Thursday, June 19, 2014

Seri Pertobatan: HATI, PIKIRAN DAN KEHENDAK (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2014

Baca:  2 Korintus 7:1-16

"Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian."  2 Korintus 7:10

Pertobatan adalah kata yang tidak akan berhenti untuk diberitakan kepada setiap orang percaya, sebab pertobatan adalah langkah awal di mana seseorang menyadari kesalahan dan pelanggarannya, lalu berpaling dari dosa-dosanya dan meninggalkannya.  Pertobatan disebut juga suatu keadaan di mana orang berdosa menyesal karena dosa-dosanya dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya ia bertekad untuk berubah, yaitu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Tuhan.  Di padang Yudea Yohanes Pembaptis dengan suara yang lantang menyerukan,  "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"  (Matius 3:2).  Berita ini pula yang diserukan oleh Yesus,  "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"  (Markus 1:15).

     Sebelum hidup dalam pertobatan, apa yang ada dalam pikiran, hati dan kehendak kita semata-mata dikuasai segala hal yang bersifat duniawi, sehingga yang dihasilkan pun adalah perbuatan-perbuatan daging.  Itulah sebabnya pertobatan yang sejati meliputi tiga aspek penting ini:  pikiran, hati dan juga kehendak.  Pikiran adalah medan peperangan dalam kehidupan manusia.  Alkitab menyatakan,  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia."  (Amsal 23:7a).  Apa yang kita pikirkan itulah yang aka membentuk setiap tindakan kita.  Dengan kata lain, pikiran adalah pemimpin atau pelopor dari semua tindakan, artinya tindakan yang kita lakukan adalah akibat langsung dari apa yang kita pikirkan.  Jika yang kita pikirkan adalah hal-hal yang berasal dari daging, maka kita akan berjalan dalam daging dan perbuatan kita pun akan semakin jauh dari kebenaran.

     Supaya kita memiliki pikiran yang benar kita harus menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, sehingga kita  "...menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  (Filipi 2:5).  Ketika kita memiliki pikiran Kristus, pikiran kita akan terus diperbaharui sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah:  apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna  (baca  Roma 12:2(Bersambung)

No comments:

Post a Comment