Tuesday, May 3, 2016

MENJAMAH YESUS: Ada Kesembuhan Dan Pemulihan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2016 

Baca:  Markus 6:53-56

"Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh."  Markus 6:56b

Dalam bacaan di atas dicatat banyak orang sakit berusaha menjamah Yesus:  "Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya."  (Markus 3:10).  Bisa juga Yesus sendiri yang menjamah orang-orang sakit itu.  Salah seorang yang menjamah Yesus adalah perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun.  Sentuhan dan kehadiran Yesuslah yang terutama, karena sentuhan-Nya berkuasa menyembuhkan dan memulihkan.  Pada zaman dahulu orang harus meminta ijin untuk bisa menjamah jubah-Nya.  "...memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja."  (Markus 6:56).

     Mengapa kita perlu mendekat dan menjamah Tuhan Yesus?  Karena di dalam Dia ada kuasa yang tak terbatas.  Tuhan berkata,  "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."  (Matius 28:18), dan  "...nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,"  (Filipi 2:9-10).  Terbukti ketika perempuan yang sakit pendarahan dan orang-orang yang menderita sakit itu menjamah jubah Yesus sesuatu yang dahsyat terjadi.  "...ada tenaga yang keluar dari diri-Nya,"  (Markus 5:30).  Dalam Injil Lukas disebutkan bahwa ketika perempuan itu menjamah jubah Yesus ada kuasa keluar dari diri-Nya  (baca  Lukas 8:46), maka  "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."  (Markus 5:29).  Tidak ada sakit-penyakit yang tidak dapat disembuhkan Yesus, karena Dia adalah Dokter di atas segala dokter, Tabib yang ajaib.  "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."  (Matius 8:17).

     Perempuan itu bukan hanya disembuhkan, tetapi ia juga pulang membawa sukacita besar karena ia juga mendapatkan keselamatan.  "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"  (Markus 5:34).

Asalkan kita mau datang kepada Tuhan Yesus dan percaya kepada-Nya, seberat apa pun masalah dan penderitaan yang kita alami pasti ada jalan keluarnya, karena Dia berkuasa menyembuhkan dan memulihkan.

Monday, May 2, 2016

MENDERITA LAHIR DAN BATIN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2016 

Baca:  Lukas 8:43-48

"Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya."  Lukas 8:44

Karena dianggap najis, perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun itu dijauhi oleh banyak orang.  Orang-orang pasti mencibir, menghindar dan memandang rendah dia.  Tak bisa dibayangkan hari-hari berat yang harus ia jalani oleh karena dikucilkan dan diasingkan oleh lingkungan.

     Andai orang lain berada di posisi ini kemungkinan besar tidak akan tahan dengan penderitaan seberat ini, bisa-bisa ia akan frustasi dan nekat mengakhiri hidupnya.  Menariknya dari kisah ini, meski mengalami penderitaan dan pergumulan berat selama bertahun-tahun, perempuan ini tidak putus asa dan hilang pengharapan.  Ia tetap bersemangat dan terus berusaha tanpa kenal lelah demi mendapatkan kesembuhan.  Penulis amsal menyatakan,  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).  Semangat adalah kunci untuk bertahan dalam penderitaan.  Hal ini terlihat dari usahanya yang tak kenal lelah mendatangi tabib demi tabib untuk berobat dengan tidak memperhitungkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan, bahkan harta bendanya sampai habis.  Baginya yang terpenting adalah bagaimana ia bisa sembuh.  Begitu melihat Yesus sedang melintasi daerahnya segeralah ia mendekati-Nya dan berusaha menjamah jumbai jubah Yesus, sekalipun hal itu sulit dilakukan karena fisiknya yang sangat lemah, belum lagi keberadaan orang-orang yang berdesak-desakan mengerumuni Yesus.  Perempuan itu tidak  'patah arang'  dan terus berusaha dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki untuk mendekati Yesus, karena ia sudah mendengar berita tentang Dia dan mujizat yang dikerjakan-Nya:  salah satunya adalah menyembuhkan sakit kusta, penyakit yang juga dianggap najis.

     Inilah yang membangkitkan iman perempuan itu:  "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."  (Markus 5:28).  Iman yang disertai dengan tindakan nyata.  "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

Perempuan itu percaya bahwa dengan menjamah jumbai jubah Yesus saja sudah cukup untuk menyembuhkan penyakitnya.