Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2020
Baca: Amsal 4:20-27
"Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu." Amsal 4:20-21
Alkitab menyatakan: "...bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya." (Maleakhi 4:2), namun tidak semua orang percaya mengalami dan menikmati pancaran surya kebenaran yang mendatangkan kesembuhan tersebut. Mengapa? Karena masih ada hal-hal atau awan gelap yang menutupi dan menghalangi dirinya untuk dapat melihat, mengalami, dan menikmati surya kebenaran tersebut.
Awan gelap yang menghalangi itu bisa berbicara tentang ketidaktaatan kita atau dosa-dosa yang belum dibereskan. Oleh karena itu "...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita," (Ibrani 12:1). Jangan biarkan awan gelap menghalangi Surya Kebenaran (Kristus) untuk menyinari kehidupan kita, sehingga kita tak dapat berjalan dalam terang-Nya, tak dapat mengalami kuasa-Nya dan tak dapat menikmati janji-janji firman-Nya. Penghalang-penghalang itu harus disingkirkan! Jika perkataan Tuhan menjauh dari mata kita sudah pasti kita tak dapat melihat Surya Kebenaran dan kita tak dapat menikmati berkat-berkat dari Surya Kebenaran tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari bila kita tak dapat menerima sinar surya, karena adanya suatu benda yang merintangi cahaya menyinari kita, matahari tak akan melakukan sesuatu bagi kita. Jadi kitalah yang harus menyingkirkan benda perintang itu dari kita sehingga sinar surya dapat mengenai kita. Perhatikan apa yang Yesus katakan ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit selama 38 tahun, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yohanes 5:14).
Dosa adalah penghalang utama untuk kita mengalami penggenapan janji Tuhan: kesembuhan, pemulihan, dan sebagainya. Kalau kita telah berbuat dosa, lalu kita bertobat, maka Tuhan akan mengampuni kita, awan gelap yang selama ini menutupi jalan kita pun tersingkirkan. Pikiran-pikiran negatif yang tak mempercayai janji firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus adalah penghalang untuk kita mengalami dan merasakan Surya Kebenaran.
Tak lagi menyimpang dari firman dan menjauhkan diri dari kejahatan (Amsal 4:27) akan memberi keleluasaan Tuhan untuk berkarya dan melawat hidup kita!
Monday, May 11, 2020
Sunday, May 10, 2020
PELAKU FIRMAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2020
Baca: Yakobus 1:19-27
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" Yakobus 1:19
Dalam suratnya ini Yakobus memberikan nasihat yang teramat penting kepada orang percaya untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya sebagai pendengar. Untuk menjadi pelaku firman ada tiga perkara mendasar yang harus diperhatikan yaitu cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah.
1. Cepat mendengar. "...setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar," (ayat nas). Mendengar adalah seni menutup mulut, membuka telinga dan hati. Cepat mendengar yang dimaksudkan adalah cepat mendengar firman Tuhan, bukan cepat mendengar berita-berita lain: gosip, fitnah, rahasia orang, hal-hal negatif. Sekalipun harus cepat mendengarkan firman bukan berarti kita harus menerima semua yang dikatakan oleh hamba Tuhan (pengkhotbah), sebab ada hamba-hamba yang tidak memberitakan firman Tuhan dengan benar, malah membicarakan orang lain, atau menonjolkan diri sendiri. 2. Lambat untuk berkata-kata. Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut dengan tujuan supaya kita banyak mendengar, tapi sedikit untuk berkata-kata. Seringkali kita tidak bisa menahan diri untuk banyak bicara, berbantah dengan firman Tuhan, membicarakan orang lain, padahal "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19) dan "Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya," (Amsal 17:27a). Berhati-hatilah! "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:37). Orang yang menganggap diri beribadah, tapi tak bisa mengekang lidahnya, sama artinya menipu diri sendiri (Yakobus 1:26).
3. Lambat untuk marah. Ada tertulis: "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan." (Amsal 14:29). Janganlah lekas marah bila kita menerima teguran firman Tuhan yang keras! Dan "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27).
Ibadah akan menjadi sia-sia bila kita tak taat melakukan firman Tuhan!
Baca: Yakobus 1:19-27
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;" Yakobus 1:19
Dalam suratnya ini Yakobus memberikan nasihat yang teramat penting kepada orang percaya untuk menjadi pelaku firman, bukan hanya sebagai pendengar. Untuk menjadi pelaku firman ada tiga perkara mendasar yang harus diperhatikan yaitu cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata, dan lambat untuk marah.
1. Cepat mendengar. "...setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar," (ayat nas). Mendengar adalah seni menutup mulut, membuka telinga dan hati. Cepat mendengar yang dimaksudkan adalah cepat mendengar firman Tuhan, bukan cepat mendengar berita-berita lain: gosip, fitnah, rahasia orang, hal-hal negatif. Sekalipun harus cepat mendengarkan firman bukan berarti kita harus menerima semua yang dikatakan oleh hamba Tuhan (pengkhotbah), sebab ada hamba-hamba yang tidak memberitakan firman Tuhan dengan benar, malah membicarakan orang lain, atau menonjolkan diri sendiri. 2. Lambat untuk berkata-kata. Tuhan memberi kita dua telinga dan satu mulut dengan tujuan supaya kita banyak mendengar, tapi sedikit untuk berkata-kata. Seringkali kita tidak bisa menahan diri untuk banyak bicara, berbantah dengan firman Tuhan, membicarakan orang lain, padahal "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19) dan "Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya," (Amsal 17:27a). Berhati-hatilah! "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:37). Orang yang menganggap diri beribadah, tapi tak bisa mengekang lidahnya, sama artinya menipu diri sendiri (Yakobus 1:26).
3. Lambat untuk marah. Ada tertulis: "Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan." (Amsal 14:29). Janganlah lekas marah bila kita menerima teguran firman Tuhan yang keras! Dan "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27).
Ibadah akan menjadi sia-sia bila kita tak taat melakukan firman Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)