Monday, May 2, 2016

MENDERITA LAHIR DAN BATIN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2016 

Baca:  Lukas 8:43-48

"Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya."  Lukas 8:44

Karena dianggap najis, perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun itu dijauhi oleh banyak orang.  Orang-orang pasti mencibir, menghindar dan memandang rendah dia.  Tak bisa dibayangkan hari-hari berat yang harus ia jalani oleh karena dikucilkan dan diasingkan oleh lingkungan.

     Andai orang lain berada di posisi ini kemungkinan besar tidak akan tahan dengan penderitaan seberat ini, bisa-bisa ia akan frustasi dan nekat mengakhiri hidupnya.  Menariknya dari kisah ini, meski mengalami penderitaan dan pergumulan berat selama bertahun-tahun, perempuan ini tidak putus asa dan hilang pengharapan.  Ia tetap bersemangat dan terus berusaha tanpa kenal lelah demi mendapatkan kesembuhan.  Penulis amsal menyatakan,  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).  Semangat adalah kunci untuk bertahan dalam penderitaan.  Hal ini terlihat dari usahanya yang tak kenal lelah mendatangi tabib demi tabib untuk berobat dengan tidak memperhitungkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan, bahkan harta bendanya sampai habis.  Baginya yang terpenting adalah bagaimana ia bisa sembuh.  Begitu melihat Yesus sedang melintasi daerahnya segeralah ia mendekati-Nya dan berusaha menjamah jumbai jubah Yesus, sekalipun hal itu sulit dilakukan karena fisiknya yang sangat lemah, belum lagi keberadaan orang-orang yang berdesak-desakan mengerumuni Yesus.  Perempuan itu tidak  'patah arang'  dan terus berusaha dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki untuk mendekati Yesus, karena ia sudah mendengar berita tentang Dia dan mujizat yang dikerjakan-Nya:  salah satunya adalah menyembuhkan sakit kusta, penyakit yang juga dianggap najis.

     Inilah yang membangkitkan iman perempuan itu:  "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."  (Markus 5:28).  Iman yang disertai dengan tindakan nyata.  "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

Perempuan itu percaya bahwa dengan menjamah jumbai jubah Yesus saja sudah cukup untuk menyembuhkan penyakitnya.

No comments:

Post a Comment