Tuesday, January 9, 2018

DAMAI SEJAHTERA SEJATI MILIK ORANG BENAR (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2018

Baca:  Yohanes 14:15-31

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu."  Yohanes 14:27

Ketika diperhadapkan dengan masalah, yang seringkali timbul di pikiran adalah hal-hal negatif  (marah, kecewa, stres, mengasihani diri sendiri dan sebagainya).  Hal itu membuat kita merasa lelah dan kehilangan damai sejahtera.  Rasul Paulus menasihati,  "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  (Filipi 4:8).  Kita akan mengalami damai sejahtera yang sejati ketika pikiran kita dipenuhi dengan hal-hal yang positif  (sesuai firman Tuhan).

     Milikilah penyerahan diri penuh kepada Tuhan.  Berserah kepada Tuhan berarti menempatkan kehendak Tuhan sebagai yang terutama, meminta petunjuk Tuhan jalan apa yang harus kita ambil di tengah pergumulan yang kita hadapi.  Orang yang berserah kepada Tuhan melangkah dan bertindak sesuai kehendak Tuhan.  Pada saat itulah Tuhan akan bertindak, menuntun kita kepada kemenangan dan memberikan damai sejahtera-Nya.  "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang."  (Mazmur 37:5-6).  Kita akan mengalami damai sejahtera yang sejati jika kita selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan dan janji firman-Nya.  Seringkali kita kehilangan damai sejahtera karena kita terfokus kepada hal-hal yang tampak secara kasat mata, pikiran kita hanya tertuju kepada masalah.  Celah itu dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih-benih kekecewaan, ketidakpercayaan, keraguan, keputusasaan dan sebagainya.  Iblis selalu berusaha mengalihkan arah pandang kita supaya pandangan kita tidak fokus ke depan, melainkan menoleh ke belakang dan mengingat-ingat masa lalu.

     Belajarlah seperti rasul Paulus:  "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  (2 Korintus 4:18), dan tetap mengarahkan pandangan ke depan  (Filipi 3:13-14).

"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."  Filipi 4:7

3 comments: