Sunday, December 4, 2016

MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN: Berhak Masuk Sorga (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2016

BacaMatius 7:15-23

"Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  Matius 7:23

Menjadi Kristen bukan jaminan masuk Sorga, apalagi syarat-syarat yang diminta Tuhan tak dipenuhi.  Untuk dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya kita harus melakukan kehendak bapa, tidak cukup hanya rajin ke gereja atau sibuk pelayanan, atau dengan seruan kepada Tuhan saja.  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (ayat 21).  Melakukan kehendak Tuhan kunci utama masuk Kerajaan Sorga.

     Mengapa kita harus melakukan kehendak Tuhan?  Karena Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup bagaimana Ia menempatkan kehendak Bapa sebagai yang utama dalam hidup-Nya.  Alkitab menyatakan bahwa bagi Tuhan Yesus makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Dia  (baca  Yohanes 4:34).  Ini menunjukkan bahwa kehendak Bapa bagi Yesus adalah sesuatu yang sangat menyenangkan dan terasa nikmat, sama seperti orang yang suka dan menikmati menu makanannya.  Namun banyak orang menganggap bahwa melakukan kehendak Tuhan adalah sesuatu yang berat dan sangat menyiksa;  ini benar bila kita melakukannya dalam keadaan terpaksa atau menjadikan itu sebagai suatu beban.  Berbeda bila kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan mengasihi-Nya dengan sungguh, kita pasti dapat berkata seperti pemazmur katakan,  "...perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku."  (Mazmur 119:143), karena itu  "...aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."  (Mazmur 40:9).

     Tanda orang mengasihi Tuhan adalah menuruti perintah-Nya.  "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,"  (1 Yohanes 5:3).  Orang yang tahu bahwa ada berkat-berkat luar biasa yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang taat pasti akan melakukan kehendak Tuhan dengan sukacita.

Berkat terbesar bagi orang yang taat melakukan kehendak Tuhan adalah masuk ke dalam Kerjaan Sorga.

Saturday, December 3, 2016

WASPADA TERHADAP NABI PALSU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2016

BacaMatius 7:15-23

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas."  Matius 7:15

Semua orang percaya tahu dan sadar bahwa hari-hari ini adalah hari yang sangat jahat, seperti peringatan rasul Paulus,  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15).  Tanda-tanda zaman sangat jelas menunjukkan kedatangan Tuhan sangat dekat, salah satunya banyak bermunculan nabi-nabi palsu yang seringkali menyatakan aneka macam nubuatan yang bertujuan mengacaukan dan meresahkan jemaat.  "Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur."  (1 Korintus 14:3).  Kalau nubuatan menyimpang dari kebenaran, nubuatan tersebut patut diwaspadai!

     Hananya  adalah seorang nabi, tetapi ia adalah nabi palsu.  Umat Israel tidak mengetahuinya karena nubuatan yang disampaikan Hananya itu tampak baik dan benar.  "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel...demikianlah firman TUHAN! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!"  (Yeremia 28:2-4).  Hananya berani berkata,  "Beginilah firman TUHAN"  Tetapi nabi Yeremia yang mempunyai karunia membedakan roh mengetahui bahwa nubuatan yang disampaikan oleh Hananya itu palsu.

     Karunia membedakan roh adalah kesanggupan Ilahi yang Roh Tuhan berikan kepada seseorang untuk dapat membedakan dan mengenal suatu gejala atau kenyataan rohani, apakah itu berasal dari Tuhan, dari Iblis atau dari manusia.  "Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta."  (Yeremia 28:15), maka  "...matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga,"  (Yeremia 28:17).  Setiap nubuatan harus diuji dengan kebenaran Injil, karena itu kita harus tekun membaca dan merenungkan firman Tuhan;  jika tidak, bagaimana kita tahu bahwa nubutan itu palsu atau tidak?

"...janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah;"  1 Yohanes 4:1