Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Januari 2020
Baca: Yakobus 2:1-13
"Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih
orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam
iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia?" Yakobus 2:5
Penilaian manusia terhadap sesamanya selalu berpatokan pada materi, kekayaan, penampilan dan juga kedudukan. Itulah sebabnya orang yang kaya selalu dihormati, orang yang miskin selalu disepelekan dan dipandang rendah, dan orang yang rupawan selalu dikagumi. Namun Tuhan memandang dan menilai manusia dari aspek lain. Tuhan melihat manusia justru dari apa yang tidak terlihat oleh mata, bagian yang terdalam, yaitu hati. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Jadi, kaya, miskin atau berkedudukan, bukanlah tujuan akhir kehidupan.
Orang kaya yang tidak mau mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan kehilangan kekayaan 'abadi' yang tidak akan pernah dimilikinya. Sebaliknya orang-orang yang dipandang miskin dan hina oleh dunia, dipilih Tuhan untuk "...menjadi kaya dalam
iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia?" (ayat nas). Rencana Tuhan bagi manusia itu sangat baik, termasuk segala penderitaan yang dialami seharusnya dapat membawa manusia kepada kelepasan, dan semua kemiskinan akan membawa kepada 'kekayaan' yang akan kita nikmati di sorga nanti, asal hidup kita seturut dengan kehendak-Nya. Rencana Tuhan untuk umat-Nya tidak berakhir dengan penderitaan dan kemiskinan, tapi semua mengandung suatu tujuan akhir: "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18).
Apabila orang menilai sesamanya dari kekayaan atau kemiskinannya, itu pelanggaran di mata Tuhan. "'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'...jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran." (Yakobus 2:8-9).
Bukan kaya atau miskin yang menentukan Sorga, melainkan iman, ketaatan dan kesetiaan kita kepada Kristus.
Thursday, January 30, 2020
Wednesday, January 29, 2020
CARILAH TUHAN SELAGI BISA DITEMUI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Januari 2020
Baca: 1 Tawarikh 16:7-36
"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" Tawarikh 16:11
Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, tinggal dekat Tuhan. Karena itu ia berkata, "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:11). Saat berada di rumah Tuhan Daud mengalami lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan selalu disertai dengan kebaikan dan kemurahan-Nya. Karena itu Daud terdorong hati untuk bersaksi dan menceritakan kasih, kemurahan, dan perbuatan-perbuatan Tuhan kepada orang lain. "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!" (1 Tawarikh 16:8-10).
Tak lupa Daud juga membimbing Salomo (anaknya) untuk lebih mengenal Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan tulus, dan mencari Tuhan dengan kesungguhan hati, seperti yang Daud lakukan: "Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya." (1 Tawarikh 28:9). Selagi Tuhan berkenan untuk ditemui, biarlah kita mencari Tuhan dengan segenap hati. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sebab apabila kita sampai meninggalkan Tuhan, akibatnya sangat mengerikan yaitu Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya.
Tak bisa dibayangkan bagaimana nasib orang yang dibuang oleh Tuhan. Karena itu Daud memohon kepada Tuhan, "Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!" (Mazmur 27:9). Banyak orang mencari uang, harta, atau kekayaan, siang dan malam, tetapi Tuhan dilupakannya.
Tangan Tuhan melindungi orang yang mencari Dia, tapi murka-Nya menimpa orang yang meninggalkan Dia (Ezra 8:22b).
Baca: 1 Tawarikh 16:7-36
"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" Tawarikh 16:11
Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan, tinggal dekat Tuhan. Karena itu ia berkata, "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:11). Saat berada di rumah Tuhan Daud mengalami lawatan Tuhan. Lawatan Tuhan selalu disertai dengan kebaikan dan kemurahan-Nya. Karena itu Daud terdorong hati untuk bersaksi dan menceritakan kasih, kemurahan, dan perbuatan-perbuatan Tuhan kepada orang lain. "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!" (1 Tawarikh 16:8-10).
Tak lupa Daud juga membimbing Salomo (anaknya) untuk lebih mengenal Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan tulus, dan mencari Tuhan dengan kesungguhan hati, seperti yang Daud lakukan: "Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya." (1 Tawarikh 28:9). Selagi Tuhan berkenan untuk ditemui, biarlah kita mencari Tuhan dengan segenap hati. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada, sebab apabila kita sampai meninggalkan Tuhan, akibatnya sangat mengerikan yaitu Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya.
Tak bisa dibayangkan bagaimana nasib orang yang dibuang oleh Tuhan. Karena itu Daud memohon kepada Tuhan, "Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!" (Mazmur 27:9). Banyak orang mencari uang, harta, atau kekayaan, siang dan malam, tetapi Tuhan dilupakannya.
Tangan Tuhan melindungi orang yang mencari Dia, tapi murka-Nya menimpa orang yang meninggalkan Dia (Ezra 8:22b).
Subscribe to:
Posts (Atom)