang pilihan Tuhan! Karena itu, hormati dan hargai dia.
Baca: Ibrani 13:17-25
"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." Ibrani 13:17
Kita patut menghormati dan menghargai jerih lelah pemimpin rohani kita karena mereka "...yang memimpin kamu dalam Tuhan..." (1 Tesalonika 5:12) dan dia juga berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpinnya. Ini merupakan tugas yang sungguh mulia dan tak bisa dipandang sebelah mata. Memimpin jiwa-jiwa dengan berbagai karakter dan problematikanya adalah hal yang membutuhkan kesabaran, ketekunan dan komitmen tinggi, seperti seorang gembala yang harus dengan sabar menuntun kawanan domba.
Pemimpin rohani adalah orang yang memimpin jemaat untuk hidup dalam Tuhan. Selain harus mengajarkan firman Tuhan kepada jemaat yang dipimpinnya, ia juga dituntut untuk memberikan sebuah keteladanan hidup. Bagaimanapun juga pemimpin rohani adalah manusia biasa, bukan malaikat, ia punya banyak kelemahan dan kekurangan. Meski demikian kita harus tetap menghargai dan menghormatinya, jangan sekali-kali kita melecehkan, menghujat dan merendahkan mereka. "Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik." (Ibrani 13:18).
Kita patut bersyukur memiliki pemimpin rohani, karena mereka juga menegur mengingatkan dan menasihati saat kita melakukan kesalahan. Namun betapa banyak dari kita justru menjadi marah dan tersinggung ketika ditegur atau dinasihati oleh pemimpin rohaninya. "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi." (Amsal 15:31-32). Kita pun bisa belajar dari jemaat Makedonia, yang bukan hanya menghormati pemimpin rohaninya, tapi juga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya (2 Korintus 11:9).
Pemimpin rohani adalah orang pilihan Tuhan! Karena itu, hormati dan hargai dia.
Subscribe to:
Posts (Atom)