Thursday, January 31, 2013

MASALAH, MASALAH DAN MASALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2013 -

Baca:  Mazmur 22:1-32

"Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya."  Mazmur 22:25

Selama kaki kita masih menginjak bumi, kehidupan kita tidak akan pernah luput dari masalah atau pergumulan hidup.  Setiap manusia tanpa terkecuali pasti menghadapi masalah, sebab masalah dapat menyerang siapa saja.  Begitu juga dalam perjalanan kekristenan kita, Tuhan tidak pernah berjanji bahwa setelah mengikut Dia kita akan terbebas dari masalah.  Tertulis:  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Tuhan berjanji bahwa di dalam Dia selalu ada pertolongan dan jalan keluar.  Melalui kuasa Roh KudusNya Tuhan akan menopang, menguatkan dan menyertai kita.

     Seringkali ketika sedang dalam masalah dan kesesakan banyak dari kita yang mudah tersulut emosinya, kecewa dan bersungut-sungut;  apalagi jika doa kita belum beroleh jawaban dari Tuhan, kita langsung berkata seperti di Alkitab,  "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang."  (Mazmur 22:2-3).  Keluh kesah adalah hal yang manusiawi, tapi kalau hal itu kita lakukan terus-menerus setiap kali menghadapi masalah, hal itu akan menjadi penghambat iman kita dan menjadi penghalang bagi kita untuk mengalami mujizat dari Tuhan.  Justru saat dalam masalah inilah kesempatan bagi kita untuk mengaplikasikan iman kita sehingga iman kita benar-benar hidup.  Karena itu kita harus bisa menguasai diri, jangan sampai kita dikalahkan oleh situasi yang ada.  Ada tertulis:  "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  (Amsal 16:32).  Penguasaan diri dan ketenangan adalah cara menghadapi masalah, kita disebut sebagai orang yang melebihi pahlawan.

     Serahkan setiap permasalahan hidup ini kepada Tuhan, cepat atau lambat pertolonganNya pasti dinyatakan.

"...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  Yesaya 30:15

Wednesday, January 30, 2013

SUDAHKAH KITA BERBUAH? (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2013 -

Baca:  Yohanes 15:1-8

"Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."  Yohanes 15:8

Hidup yang berbuah adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya.  Itu sebagai tanda bahwa kita ini adalah murid-muridNya.  "...hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Bagaimana caranya supaya kita bisa berbuah?  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  Untuk menegaskan hal ini, kata tinggal ditulis sampai sepuluh kali dalam sepuluh ayat pertama dari Yohanes pasal 15 ini.  

     Tinggal di dalam Tuhan berarti taat melakukan firmanNya.  Ketaatan kita melakukan firman Tuhan itu adalah buah-buah Roh.  Inilah yang dinilai dunia!  Orang Kristen yang berbuah adalah yang hidupnya jadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di luar Tuhan.  Kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus berpesan  "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,"  (Filipi 2:15).  Inilah tugas yang harus kita emban sebagai orang Kristen, yaitu memiliki kehidupan yang bercahaya di tengah dunia yang penuh kegelapan ini.

     Orang Kristen yang berbuah adalah juga orang Kristen yang melayani Tuhan sesuai dengan talenta dan karunia yang diberikan Tuhan kepadaNya.  Pengorbanan yang kita berikan kepada Tuhan  (waktu, tenaga, pikiran, materi) adalah buah-buah yang dapat memperlebar Kerajaan Allah di muka bumi ini.  Tapi banyak orang Kristen yang  'mikir-mikir'  jika dihimbau untuk terlibat pelayanan, karena melayani Tuhan berarti harus berkorban dan memberi, itu yang mereka hindari.  Atau mau melayani Tuhan tapi terselip motivasi yang salah.  "...Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang."  (Ibrani 6:10).

Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan, apa pun bentuknya, tidak akan pernah sia-sia!