Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2020
Baca: 1 Korintus 15:1-34
"Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." 1 Korintus 15:17
Orang percaya patut berbangga hati dan bersukacita karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa! Hari ini kita memperingati kebangkitan Kristus dan kematian! "...Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;" (1 Korintus 15:3-4). Kebangkitan Kristus adalah kemenangan iman orang percaya. Ini merupakan penegasan kebenaran ajaran Kristus. Pernyataan-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya benar-benar telah digenapi (Matius 16:21).
Tak bisa dibayangkan andai saja Kristus tidak bangkit pada hari yang ke-3. Rasul Paulus menyatakan, "...sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14). Jadi jika Kristus tidak bangkit pada hari ke-3, sia-sialah jerih lelah dan pengorbanan para hamba Tuhan, penginjil atau misioner memberitakan Injil sampai ke pelosok, pedalaman, pegunungan, pedesaan, mengarungi laut dan samudera, bahkan sampai ke seluruh penjuru ujung bumi ini. Inilah yang membedakan kekristenan dan kepercayaan yang lain. Iman Kristen adalah iman yang berdiri atas kebangkitan Kristus. Tanpa kebangkitan-Nya sia-sialah pemberitaan Injil dan kekristenan tidak akan pernah ada sampai detik hari ini. Andai saja Kristus tidak bangkit, maka "binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus." (1 Korintus 15:18), sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus menjadi orang-orang yang paling malang di dunia; sebaliknya karena Kristus telah bangkit, maka kita menjadi orang-orang yang berbahagia dan paling beruntung. Mengapa? Karena kebangkitan Kristus memberikan jaminan kehidupan kekal yang pasti bagi orang percaya. Haleluyah!
Oleh karena itu pengharapan hidup kita sebagai pengikut Kristus adalah bergantung mutlak kepada kebangkitan Kristus ini. Hal inilah yang membuat rasul Paulus tetap memiliki roh yang menyala-nyala dalam memberitakan Injil, sekalipun harus diperhadapkan dengan ujian dan tantangan yang tidak ringan.
Karena Kristus sudah bangkit, maka Ia akan membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Efesus 2:6).
Sunday, April 12, 2020
Saturday, April 11, 2020
DIAMPUNI, TAK MAU MENGAMPUNI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 April 2020
Baca: Matius 18:21-35
"Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Matius 18:33
Orang yang tak mau mengampuni kesalahan orang lain adalah jahat di mata Tuhan. Kristus memberikan perumpamaan: ada seorang hamba yang berutang 10.000 talenta kepada tuannya dan utangnya itu dibebaskan. Tetapi hamba ini tak mau membebaskan utang temannya kepadanya yang 100 dinar saja, malahan ia menangkap, mencekik, menjebloskan temannya ke penjara sampai ia melunasi utangnya. Sungguh sangat kejam!
Demikian pula Bapa di sorga akan menyebut kita hamba yang jahat dan kejam apabila kita tidak mau mengampuni orang lain. Mengapa? Karena kita sudah diampuni dan dibebaskan dari segala dosa dan beroleh kasih karunia Tuhan. "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,... sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazmur 103:10, 12). Bukankah sudah sepatutnya kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Kalau kita berlaku seperti hamba kejam itu, maka Tuhan akan berkata kepada kita, "Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" (Matius 18:32-33). Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni dan melupakan pelanggaran kita, hendaknya kita juga harus bisa melakukan hal yang sama terhadap orang lain.
Setiap orang yang telah menerima kasih karunia dan pengampunan dari Tuhan harus belajar juga untuk mengampuni dan mengasihi orang lain. Ketika melihat hamba kejam yang tak mau mengampuni temannya itu, "...marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya." (Matius 18:34). Kristus berkata, "Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35).
Tak mau disebut hamba yang jahat? Lepaskan pengampunan kepada orang lain: "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Matius 18:22
Baca: Matius 18:21-35
"Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" Matius 18:33
Orang yang tak mau mengampuni kesalahan orang lain adalah jahat di mata Tuhan. Kristus memberikan perumpamaan: ada seorang hamba yang berutang 10.000 talenta kepada tuannya dan utangnya itu dibebaskan. Tetapi hamba ini tak mau membebaskan utang temannya kepadanya yang 100 dinar saja, malahan ia menangkap, mencekik, menjebloskan temannya ke penjara sampai ia melunasi utangnya. Sungguh sangat kejam!
Demikian pula Bapa di sorga akan menyebut kita hamba yang jahat dan kejam apabila kita tidak mau mengampuni orang lain. Mengapa? Karena kita sudah diampuni dan dibebaskan dari segala dosa dan beroleh kasih karunia Tuhan. "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,... sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazmur 103:10, 12). Bukankah sudah sepatutnya kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Kalau kita berlaku seperti hamba kejam itu, maka Tuhan akan berkata kepada kita, "Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?" (Matius 18:32-33). Sebagaimana Tuhan sudah mengampuni dan melupakan pelanggaran kita, hendaknya kita juga harus bisa melakukan hal yang sama terhadap orang lain.
Setiap orang yang telah menerima kasih karunia dan pengampunan dari Tuhan harus belajar juga untuk mengampuni dan mengasihi orang lain. Ketika melihat hamba kejam yang tak mau mengampuni temannya itu, "...marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya." (Matius 18:34). Kristus berkata, "Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35).
Tak mau disebut hamba yang jahat? Lepaskan pengampunan kepada orang lain: "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Matius 18:22
Subscribe to:
Posts (Atom)