Thursday, December 31, 2020

PERHATIKANLAH HIDUPMU LEBIH LAGI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2020

Baca:  Pengkhotbah 9:1-12

"Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  Pengkhotbah 9:12

Hidup di dunia ini adalah suatu perjalanan yang harus kita tempuh setapak demi setapak, detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, seperti seorang musafir yang sedang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan.  Terkadang di tengah perjalanan ia harus berhadapan dengan penyamun yang mencoba menghadang, ada ujian, tantangan, pencobaan.  Oleh karena itu  "...Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,"  (Efesus 5:15).  Kata  'saksama'  artinya sangat berhati-hati, penuh ketelitian.  Firman Tuhan menasihati kita agar berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal.

     Orang yang berlaku bebal adalah orang yang tidak bijaksana, yang menjalani hidup dengan sembrono, hanya memusatkan perhatian kepada perkara-perkara duniawi saja, mengandalkan kekuatan sendiri dan hidup menyimpang dari kehendak Tuhan.  Tetapi orang yang berlaku arif adalah orang yang memperhatikan langkahnya dengan kehati-hatian, selalu menyikapi setiap keadaan atau peristiwa dengan respons hati yang benar.  Ia berusaha supaya hidupnya berkenan kepada Tuhan, karena itu pandangannya selalu terarah kepada perkara-perkara yang di atas:  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:1-2), sehingga ia tidak asal menjalani hidup, tapi memperhatikannya dengan saksama agar tetap hidup di jalan-jalan Tuhan.  Ia menghargai waktu sebagai berkat yang sangat beharga dari Tuhan.  Menghargai waktu berarti menggunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik mungkin.  Mengapa kita harus menggunakan waktu dengan sebaik mungkin?  "...karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:16).

     Sepanjang tahun 2020 yang telah berlalu tak terhitung banyaknya waktu dan kesempatan yang telah kita biarkan berlalu begitu saja tanpa makna.

Jika Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menatap hari esok, ini adalah waktu yang tepat untuk kita berlaku bijak, tidak lagi berlaku bebal!

Wednesday, December 30, 2020

PROSES PENAJAMAN YANG MENDEWASAKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2020

Baca:  Amsal 27:1-27

"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  Amsal 27:17

Perjalanan hidup setiap orang pasti penuh dengan warna:  ada suka, ada duka, ada manis, ada pahit, ada kegagalan, ada keberhasilan, ada kekalahan, ada kemenangan, ada yang menyenangkan, ada yang menyakitkan, dan masih banyak lagi.  Oleh karena itu setiap orang mempunyai dua jenis memori yang tersimpan di dalam pikiran:  memori positif dan memori negatif.  Memori positif berisikan rentetan peristiwa, kejadian atau kenangan yang membahagiakan, menyenangkan, membangkitkan semangat hidup.  Sementara memori negatif berisikan kenangan, pengalaman, peristiwa atau segala hal yang menimbulkan kekecewaan, luka, sakit hati, kecewa, mematahkan semangat hidup.

     Memori mana yang sering muncul di pikiran atau yang sering kita ingat-ingat?  Apakah hati dan pikiran kita dibelenggu oleh kenangan-kenangan masa lalu yang menyakitkan yang membuat kita tidak bisa move on?  Selama kita masih terbelenggu oleh masa lalu yang kelabu, kita takkan pernah bisa menatap hari esok dengan pasti, karena kita masih menoleh ke belakang.  "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,...Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman..."  (Ibrani 12:1-2).  Ingat!  Masa lalu itu sudah berlalu dan takkan mungkin bisa terulang kembali.  Kita takkan bisa memperbaiki masa lalu, yang bisa kita lakukan adalah mengisi waktu sekarang dengan sebaik mungkin, tanpa terpengaruh pada pengalaman masa lalu yang menyakitkan.  Jadikan masa lalu sebagai pemelajaran hidup!  Mungkin saja Tuhan mengijinkan kita mengalami hal-hal pahit di masa lalu dengan maksud yang indah, yaitu Ia hendak menajamkan karakter kita, melatih kesabaran, melatih iman, melatih ketekunan, menguji kesetiaan, melatih penguasaan diri, mengajar mengampuni orang lain dan sebagainya.

     Hari ini adalah penghujung tahun 2020!  Biarlah apa yang sudah terjadi dan kita alami sepanjang tahun ini menjadi pendorong kita untuk lebih maju, tak lagi mengulang kembali kesalahan dan kegagalan.

Jangan biarkan Iblis mengintimidasi dan menghalangi langkah menyambut esok!