Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2020
Baca: Mazmur 27:1-14
"Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" Mazmur 27:14
Di sepanjang perjalanan hidup ini kita tak pernah lepas dari kata 'menanti' ini: sepasang suami isteri sedang berdebar-debar menanti kelahiran bayinya; seorang gadis selalu menanti kapan ia akan dilamar oleh sang pujaan hatinya; di stasiun kereta api banyak orang menanti waktu keberangkatan kereta. Kita mengakui bahwa menanti adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, membosankan, dan terkadang menjengkelkan. Terlebih-lebih bila kita harus menanti dalam waktu yang cukup lama, pasti timbul rasa jemu.
Dalam hal menantikan janji Tuhan banyak orang Kristen juga merasakan hal yang sama. Tidak sedikit dari mereka yang putus asa dan berhenti berharap kepada Tuhan, tidak lagi menguatkan iman dan bersabar. Alkitab menegaskan bahwa janji Tuhan adalah ya dan amin. "...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3b). Kita tidak boleh putus asa atau menyerah di tengah jalan! Melalui kesabaran dan ketekunan, orang akan menerima apa yang telah dijanjikan-Nya, sebab Tuhan tidak pernah terlambat atau terlalu cepat untuk menolong, pertolongan-Nya selalu tepat pada waktu-Nya. Suatu ketika Tuhan berjanji kepada Abraham, "'Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat
menghitungnya.' Maka firman-Nya kepadanya: 'Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu.'" (Kejadian 15:5). Namun apa kenyataannya? Sara belum memiliki anak selama bertahun-tahun, bahkan saat usia keduanya sudah sangat tua belum juga ada tanda. Secara logika Abraham dan Sara punya alasan untuk menjadi kecewa!
Waktu Tuhan adalah yang terbaik, walau sukar untuk dipahami! Tuhan menggenapi janji-Nya saat Abraham berumur 100 tahun dan Sara 90 tahun. Berapa lama Saudara menantikan pertolongan dari Tuhan? Seringkali kita merasa jemu untuk berdoa, semangat kita dalam beribadah dan melayani Tuhan pun turut mengendor saat belum ada pertolongan, bahkan kita mulai mengandalkan kekuatan sendiri untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya." (Habakuk 2:4).
Pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktu-Nya, jangan pernah jemu menunggu!
Monday, April 13, 2020
Sunday, April 12, 2020
KEBANGKITAN KRISTUS: Kemenangan Orang Percaya
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2020
Baca: 1 Korintus 15:1-34
"Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." 1 Korintus 15:17
Orang percaya patut berbangga hati dan bersukacita karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa! Hari ini kita memperingati kebangkitan Kristus dan kematian! "...Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" (1 Korintus 15:3-4). Kebangkitan Kristus adalah kemenangan iman orang percaya. Ini merupakan penegasan kebenaran ajaran Kristus. Pernyataan-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya benar-benar telah digenapi (Matius 16:21).
Tak bisa dibayangkan andai saja Kristus tidak bangkit pada hari yang ke-3. Rasul Paulus menyatakan, "...sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14). Jadi jika Kristus tidak bangkit pada hari ke-3, sia-sialah jerih lelah dan pengorbanan para hamba Tuhan, penginjil atau misioner memberitakan Injil sampai ke pelosok, pedalaman, pegunungan, pedesaan, mengarungi laut dan samudera, bahkan sampai ke seluruh penjuru ujung bumi ini. Inilah yang membedakan kekristenan dan kepercayaan yang lain. Iman Kristen adalah iman yang berdiri atas kebangkitan Kristus. Tanpa kebangkitan-Nya sia-sialah pemberitaan Injil dan kekristenan tidak akan pernah ada sampai detik hari ini. Andai saja Kristus tidak bangkit, maka "binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus." (1 Korintus 15:18), sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus menjadi orang-orang yang paling malang di dunia; sebaliknya karena Kristus telah bangkit, maka kita menjadi orang-orang yang berbahagia dan paling beruntung. Mengapa? Karena kebangkitan Kristus memberikan jaminan kehidupan kekal yang pasti bagi orang percaya. Haleluyah!
Oleh karena itu pengharapan hidup kita sebagai pengikut Kristus adalah bergantung mutlak kepada kebangkitan Kristus ini. Hal inilah yang membuat rasul Paulus tetap memiliki roh yang menyala-nyala dalam memberitakan Injil, sekalipun harus diperhadapkan dengan ujian dan tantangan yang tidak ringan.
Karena Kristus sudah bangkit, maka Ia akan membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Efesus 2:6).
Baca: 1 Korintus 15:1-34
"Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." 1 Korintus 15:17
Orang percaya patut berbangga hati dan bersukacita karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa! Hari ini kita memperingati kebangkitan Kristus dan kematian! "...Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" (1 Korintus 15:3-4). Kebangkitan Kristus adalah kemenangan iman orang percaya. Ini merupakan penegasan kebenaran ajaran Kristus. Pernyataan-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya benar-benar telah digenapi (Matius 16:21).
Tak bisa dibayangkan andai saja Kristus tidak bangkit pada hari yang ke-3. Rasul Paulus menyatakan, "...sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14). Jadi jika Kristus tidak bangkit pada hari ke-3, sia-sialah jerih lelah dan pengorbanan para hamba Tuhan, penginjil atau misioner memberitakan Injil sampai ke pelosok, pedalaman, pegunungan, pedesaan, mengarungi laut dan samudera, bahkan sampai ke seluruh penjuru ujung bumi ini. Inilah yang membedakan kekristenan dan kepercayaan yang lain. Iman Kristen adalah iman yang berdiri atas kebangkitan Kristus. Tanpa kebangkitan-Nya sia-sialah pemberitaan Injil dan kekristenan tidak akan pernah ada sampai detik hari ini. Andai saja Kristus tidak bangkit, maka "binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus." (1 Korintus 15:18), sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus menjadi orang-orang yang paling malang di dunia; sebaliknya karena Kristus telah bangkit, maka kita menjadi orang-orang yang berbahagia dan paling beruntung. Mengapa? Karena kebangkitan Kristus memberikan jaminan kehidupan kekal yang pasti bagi orang percaya. Haleluyah!
Oleh karena itu pengharapan hidup kita sebagai pengikut Kristus adalah bergantung mutlak kepada kebangkitan Kristus ini. Hal inilah yang membuat rasul Paulus tetap memiliki roh yang menyala-nyala dalam memberitakan Injil, sekalipun harus diperhadapkan dengan ujian dan tantangan yang tidak ringan.
Karena Kristus sudah bangkit, maka Ia akan membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Efesus 2:6).
Subscribe to:
Posts (Atom)