Monday, March 30, 2020

TERFOKUS PADA APA YANG KELIHATAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2020

Baca:  Mazmur 103:1-22

"Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel."  Mazmur 103:7

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan yang begitu dikasihi, dijaga dan dipelihara-Nya sedemikian rupa seperti biji mata-Nya sendiri.  Meski demikian, mereka gampang sekali kecewa, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, bahkan mereka memberontak kepada-Nya dan berpaling kepada ilah-ilah lain.  Tuhan sangat marah,  "Mereka membangkitkan cemburu-Ku...mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."  (Ulangan 32:21).

     Pandangan bangsa Israel hanya tertuju kepada perkara-perkara yang kelihatan atau berkat-berkat materi lainnya, mereka tidak merindukan pribadi Tuhan.  Karena alasan itulah Tuhan hanya bisa menyatakan perbuatan-perbuatan tangan-Nya kepada mereka, tidak lebih dari itu.  Mereka hanya bisa mengenal Tuhan melalui perbuatan-perbuatan-Nya, melalui berbagai mujizat yang dapat disaksikan dan dialami setiap hari selama 40 tahun di padang gurun.  Ini tidak jauh berbeda dengan orang Kristen di zaman sekarang!  Banyak dari kita yang datang beribadah ke gereja bukan karena ingin mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi, tapi hanya menginginkan perbuatan tangan-Nya dinyatakan dalam kehidupan ini:  ingin diberkati, ingin supaya usahanya lancar, ingin mendapatkan jodoh, dan sebagainya.  Yang diinginkan dari Tuhan hanyalah berkat-Nya, mujizat-Nya, dan pertolongan-Nya, sama seperti orang-orang yang tampak berbondong-bondong mengikuti Kristus.  "...kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."  (Yohanes 6:26).

     Ketika kenyataan tidak seperti yang diharapkan, ketika tidak mendapatkan yang diinginkan, ketika doa tak beroleh jawaban, mereka kecewa, tak lagi bersungguh-sungguh dalam Tuhan, bahkan ada yang memutuskan untuk meninggalkan Tuhan karena mereka mengukur keberhasilan kekristenan dengan berkat materi.

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."  2 Korintus 4:18

Sunday, March 29, 2020

TAK MUDAH MEMAHAMI JALAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2020

Baca:  Mazmur 25:1-22

"Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya."  Mazmur 25:10

Adalah tidak mudah memahami dan mengerti jalan-jalan Tuhan itu,  "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:8-9).  Karena tak mampu memahami jalan Tuhan, kita seringkali memaksa Tuhan untuk mengikuti kemauan, kehendak dan rencana kita, tapi kita sendiri tidak mau mengikuti jalan-jalan Tuhan.  Jalan Tuhan itu memang sulit untuk dimengerti dan serasa tidak masuk akal.

     Bangsa Israel tak bisa memahami jalan Tuhan ketika harus melewati padang gurun, padahal di balik itu ada rencana-Nya yang indah.  Orang yang hanya terfokus pada hal-hal yang lahiriah akan mudah kecewa dan bersungut-sungut kepada Tuhan, seperti bangsa Israel,  "Nenek moyang kami di Mesir tidak mengerti perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib, tidak ingat besarnya kasih setia-Mu, tetapi mereka memberontak terhadap Yang Mahatinggi di tepi Laut Teberau. Namun diselamatkan-Nya mereka oleh karena nama-Nya, untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya. Dihardik-Nya Laut Teberau, sehingga kering, dibawa-Nya mereka berjalan melalui samudera raya seperti melalui padang gurun."  (Mazmur 106:7-9).  Sekalipun mereka telah mengecap perbuatan Tuhan yang ajaib, mereka belum juga mengerti jalan-jalan Tuhan.  Tuhan berkata,  "Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: 'Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.' Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: 'Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.'"  (Mazmur 95:10-11).

     Kalau kita tidak mengenali jalan-jalan Tuhan, kita tidak akan memiliki pengalaman iman berjalan bersama-Nya.  Dengan memahami jalan-Nya kita juga akan semakin mengenal pribadi-Nya.  "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara."  (Yesaya 43:19).

Walau terkadang jalan-jalan Tuhan terasa berat untuk diikuti, selalu ada rencana-Nya yang indah dan semua itu mendatangkan kebaikan bagi kita.