Friday, June 20, 2014

Seri Pertobatan: HATI, PIKIRAN DAN KEHENDAK (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2014

Baca:  2 Timotius 2:14-26

"Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."  2 Timotius 2:19

Pertobatan juga menekankan pada sikap hati, karena hati adalah pusat dari pikiran, perasaan dan kehendak kita.  Hati juga memiliki peranan besar terhadap perilaku lahiriah kita.  "...dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."  (Markus 7:21).  Penulis amsal pun menyatakan,  "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu."  (Amsal 27:19).  Maka dari itu  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Hati yang senantiasa terjaga bersih dan murni akan berdampak positif pula terhadap setiap perkataan dan tindakan kita.

     Bagaimana menjaga hati kita supaya tetap bersih dan murni?  Kita harus mengijinkan Roh Kudus untuk menyelidiki dan memperbarui hati kita.  Daud berdoa,  "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"  (Mazmur 51:12).  Pikiran dan hati yang telah diperbaharui oleh firman Tuhan akan mempengaruhi kehendak kita.  Kesadaran terhadap segala kesalahan dan pelanggaran pastilah akan diikuti oleh kehendak/keinginan untuk berhenti berbuat dosa, dan komitmen untuk hidup dalam pertobatan setiap hari.  Itu membutuhkan proses yang tidak instan tapi secara bertahap dan terus-menerus seumur hidup kita, hingga kita memiliki kehidupan yang sesuai dengan standar yang dikehendaki Tuhan.

     Seseorang yang memiliki pertobatan yang sejati imannya tetap teguh untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan, apa pun yang terjadi dan di mana pun berada, karena pertobatan adalah suatu tindakan yang menghasilkan perubahan pikiran, hati dan kehendak, di mana kita semakin mengasihi Tuhan dan hidup seturut dengan firmanNya.  Saat menghadapi pergumulan yang berat sekalipun kita bisa berkata:  janganlah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Tuhan kehendaki.  Ketika kita menyerahkan seluruh kehendak kepada Tuhan kita akan tinggal di dalam firmanNya.

Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang benar-benar hidup dalam pertobatan?

No comments:

Post a Comment