Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2017
Baca: Keluaran 32:15-35
"Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik
menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena
dosamu itu." Keluaran 32:30
Ketika Musa berkata kepada Harun, "'Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?' Tetapi jawab Harun: 'Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.'" (Keluaran 32:21-22). Apakah kedurhakaan yang dilakukan oleh umat Israel sepenuhnya merupakan kesalahan Harun? Tidak. Sesungguhnya, tindakan untuk meninggalkan Tuhan dan mencondongkan diri kepada berhala adalah berasal dari keinginan umat Israel sendiri, karena mereka ingin hidup sesuka hati. Terlihat dari apa yang mereka perbuat setelah menyembah patung anak lembu emas, yaitu mempersembahkan korban bakaran, "...sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (Keluaran 32:6).
Sikap bangsa Israel yang meninggalkan Tuhan ini pada hakekatnya merupakan upaya untuk membebaskan diri dari panggilan hidup kudus supaya dapat menuruti keinginan daging dan hidup dalam hawa nafsu duniawi, seperti yang pernah dialami selama tinggal di Mesir. Tidak tahan karena ditinggalkan Musa bukanlah alasan utama! Mereka beranggapan bahwa hidup menurut pola dunia adalah hal yang sangat menyenangkan. Sebagai bangsa pilihan Tuhan bangsa Israel dipanggil dengan identitas yang baru, yang berarti harus menjalani hidup yang 'berbeda' dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan. Artinya mereka harus hidup dalam pertobatan setiap hari, menjauhkan diri dari segala kecemaran atau penyangkalan diri terhadap hawa nafsu.
Melihat kedurhakaan umat Israel itu Tuhan berencana untuk membinasakan mereka, namun Musa tampil sebagai jurusyafaat memohon agar Tuhan tidak membinasakan umat-Nya. "Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu." (Keluaran 32:12b). Musa percaya bahwa Tuhan itu berlimpah kasih setia. "Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati;" (Mazmur 30:6). Itulah sebabnya Tuhan tidak sampai membinasakan semua umat Israel, termasuk Harun dan Hur.
Kedurhakaan bangsa Israel adalah bukti mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk!
No comments:
Post a Comment