Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Mei 2011 -
Baca: Bilangan 14:1-38
"Adapun orang-orang telah disuruh Musa untuk mengintai negeri itu, yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu, orang-orang mati, kena tulah di hadapan Tuhan." Bilangan 14:36-37
Ada hukum perang dalam Alkitab (dan mungkin juga dalam hukum dunia saat ini) yang melarang seorang tentara yang penakut untuk turut pergi berperang karena pikiran negatif mereka akan berdampak buruk bagi rekan-rekannya. Seperti tertulis: "...para pengatur pasukan itu harus berbicara kepada tentara demikian: Siapa takut dan lemah hati? Ia boleh pergi dan pulang ke rumahnya, supaya hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya." (Ulangan 20:8).
Pikiran negatif itu menular! Orang-orang yang berpikiran negatif tidak akan pernah menang dalam peperangan. Ini yang terjadi atas sebagian besar bangsa Israel, yang karena takut maka mereka munuai dari ketakutannya sendiri, yaitu gagal memasuki Kanaan; "...yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar buruk tentang negeri itu, orang-orang itu mati, kena tulah di hadapan Tuhan." Sedangkan Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune menuai dari perkataan imannya, keduanya menikmati Kanaan. Kanaan adalah "...suatu negeri yang melimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8). Susu dan madu berbicara tentang berkat atau semua hal yang baik yang Tuhan sediakan bagi umatNya. Seharusnya bangsa Israel menatap negeri itu dengan penuh iman. Bukankah mereka telah melewati pengalaman yang luar biasa bersama dengan Tuhan? Mereka diluputkan dari sepuluh tulah: air menjadi darah, katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, gelap gulita dan juga kematian anak sulung orang Mesir. Namun mereka mudahnya lupa dengan apa yang telah diperbuat Tuhan bagi mereka. Ketika menghadapi raksasa-raksasa baru mereka kembali hidup dalam ketakutan sehingga pada saatnya mereka pun harus menuai hasil dari perkataan sendri.
Perkataan itu seperti benih, yang ketika kita tanam akan bertumbuh dan menghasilkan tuaian. Apa saja yang sering Saudara perkatakan? Janganlah selalu memperkatakan hal-hal yang negatif, karena Yesus Kristus telah membebaskan kita dari kutuk dosa dengan darahNya!
Kemenangan dan berkat adalah milik kita, karena itu selaraskan perkataan kita dengan firman Tuhan!
Sunday, May 15, 2011
Saturday, May 14, 2011
MENUAI DARI PERKATAAN SENDIRI (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Mei 2011 -
Baca: Bilangan 13:17-33
"Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana." Bilangan 13:28
Sudah sering kita diingatkan tentang dampak dari ucapan atau perkataan terhadap kehidupan kita orang percaya. Perkataan kita akan menentukan apakah kita diberkati atau malah terpuruk; perkataan kita bisa mengangkat atau bahkan menjatuhkan kita sendiri.
Mari kita perhatikan pengalaman bangsa Israel ini. Dua belas orang pengintai dikirim Musa untuk memantau keadaan Kanaan, tanah Perjanjian. Sepulang dari tugas pengintaiannya, sepuluh orang memberikan kesaksian yang intinya sangat pesimis dan merasa tidak mungkin bisa masuk ke negeri itu. Mereka berkata, "Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (ayat 33). Namun, dua orang lainnya yaitu Kaleb dan Yosua memberi kesaksian yang berbeda. Keduanya memperkatakan hal-hal positif yang membangkitkan iman bangsa Israel, "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30), dan mereka menambahkan, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yangberlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:7-9).
Cara kita memandang diri sendiri akan membentuk kita. "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a). Sepuluh orang pengintai itu memandang dirinya seperti belalang. Akibatnya mereka mengalami ketakutan dan hal itu berdampak buruk terhadap bangsa Israel. Alkitab menegaskan, "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7b). Berhati-hatilah, karena setiap orang yang akan menuai hasil dari benih perkataan yang dilepaskan melalui mulutnya. Kita akan menjadi tawanan perkataan kita sendiri. Itulah sebabnya Iblis selalu menaburkan hal-hal negatif dalam diri manusia sehingga ketika mereka sering menggemakan hal-hal negatif itu, itulah yang akan terjadi. (Bersambung)
Baca: Bilangan 13:17-33
"Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana." Bilangan 13:28
Sudah sering kita diingatkan tentang dampak dari ucapan atau perkataan terhadap kehidupan kita orang percaya. Perkataan kita akan menentukan apakah kita diberkati atau malah terpuruk; perkataan kita bisa mengangkat atau bahkan menjatuhkan kita sendiri.
Mari kita perhatikan pengalaman bangsa Israel ini. Dua belas orang pengintai dikirim Musa untuk memantau keadaan Kanaan, tanah Perjanjian. Sepulang dari tugas pengintaiannya, sepuluh orang memberikan kesaksian yang intinya sangat pesimis dan merasa tidak mungkin bisa masuk ke negeri itu. Mereka berkata, "Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (ayat 33). Namun, dua orang lainnya yaitu Kaleb dan Yosua memberi kesaksian yang berbeda. Keduanya memperkatakan hal-hal positif yang membangkitkan iman bangsa Israel, "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30), dan mereka menambahkan, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika Tuhan berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yangberlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:7-9).
Cara kita memandang diri sendiri akan membentuk kita. "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7a). Sepuluh orang pengintai itu memandang dirinya seperti belalang. Akibatnya mereka mengalami ketakutan dan hal itu berdampak buruk terhadap bangsa Israel. Alkitab menegaskan, "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7b). Berhati-hatilah, karena setiap orang yang akan menuai hasil dari benih perkataan yang dilepaskan melalui mulutnya. Kita akan menjadi tawanan perkataan kita sendiri. Itulah sebabnya Iblis selalu menaburkan hal-hal negatif dalam diri manusia sehingga ketika mereka sering menggemakan hal-hal negatif itu, itulah yang akan terjadi. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)