Monday, June 30, 2014

MEMANDANG TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2014

Baca:  Mazmur 123:1-4

"Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga."  Mazmur 123:1

Dalam menjalani hari-hari yang penuh gejolak dan pergumulan ini penting bagi kita untuk mengarahkan pandangan secara tepat, bukan kepada hal-hal negatif yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan dan semakin dekat dengan kegagalan dan kehancuran.  Sebab sekali saja kita salah dalam mengarahkan mata akan berakhir fatal seperti yang dialami oleh Hawa, Akhan dan juga Daud.

     Di sepanjang perjalanannya dan Mesir menuju ke Tanah Perjanjian bangsa Israel senantiasa mengalami kebaikan dan mujizat Tuhan yang dinyatakan di depan mereka.  Tapi mereka tetap saja dihantui oleh ketakutan karena mata mereka terus tertuju kepada kesukaran di padang gurun dan juga pasukan Firaun yang mengejarnya.  Musa pun harus mengingatkan mereka berulang-ulang,  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  (Keluaran 14:13-14).

     Di sepanjang bulan Juni yang telah kita lewati mungkin ada banyak kesalahan yang telah kita lakukan karena  'mata'  kita sehingga hari-hari yang kita jalani pun terasa berat dan membuat kita jatuh bangun dalam dosa.  Tidak ada kata terlambat untuk berbenah dan berubah!  Mulai hari ini dan seterusnya  "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman,"  (Ibrani 12:2).  Mengapa kita harus mengarahkan pandangan kepada Tuhan?  Agar kita tidak mengalami ketakutan dalam menjalani hidup ini.  Namun bila pandangan kita terus tertuju kepada situasi dan kondisi yang ada, kita akan mudah sekali takut.  Ingat!  Ketakutan adalah musuh dari iman dan merupakan roh yang harus kita kalahkan,  "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).  Semakin kita takut semakin lemahlah iman kita, sehingga kita pun tidak akan sanggup menghadapi segala sesuatunya.

"Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah."  Mazmur 16:8

Sunday, June 29, 2014

SALAH MEMANDANG (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2014

Baca:  1 Yohanes 2:15-17

"Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."  1 Yohanes 2:16

Menggunakan mata untuk memandang yang tidak baik dan negatif akan menghasilkan keinginan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.

     Itulah yang diperbuat oleh Akhan.  Ketika memandang barang-barang yang dikhususkan oleh Tuhan timbullah keinginan untuk memilikinya.  "aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."  (Yosua 7:21).  Dengan sembunyi-sembunyi Akhan mengambil barang-barang yang telah dikhususkan bagi Tuhan.  Karena pelanggarannya ini Akhan harus menanggung akibatnya:  ia dilempari batu dan kemudian dibakar dengan api beserta dengan keluarga dan semua harta miliknya.

     Daud pun memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya berkenaan dengan kesalahannya dalam menggunakan matanya.  "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya."  (2 Samuel 11:2).  Daud melihat Batsyeba yang sedang mandi, hatinya pun tergoda memilikinya, padahal perempuan itu sudah bersuami.  Hasrat tak terbendung,  "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia."  (2 Samuel 11:4).  Tidak berhenti sampai di situ, Daud pun membuat rencana jahat untuk menyingkirkan Uria  (suami Batsyeba)  dengan menempatkannya di barisan depan dalam sebuah pertempuran hebat.  Tuhan memakai nabi Natan untuk menegur dan mengingatkan Daud atas dosanya yang keji itu.  Akhirnya Daud menyesali perbuatannya, tapi akibat dari pelanggarannya tetap berlaku:  anaknya mati.

Hawa, Akhan dan Daud menggunakan matanya untuk berbuat dosa, maka mereka pun harus menanggung akibatnya!