Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2021
Baca: Pengkhotbah 2:1-26
"Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku." Pengkhotbah 2:18
Apa yang Salomo tulis ini tidak mudah dimengerti dan dipahami, namun ada satu hal yang menjadi bahan perenungan setiap kita adalah, bahwa bagi semua manusia di bawah kolong langit ini: orang yang berhasil atau orang yang gagal, orang yang berpangkat atau orang rendahan, orang yang kaya atau orang yang miskin, orang yang hebat atau orang yang biasa, orang yang pintar (berhikmat) maupun orang yang bodoh, semua jerih payah dan perjuangan selama hidup pada saatnya akan berujung kepada kesia-siaan. Bahkan dari pernyataan Salomo ini pun tersirat suatu keputusasaan, "Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?" (Pengkhotbah 2:20, 22).
Salah satu contoh kesia-siaan adalah harta kekayaan! Sekaya apa pun seseorang, pada akhirnya semua harus ditinggalkan saat masa 'kontrak' hidup di dunia sudah berakhir, alias dipanggil Tuhan (meninggal). Tidak ada sedikitpun harta atau sepeser uang sekalipun yang dapat dibawanya, padahal mereka sudah berjerih lelah di sepanjang hidupnya untuk mengumpulkan uang dan harta kekayaan tersebut. "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Jadi, "Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?" (Pengkhotbah 2:24a, 25).
Agar apa pun yang kita kerjakan selama hidup di dunia ini tidak menjadi sia-sia, marilah kita berfokus kepada perkara-perkara yang bersifat kekal. Selama kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hari-hari kita di dunia ini biarlah kita terus menabur dalam Roh (Galatia 6:8), mengumpulkan harta sorgawi (Matius 6:20), mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12), dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan (1 Korintus 15:58).
Hidup kita takkan sia-sia bila kita mengutamakan perkara yang dari Tuhan!