Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2020
Baca: Amsal 27:1-27
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." Amsal 27:17
Perjalanan hidup setiap orang pasti penuh dengan warna: ada suka, ada duka, ada manis, ada pahit, ada kegagalan, ada keberhasilan, ada kekalahan, ada kemenangan, ada yang menyenangkan, ada yang menyakitkan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu setiap orang mempunyai dua jenis memori yang tersimpan di dalam pikiran: memori positif dan memori negatif. Memori positif berisikan rentetan peristiwa, kejadian atau kenangan yang membahagiakan, menyenangkan, membangkitkan semangat hidup. Sementara memori negatif berisikan kenangan, pengalaman, peristiwa atau segala hal yang menimbulkan kekecewaan, luka, sakit hati, kecewa, mematahkan semangat hidup.
Memori mana yang sering muncul di pikiran atau yang sering kita ingat-ingat? Apakah hati dan pikiran kita dibelenggu oleh kenangan-kenangan masa lalu yang menyakitkan yang membuat kita tidak bisa move on? Selama kita masih terbelenggu oleh masa lalu yang kelabu, kita takkan pernah bisa menatap hari esok dengan pasti, karena kita masih menoleh ke belakang. "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita,...Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman..." (Ibrani 12:1-2). Ingat! Masa lalu itu sudah berlalu dan takkan mungkin bisa terulang kembali. Kita takkan bisa memperbaiki masa lalu, yang bisa kita lakukan adalah mengisi waktu sekarang dengan sebaik mungkin, tanpa terpengaruh pada pengalaman masa lalu yang menyakitkan. Jadikan masa lalu sebagai pemelajaran hidup! Mungkin saja Tuhan mengijinkan kita mengalami hal-hal pahit di masa lalu dengan maksud yang indah, yaitu Ia hendak menajamkan karakter kita, melatih kesabaran, melatih iman, melatih ketekunan, menguji kesetiaan, melatih penguasaan diri, mengajar mengampuni orang lain dan sebagainya.
Hari ini adalah penghujung tahun 2020! Biarlah apa yang sudah terjadi dan kita alami sepanjang tahun ini menjadi pendorong kita untuk lebih maju, tak lagi mengulang kembali kesalahan dan kegagalan.
Jangan biarkan Iblis mengintimidasi dan menghalangi langkah menyambut esok!