Friday, July 17, 2020

KRISTUS PEMBUKA JALAN DAMAI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2020


"dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."  Kolose 1:20

Rasul Paulus menegaskan bahwa korban kematian Kristus bertujuan untuk memperdamaikan manusia dengan Bapa di Sorga, sebab sebelumnya hubungan antara Bapa dengan manusia telah rusak oleh karena ketidaktaatan manusia sendiri.  Dosa telah memisahkan manusia dari Bapa!  Padahal, sebelumnya manusia bisa bergaul karib dengan Bapa, tapi begitu manusia jatuh dalam dosa, mereka pun terusir dari Taman Eden, bahkan Tuhan  "...menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan."  (Kejadian 3:24).

     Seberapa pun besar usaha manusia melakukan kebaikan, takkan sanggup membayar dosanya, takkan sanggup menghentikan pedang yang bernyala-nyala itu.  Namun karena kasih Bapa yang begitu besar kepada manusia, Ia rela memberikan Putera Tunggal-Nya, Yesus Kristus, sebagai jalan pendamaian.  Inilah isi hati Bapa!  Hati yang berlimpah kasih dan pengampunan.  Hanya Kristus, yang tidak berdosa dan tidak bercela, yang sanggup menghentikan pedang tajam yang bernyala-nyala itu.  "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,"  (Ibrani 10:19-20).  Karena karya pengorbanan Kristus telah membuka akses sehingga manusia bisa bersekutu dengan Bapa, sebab Kristus telah membuka tabir yang selama ini menjadi penghalang, yaitu dosa.

     Melalui pengorbanan Kristus, selain kita diperdamaikan dengan Bapa dan diselamatkan, kita juga dikuduskan, artinya dipisahkan dari dunia  (bukan terpisah secara fisik), dipisahkan dari cara hidup dunia yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan berkata,  "...kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."

Hidup tak bercacat cela di hadapan Tuhan harus menjadi goal orang percaya!

Thursday, July 16, 2020

BEBAN YANG MENDATANGKAN KEBAIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2020

Baca:  Ayub 36:1-21

"Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara."  Ayub 36:21

Tak seorang pun mau menjalani hidup dengan memikul beban yang berat, artinya semua orang ingin terbebas dari beban, apa pun bentuknya.  Mana lebih enak:  berjalan membawa tas di punggung yang isinya sesuatu yang berat, atau berjalan santai tanpa membawa barang apa pun?  Pastinya lebih enak berjalan tanpa membawa apa-apa.  Tapi tak bisa dipungkiri bahwa hari-hari yang sedang kita hadapi saat ini begitu berat, semakin hari tantangan hidup semakin besar, beban hidup yang harus kita tanggung pun ssemakin berat.  Banyak orang menjadi putus asa dan frustasi karena tak sanggup menanggung beban yang begitu menekan dan memberati, langkah pun serasa terseok-seok.

     Bagaimana supaya kita dapat bertahan dan mampu melewati hari-hari yang penuh beban ini?  Mari belajar memiliki penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.  Bukankah Tuhan telah berfirman,  "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

     Milikilah respons hati yang benar dalam menyikapi setiap beban yang ada.  'Beban'  atau pergumulan hidup seharusnya semakin mendorong kita untuk semakin mendekat kepada Tuhan, hidup mengandalkan Tuhan dan tak lagi mengandalkan kekuatan sendiri, semakin meningkatkan jam-jam doa kita, semakin bertekun dalam merenungkan firman Tuhan, karena kalau tidak ada beban atau masalah, kita tak sungguh-sungguh dalam mencari Tuhan, kita tak pernah memberikan waktu yang banyak untuk Tuhan.

"Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  Ayub 23:10