Friday, October 16, 2020

KARENA KASIH KARUNIA TUHAN SAJA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2020

Baca:  1 Tawarikh 17:16-27

"Ya TUHAN, oleh karena hamba-Mu ini dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukan segala perkara yang besar itu."  1 Tawarikh 17:19

Daud  (bahasa Ibrani:  dikasihi)  adalah salah satu tokoh besar di Alkitab.  Ia bungsu dari delapan bersaudara keluarga Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang rumput menggembalakan domba.  Meski hanya menggembalakan 2-3 ekor saja  (1 Samuel 17:28), ia mengerjakan tugasnya dengan penuh kesetiaan.

     Kesetiaan mengerjakan perkara-perkara kecil inilah yang akhirnya membuka pintu kesempatan bagi Daud untuk dipercaya mengerjakan perkara-perkara besar oleh Tuhan.  Karena kesetiaan Daud, Tuhan mengangkat hidupnya secara luar biasa yang membuatnya terheran-heran,  "Siapakah aku ini, ya TUHAN ...dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?"  (1 Tawarikh 17:16).  Oleh karena itu kita tak boleh meremehkan atau merendahkan hidup seseorang.  Dari pengalaman hidupnya ini Daud menulis bahwa peninggian hidup seseorang itu datang bukan dari timur atau dari barat, bukan pula dari padang gurun, tapi datangnya dari Tuhan  (Mazmur 75:7-8).  Kalau Tuhan yang membuka pintu, tidak ada yang sanggup menutupnya!  Betapa besar kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada Daud.  Oleh sebab itu Daud tidak pernah berhenti untuk mengucap syukur!  "Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu."  (Mazmur 77:13).

     Setiap kita pasti pernah ditolong Tuhan dan mengecap kebaikan-Nya, bukan?  Siapakah kita ini?  Kita adalah debu yang tiada berarti  (Mazmur 103:14), orang-orang berdosa yang seharusnya dimurkai dan dihukum, tetapi Tuhan rela mengorbankan nyawa-Nya supaya kita diselamatkan!  "...dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:24).  Sayang, masih banyak orang Kristen yang menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan ini dengan hidup dalam dosa, padahal di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru.  Orang yang sudah ditebus, tapi kembali kepada dosa, digambarkan seperti  "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."  (2 Petrus 2:22).

Kita ada sampai hari ini karena kasih karunia Tuhan semata!  Jangan lupakan itu.

Thursday, October 15, 2020

'MESIR' TAK DAPAT MENOLONG KITA!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2020

Baca:  Yesaya 31:1-9

"Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama."  Yesaya 31:3

Kata  'Mesir'  adalah gambaran tentang dunia;  kuda, kereta dan pasukan berkuda adalah gambaran tentang kekayaan dan kekuatan.  Mesir, kuda, kereta dan pasukan berkuda bukanlah sumber pertolongan kita, karena itu jangan sekali-kali kita menyandarkan hidup dan menggantungkan harapan kepada dunia dengan segala yang ada.  "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,..."  (Yesaya 31:1).  Orang yang hidup mengandalkan manusia adalah orang yang terkutuk!  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!"  (Yeremia 17:5).

     Mengapa kita tidak boleh berharap kepada manusia?  Sebab manusia itu tak lebih dari hembusan nafas  (Yesaya 2:22).  Tuhan juga tidak menghendaki kita mengandalkan kepandaian, kekayaan, jabatan, kekuatan diri sendiri.  Bila kita mengandalkan kekayaan kita akan menjadi orang-orang yang paling malang, sebab kekayaan itu sesuatu yang tidak pasti dan mudah lenyap:  "Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali."  (Amsal 23:5).  Kekayaan juga tak bisa menyelamatkan jiwa kita!  Namun dalam hidup sehari-hari banyak orang berlaku sombong, membangga-banggakan harta kekayaan yang dimiliki:  rumah mewah, mobil mewah, tabungan atau deposito di bank, dan sebagainya.  Mereka berpikir bahwa memiliki kekayaan berarti bisa melakukan segala-galanya dan berbuat sekehendak hati kita.

     Hari ini kita diingatkan:  adalah sia-sia berharap pada manusia dan semua yang ada di dunia ini!  Dalam segala hal mari kita hidup mengandalkan Tuhan saja!  Dia lebih daripada cukup, sebab pengharapan di dalam Tuhan itu tidak pernah mengecewakan!

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!"  Yeremia 17:7