Monday, August 17, 2020

MERDEKA DI TENGAH BADAI MELANDA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Agustus 2020


"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!"  Mazmur 133:1

Waktu bergulir begitu cepatnya, tanpa terasa bangsa kita tercinta Indonesia sudah mengenyam kemerdekaan selama 75 tahun.  Hari ini kita kembali beroleh kesempatan memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-75.  Merdeka berarti terlepas dari belenggu, tekanan atau penjajahan bangsa lain, sehingga kita bebas menentukan masa depan kita sendiri.  Dalam hidup kekristenan, kemerdekaan memiliki arti dimerdekakan dari penjajahan dosa.  Kita tidak lagi berada di bawah kuasa dosa yang membawa kepada penghukuman kekal, melainkan kita mengalami kehidupan baru yaitu hidup berkemenangan karena Kristus telah memerdekakan kita dari dosa.

     Peringatan hari kemerdekaan Indonesia tahun ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sebab kita memperingatinya saat bangsa kita dalam keadaan berduka karena ujian berat datang mendera:  ekonomi, bencana alam, mewabahnya virus Corona atau Covid-19 yang benar-benar memorak-porandakan perekonomian, ditambah lagi ancaman disintegritas bangsa, seperti maraknya ujaran kebencian terhadap pemimpin bangsa, yang bila tidak segera diatasi dapat mengancam keutuhan NKRI.  Inilah momen yang tepat untuk bangkit dan bersatu untuk Indonesia.  Sebagai warga negara Indonesia, wajib kita berdoa bagi bangsa agar Tuhan pulihkan.  "...dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  (2 Tawarikh 7:14).  Mari tinggalkan ego demi kesatuan bangsa!  'Kesatuan'  bukan berarti seragam;  kesatuan itu saling menghargai dan melengkapi di tengah perbedaan yang ada, sebagaimana semboyan Bhineka Tunggal Ika.

     Hidup dalam kesatuan adalah kehendak Tuhan!  Jadi Tuhan tidak menghendaki perselisihan atau perpecahan, bahkan Ia menyediakan berkat bagi umat yang hidup dalam kesatuan,  "...ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3).

"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh."  Lukas 11:17

Sunday, August 16, 2020

DOA YANG TIDAK DIJAWAB TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2020


"Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku."  Amsal 1:28

Banyak orang Kristen kecewa dan undur dari Tuhan.  Salah satu penyebab adalah doanya tidak dijawab Tuhan.  Mungkin kita merasa sudah berdoa sekian lama tapi masalah tidak kunjung selesai, sakit tak sembuh-sembuh, ekonomi keluarga belum pulih, suami tetap saja selingkuh, dan masih banyak lagi.  Jika semua doa selalu dijawab Tuhan, semua orang pasti mau mengikut Tuhan.  Masalahnya adalah tidak semua doa dijawab Tuhan!

     Ada beberapa hal yang menjadi penyebab doa tidak dijawab oleh Tuhan, karena kita salah dalam berdoa:  "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."  (Yakobus 4:3).  Tuhan menjawab doa seseorang bukan karena susunan kata-kata doanya yang indah, tapi Tuhan melihat motivasi hati kita dalam berdoa.  Di dalam doa-doa, kita seringkali menuntut Tuhan untuk menuruti keinginan dan kemauan kita.  Sadar atau tidak, keinginan doa dan kemauan kita itu semata-mata hanya untuk memuaskan keinginan daging kita atau berfokus pada diri sendiri.  Selain itu, doa kita takkan dijawab Tuhan apabila di dalam hati kita masih tersimpan dosa atau kejahatan.  "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."  (Mazmur 66:18).  Daud, sekalipun seorang raja, punya kerendahan hati dan bersedia dikoreksi Tuhan.  "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku."  (Mazmur 26:2), sebab  "...TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."  (Yeremia 17:10).

     Pesan penting bagi para suami:  "...hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."  (1 Petrus 3:7).  Hidup suami memiliki dampak besar bagi keluarganya!  Jika suami hidup tidak benar di hadapan Tuhan, doa-doanya akan dihalangi oleh dirinya sendiri. 

Bila doa tidak dijawab Tuhan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah koreksi.