Wednesday, January 30, 2019

PEMIMPIN ROHANI: Bekerja Keras Untuk Kita (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2019

Baca:  Ibrani 13:17-25

"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."  Ibrani 13:17

Kita patut menghormati dan menghargai jerih lelah pemimpin rohani kita karena mereka  "...yang memimpin kamu dalam Tuhan..."  (1 Tesalonika 5:12)  dan dia juga berjaga-jaga atas jiwa-jiwa dari jemaat yang dipimpinnya.  Ini merupakan tugas yang sungguh mulia dan tak bisa dipandang sebelah mata.  Memimpin jiwa-jiwa dengan berbagai karakter dan problematikanya adalah hal yang membutuhkan kesabaran, ketekunan dan komitmen tinggi, seperti seorang gembala yang harus dengan sabar menuntun kawanan domba.

     Pemimpin rohani adalah orang yang memimpin jemaat untuk hidup dalam Tuhan.  Selain harus mengajarkan firman Tuhan kepada jemaat yang dipimpinnya, ia juga dituntut untuk memberikan sebuah keteladanan hidup.  Bagaimanapun juga pemimpin rohani adalah manusia biasa, bukan malaikat, ia punya banyak kelemahan dan kekurangan.  Meski demikian kita harus tetap menghargai dan menghormatinya, jangan sekali-kali kita melecehkan, menghujat dan merendahkan mereka.  "Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik."  (Ibrani 13:18).

     Kita patut bersyukur memiliki pemimpin rohani, karena mereka juga menegur mengingatkan dan menasihati saat kita melakukan kesalahan.  Namun betapa banyak dari kita justru menjadi marah dan tersinggung ketika ditegur atau dinasihati oleh pemimpin rohaninya.  "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi."  (Amsal 15:31-32).  Kita pun bisa belajar dari jemaat Makedonia, yang bukan hanya menghormati pemimpin rohaninya, tapi juga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya  (2 Korintus 11:9).

Pemimpin rohani adalah orang pilihan Tuhan!  Karena itu, hormati dan hargai dia.

7 comments: