Tuesday, October 20, 2020

Priskila: Keluarga Yang Cinta Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2020

Baca:  Kisah Para Rasul 18:1-17

"Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah."  Kisah 18:3

Salah satu wanita dalam Perjanjian Baru yang memiliki pernanan penting dalam pertumbuhan gereja adalah Priskila.  Ia dan suaminya  (Akwila)  adalah suami isteri yang cinta Tuhan dan punya hati yang terbeban untuk mendukung pekerjaan Tuhan.  Keluarga ini berasal dari Pontus  (Italia), kemudian pindah ke Korintus, di mana mereka berjumpa dengan Paulus.  Priskila dan Akwila bekerja sebagai pembuat tenda, sama seperti yang dilakukan oleh Paulus.  Karena itulah Paulus menjalin kerjasama dan menginap di rumah mereka.  Saat tinggal bersama itulah Paulus memiliki banyak kesempatan mengajar firman Tuhan, membimbing Akwila dan Priskila, membangun mezbah doa bersama.  Seiring berjalannya waktu Priskila dan Akwila terlibat dalam pelayanan sebagai pemberita Injil.

     Paulus menyebut Priskila dan Akwila sebagai  "...teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus." (Roma 16:3).  Istilah  'teman-teman sekerja' berasal dari kata sunergos  (dari kata ini muncul kata sinergi).  Paulus memandang mereka sebagai rekan kerja yang mendukung dan saling bersinergi dalam memberitakan Injil.  Paulus menyadari bahwa ia tidak dapat mengerjakan tugas pelayanan pemberitaan Injil seorang diri, ia butuh partner atau rekan kerja yang saling mendukung, menopang, menguatkan, dapat bekerja sama satu sama lain.  Kita adalah anggota tubuh Kristus:  "Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh."  (1 Korintus 12:20).  Pula, setiap orang percaya diperlengkapi dengan talenta dan karunia yang berbeda-beda untuk saling melengkapi, dengan satu tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan dan untuk membangun jemaat.  Priskila dan Akwila diberi mandat untuk melayani dan membimbing Apolos, pemuda yang rohnya menyala-nyala dalam melayani Tuhan, dan mengajarkan Jalan Tuhan kepadanya  (Kisah 18:24-26).

     Berkat ketekunan Priskila dan Akwila dalam membimbing, Apolos pun menjadi salah satu pemberita Injil yang luar biasa.  Priskila dan Akwila adalah contoh orangtua yang patut diteladani oleh keluarga-keluarga Kristen!

Keluarga seharusnya menjadi gereja terkecil, di mana nilai-nilai kebenaran diajarkan dan Injil diberitakan!

Monday, October 19, 2020

Lidia: Wanita Yang Melayani

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Oktober 2020

Baca:  Kisah 16:13-18

"Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah."  Kisah 16:14

Lidia adalah seorang penjual kain ungu  (ayat nas).  Pada masa itu kain ungu merupakan kain yang berkualitas dengan harga sangat mahal.  Itulah sebabnya kain ungu hanya digunakan oleh orang-orang kelas atas sebagai penanda status bangsawan atau keluarga kerajaan.  Dari situ bisa disimpulkan bahwa Lidia bukanlah sembarang pedagang, tapi bisa disebut pengusaha kaya, karena barang yang dijualnya berharga mahal!

     Pada umumnya orang-orang kaya sering mengesampingkan perkara-perkara rohani karena mereka lebih mengandalkan harta kekayaannya!  Lidia, sekalipun kaya, adalah orang yang hidup takut akan Tuhan.  Buktinya:  ia tekun berdoa dan beribadah di tempat sembahyang Yahudi  (Kisah 16:13), membuka hati untuk mendengar dan belajar firman Tuhan  (Kisah 16:14), dan juga memberi dirinya untuk dibaptis  (Kisah 16:15).  Kita percaya bahwa kehidupan Lidia benar-benar menjadi dampak atau kesaksian:  bagi keluarga, kerabat, teman dan orang-orang di sekitarnya.  Melalui keteladanan hidup yang ditunjukkan, Lidia mampu membawa keluarga dan kerabatnya untuk percaya kepada Kristus dan memberi diri untuk dibaptis!  Lidia juga memiliki kerinduan yang besar untuk melayani Tuhan, di mana ia membuka pintu rumahnya untuk tempat berkumpul bagi orang-orang percaya lainnya.  Tuhan berfirman,  "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."  (Matius 18:20), di mana Tuhan menyatakan kehadiran-Nya, sesuatu yang besar pasti terjadi:  ada berkat, ada kesembuhan, ada pemulihan.  Lidia juga mengijinkan rasul Paulus bersama tim pelayanan menumpang di rumahnya, artinya ia melayani Tuhan dengan apa yang bisa dikerjakannya, yaitu menyambut dan menjamu hamba-hamba Tuhan.  Ini menunjukkan bahwa Lidia mempraktekkan kasih dalam tindakan nyata dan keramahtamahannya!  "...hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra..."  (Efesus 4:32).

     Tuhan menghendaki kehidupan kita juga seperti Lidia ini:  selain mampu menjadi kesaksian yang baik, ia juga punya roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan.

Menjadi berkat dan punya roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan adalah hidup seorang Kristen yang sejati!