Tuesday, December 22, 2020

TUHAN SANGGUP MENGUBAH YANG BURUK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2020

Baca:  Yesaya 61:1-11

"...untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar,"  Yesaya 61:3

Ketika mengalami terpaan badai permasalahan atau kegagalan, kebanyakan orang cenderung berputus asa dan menyerah kalah pada keadaan.  Mereka berpikir masalah atau kegagalan sebagai akhir dari segalanya.  Kita lupa bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Pembuat Mujizat, yang sanggup mengubah kegagalan menjadi keberhasilan, kehancuran menjadi pengharapan, mengubah yang buruk menjadi baik, mengubah ratapan menjadi tari-tarian.

     Ayat nas menyatakan bahwa Tuhan mengaruniakan perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian pujian ganti semangat yang pudar.  Apa yang bagi manusia kegagalan, hancur lebur, menyedihkan, mendatangkan duka, atau mungkin dianggap seperti nasi yang sudah menjadi bubur, bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin, Dia sanggup memberikan harapan baru.  Hal ini seharusnya mendorong kita tetap bersemangat dalam menjalani hidup, tak perlu menyerah kalah pada masalah.  Layaknya seorang penjunan:  "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."  (Yeremia 18:4), Tuhan membenahi dan membereskan semua permasalahan anak-anak-Nya.  Namun Tuhan menginginkan kerja sama kita.  Bagian kita adalah tunduk sepenuhnya pada proses Tuhan!  Kalau kita menyerah itu artinya kita membatasi kerja Tuhan dan menolak campur tangan-Nya.  Ayub, orang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi segala kejahatan  (Ayub 1:1), diijinkan Tuhan mengalami masalah, bahkan masalah yang sungguh teramat berat.

     Beratnya masalah yang dialami Ayub sepertinya menjadi akhir dari segalanya, mustahil dipulihkan.  Andai Ayub langsung menyerah pada keadaan, ia takkan pernah melihat perkara-perkara besar dinyatakan.  Ayub belajar tunduk pada proses:  "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  (Ayub 23:10), sampai akhirnya Tuhan memulihkan dan memberkatinya dua kali lipat  (Ayub 42:10).

Jangan pernah meragukan kuasa Tuhan!  Sebab bagi Dia tak ada yang tak mungkin.

Monday, December 21, 2020

MELEKAT KEPADA TUHAN: Beroleh Kuasa Dan Urapan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2020

Baca:  2 Samuel 22:1-51

"Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya."  2 Samuel 22:51

Nama  'Daud'  dalam bahasa Ibrani memiliki arti:  dikasihi.  Sebagaimana arti namanya, Daud pun menjadi orang yang sangat dikasihi oleh Tuhan.

     Mengapa Daud dikasihi Tuhan?  Karena dia mengasihi Tuhan sedemikian rupa.  "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku."  (Amsal 8:17).  Komitmen Daud untuk hidup bergaul karib dengan Tuhan sungguh luar biasa dan patut diteladani.  Kedekatan Daud dengan Tuhan bisa dilihat dari tulisan-tulisannya di kitab Mazmur, yang hampir semuanya berisikan tentang pujian, pengagungan, kekaguman, dan pengalaman pribadinya dengan Tuhan.  Hidup bergaul karib dengan Tuhan adalah langkah awal beroleh pengurapan Tuhan.  "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."  (Mazmur 25:14).  Ini adalah salah satu pernyataan Daud yang menunjukkan betapa ia sangat karib dengan Tuhan:  lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada seribu hari di tempat lain  (Mazmur 84:11), tujuh kali dalam sehari memuji-muji Tuhan  (Mazmur 119:164).  Karena kasihnya kepada Tuhan dan hidup karib dengan-Nya, Tuhan mengurapi Daud dengan kuasa-Nya.  Urapan inilah yang memungkinkan Daud mengerjakan perkara-perkara besar di sepanjang hidupnya:  menang dalam peperangan, mengalahkan musuh berlaksa-laksa  (1 Samuel 18:7), membunuh binatang buas yang hendak menyerang kambing domba gembalaannya, membunuh raksasa Goliat dari Filistin.  Sungguh dahsyat kuasa urapan Tuhan yang bekerja dalam diri orang pilihan-Nya, padahal sebelumnya Daud kurang dianggap oleh keluarganya, tapi  "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku."  (Mazmur 27:10).

     Berkat bagi orang yang dekat dengan Tuhan:  "...Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya."  (Mazmur 91:14-15).

Perkara-perkara besar selalu menyertai kehidupan orang yang diurapi Tuhan!