Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Januari 2020
Baca: Yesaya 43:8-21
"Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat," Yesaya 43:16
Tuhan memberikan perintah kepada orang percaya untuk meninggalkan kehidupan yang duniawi, menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat membuat mereka tercemar dan kehilangan kekudusan, "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu." (2 Korintus 6:17). Perintah ini harus ditaati, apabila dilanggar, maka ada konsekuensi yang harus ditanggung. Perintah Tuhan ini sangat keras, tapi bertujuan untuk kebaikan kita. Kalau kita mau taat, ada upah yang Tuhan sediakan bagi kita. Ketaatan akan menuntun kita untuk melihat dan mengalami keajaiban Tuhan.
Suatu ketika bangsa Israel harus melewati sungai Yordan karena tidak ada jalan lain, padahal sungai itu sangat dalam. Mereka harus menunggu selama tiga hari sampai mereka mendapatkan petunjuk dari Tuhan, yaitu mereka harus mengikuti Tabut Perjanjian yang diangkat oleh suku Lewi, namun antara mereka dengan Tabut Perjanjian itu harus ada jarak "...kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya
supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu
belum pernah kamu lalui dahulu." (Yosua 3:4). Selain itu mereka juga diperintahkan untuk menguduskan diri, sebab Tuhan hendak melakukan keajaiban di tengah-tengah mereka (Yosua 3:5). Artinya syarat untuk dapat melihat dan mengalami keajaiban Tuhan harus hidup dalam kekudusan. Saat umat Israel taat melakukan apa yang Tuhan perintahkan, "Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta
bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu
akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi
bendungan." (Yosua 3:13). Sungai itu menjadi kering, selagi para imam berhenti di tengah-tengah sungai Yordan, sehingga umat Israel pun menyeberang di tanah yang kering.
Pada waktu menyeberang mereka melewati Tabut Perjanjian yang sedang berhenti. Tabut perjanjian itu kudus, karena merupakan lambang kehadiran Tuhan. Siapa pun yang lewat di depan Tabut Perjanjian dengan keadaan tidak kudus, akan mati.
Ingin mengalami mujizat Tuhan dalam hidup ini? Taat dan kuduskan diri Saudara.
Catatan:
"'Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16).
Sunday, January 26, 2020
Saturday, January 25, 2020
NIAT JAHAT: Doa Tak Dijawab
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2020
Baca: Mazmur 66:1-20
"Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." Mazmur 66:18
Firman Tuhan secara tegas menyatakan bahwa faktor utama yang memisahkan manusia dari Tuhan adalah dosa (Yesaya 59:1-2). Sebaliknya, kekudusan mendekatkan manusia dengan Tuhan, sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahakudus, "sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Ini yang kurang disadari oleh kebanyakan orang Kristen, sehingga ketika doa-doanya tidak beroleh jawaban, dimana hal pertama yang mereka lakukan adalah langsung menyalahkan Tuhan.
Jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan! Banyak faktor yang membuat doa-doa kita tak dijawab oleh Tuhan. Faktor utamanya adalah dosa dan kesalahan kita (Yesaya 59:1-2). Karena itu kita harus mengoreksi diri terlebih dahulu sebelum complain kepada Tuhan. Ayat nas adalah pernyataan luar biasa dari Daud, seorang raja yang mempunyai persekutuan yang karib dengan Tuhan. Karena begitu dekat dengan Tuhan, Daud tahu benar apa yang menjadi kemauan dan kehendak Tuhan. Kalau ada niat jahat dalam hati saja Tuhan tidak akan mendengar doanya, apalagi menjawab doanya. Padahal itu hanya sebatas niat di dalam hati, belum diwujudkan melalui sebuah tindakan. Terlebih-lebih bagi mereka yang melakukan kejahatan dan hidup dalam dosa, "Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku," (Amsal 1:28-30). Sebelum semuanya terlambat, segeralah datang kepada Tuhan, akui dengan jujur setiap dosa kesalahan di hadapan-Nya.
Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, juga berlimpah dengan kemurahan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18).
"Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu." Yeremia 5:25
Baca: Mazmur 66:1-20
"Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." Mazmur 66:18
Firman Tuhan secara tegas menyatakan bahwa faktor utama yang memisahkan manusia dari Tuhan adalah dosa (Yesaya 59:1-2). Sebaliknya, kekudusan mendekatkan manusia dengan Tuhan, sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahakudus, "sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Ini yang kurang disadari oleh kebanyakan orang Kristen, sehingga ketika doa-doanya tidak beroleh jawaban, dimana hal pertama yang mereka lakukan adalah langsung menyalahkan Tuhan.
Jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan! Banyak faktor yang membuat doa-doa kita tak dijawab oleh Tuhan. Faktor utamanya adalah dosa dan kesalahan kita (Yesaya 59:1-2). Karena itu kita harus mengoreksi diri terlebih dahulu sebelum complain kepada Tuhan. Ayat nas adalah pernyataan luar biasa dari Daud, seorang raja yang mempunyai persekutuan yang karib dengan Tuhan. Karena begitu dekat dengan Tuhan, Daud tahu benar apa yang menjadi kemauan dan kehendak Tuhan. Kalau ada niat jahat dalam hati saja Tuhan tidak akan mendengar doanya, apalagi menjawab doanya. Padahal itu hanya sebatas niat di dalam hati, belum diwujudkan melalui sebuah tindakan. Terlebih-lebih bagi mereka yang melakukan kejahatan dan hidup dalam dosa, "Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku," (Amsal 1:28-30). Sebelum semuanya terlambat, segeralah datang kepada Tuhan, akui dengan jujur setiap dosa kesalahan di hadapan-Nya.
Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, juga berlimpah dengan kemurahan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yesaya 1:18).
"Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu." Yeremia 5:25
Subscribe to:
Posts (Atom)