Thursday, February 6, 2020

ANAK: Dipelihara Dan Dididik

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Februari 2020

Baca:  Galatia 4:1-11

"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris..."  Galatia 4:7

Seorang yang bertobat dan mengimani Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta mengalami kelahiran baru, diangkat secara legal oleh Bapa untuk menjadi anak-anak-Nya.  Artinya ia menjadi bagian dari keluarga dalam Kerajaan Sorga.  Pengangkatan menjadi anak ini diterjemahkan dari bahasa Yunani huiothesias yang artinya pemberian posisi legal sebagai anak.  Sebutan orang percaya sebagai anak-anak Tuhan ini tidak bisa dipahami oleh orang-orang dunia, sebab  "...manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."  (1 Korintus 2:14).

     Anak adalah obyek kasih orangtua.  Sebagai anak-anak Tuhan kita menjadi obyek kasih Tuhan:  beroleh perlindungan, penyertaan, pemeliharaan Tuhan.  Segala kebutuhan kita tanggung jawab Tuhan.  Jadi apa saja yang kita perlukan pasti Tuhan sediakan, asal kita hidup seturut kehendak-Nya.  Dia akan memenuhi segala keperluan anak-anak-Nya seturut kehendak-Nya.  Dia akan memenuhi segala keperluan anak-anak-Nya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya di dalam Kristus  (Filipi 4:19).  Saat berada dalam masalah atau penderitaan, sebagai anak-anak-Nya, kita akan mendapatkan pertolongan dan jalan keluar dari Bapa, serta penghiburan dari Roh Kudus.  Penghiburan dari Roh Kudus ini membuat Rasul Paulus tetap kuat mengerjakan panggilan-Nya:  "...sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah."  (2 Korintus 1:3-5).

     Sebagai anak, kita takkan luput dari proses Tuhan.  "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?"  (Ibrani 12:6-7).

Sebagai anak, selain beroleh pemeliharaan dari Tuhan, kita juga harus siap menerima didikan dan hajaran-Nya.

Wednesday, February 5, 2020

BERTEMU YESUS: Hidup Diubahkan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2020

Baca:  Lukas 19:1-10

"Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham."  Lukas 19:9

Di kota Yerikho, suatu kota yang berada di sebelah Timur Yerusalem dan dekat sungai Yordan, tinggallah seorang kepala pemungut pajak yang bernama Zakheus.  Nama  'Zakheus'  berarti tulus, bersih, suci.  Sesuai  dengan arti namanya, ia telah dimurnikan, dibersihkan hidupnya, setelah mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus.

     Banyak orang benci kepada Zakheus dan berusaha untuk menjauhinya karena ia dianggap sebagai pengkhianat, sebab ia orang Yahudi tapi bekerja untuk pemerintahan Roma yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi;  dan menurut pandangan orang Yahudi di zaman itu, terutama para ahli Taurat, seorang pemungut cukai dikelompokkan sebagai orang-orang berdosa, satu golongan dengan pelacur, pembunuh, atau juga perampok.  Para ahli Taurat memandang hina orang-orang seperti itu, bahkan mereka tidak mau bergaul dengan  'orang-orang berdosa'  tersebut.  Karena perlakuan yang tidak adil dari masyarakat ini  (dikucilkan, dicemooh), maka orang yang sudah dicap  'berdosa'  tak mau berbalik dari jalan-jalannya yang jahat sehingga mereka semakin tenggelam dalam dosa.  Ketika mendengar Kristus sedang melintasi kota Yerikho dan banyak orang berkerumun ingin melihat Dia, Zakheus pun mencari cara agar bisa melihat Kristus.  Karena bertubuh pendek,  "...berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ."  (Lukas 19:4).  Ini menunjukkan betapa Zakheus punya kerinduan yang besar untuk bertemu dengan Kristus.

     Karena sering mendengar tentang Kristus, yang dikenal sangat dekat dengan orang-orang berdosa, Zakheus termotivasi untuk bertemu Dia.  Kerinduannya pun terjawab, Kristus melihatnya di atas pohon ara:  "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."  (Lukas 19:5).  Perjumpaan dengan-Nya menjadi titik balik hidup Zakheus.  Karena Kristus menerima ia apa adanya, Zakheus berkomitmen,  "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."  (Lukas 19:8).  

"...Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  Matius 9:13