Friday, January 17, 2020

TINDAKAN KITA CERMINAN ISI PIKIRAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2020

Baca:  Matius 13:24-30

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya."  Matius 13:24

John C. Maxwell  (penulis buku terkenal)  menyatakan bahwa medan peperangan terbesar dalam diri manusia yang sesungguhnya adalah terletak pada pikirannya sendiri.  Ini menunjukkan bahwa pikiran memiliki pengaruh besar dalam perjalanan hidup manusia.  Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dengan pikiran kita, sebab apa yang ada dalam pikiran kita akan membentuk setiap tindakan kita.

     Pikiran manusia itu ibarat seperti tanah atau ladang, yang tidak pernah memilih dan memedulikan jenis benih apa yang hendak ditanam di atasnya.  Benih apa pun yang kita tabur dan semai, tanah akan meresponsnya, lalu menumbuhkan benih yang kita tabur itu.  Andai kita menabur benih jagung, maka secara otomatis yang akan tumbuh dari tanah itu adalah buah jagung, bukan yang lain.  Begitu pula bila kita mungkin menabur rumput liar atau tanaman-tanaman penganggu sekalipun, maka tanah tetap saja akan merespons benih-benih itu dan menumbuhkannya juga.  Apa pun yang kita tanamkan dalam pikiran, entah itu hal-hal yang baik atau tidak baik, positif atau negatif, pikiran kita akan segera menerima, merespons, dan menumbuhkannya, tidak peduli hal itu berdampak positif atau negatif terhadap kehidupan kita:  menuntun kepada keberhasilan atau kehancuran.  Keputusan dan pilihan ada pada kita sendiri!

     Sadar atau tidak, seringkali kita mengisi dan memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang negatif tentang diri sendiri:  hidupku penuh masalah, aku tak punya apa-apa, penyakitku sudah tak ada obatnya, keluargaku berantakan, aku ini orang yang miskin tak punya masa depan.  Hal-hal buruk yang kita ucapkan itu akan direspons oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan, yang pada saatnya akan menghasilkan sesuatu yang sama persis seperti yang kita tanam.  Bila yang kita tanam adalah hal-hal yang baik dan positif:  semangat atau rasa percaya diri, pikiran kita juga akan merespons hal itu ke dalam sikap dan tindakan kita, sehingga hidup kita akan menjadi seperti yang kita harapkan.

"... semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  Filipi 4:8

Thursday, January 16, 2020

ORANG PERCAYA: Dipanggil Menjadi Terang (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2020

Baca:  Yesaya 60:1-22

"Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu."  Yesaya 60:2

Banyak orang percaya tidak merespons panggilan Tuhan dan bahkan lari dari panggilan-Nya untuk menjadi terang, malahan mereka turut ambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan, sama seperti orang-orang dunia.  Padahal firman Tuhan jelas menyatakan,  "Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan."  (1 Tesalonika 5:5-8).

     Kristus rela turun ke dunia menjadi sama dengan manusia dan rela mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib dengan tujuan supaya manusia yang berdosa diselamatkan.  Kita yang sudah diselamatkan ini punya tanggung jawab untuk menjadi saksi-saksi Kristus.  Karena Kristus sudah terlebih dahulu melayani kita dengan kasih-Nya yang tak terbatas dan tanpa syarat, adalah mutlak bagi kita untuk membalas kasih-Nya.  Dengan cara?  Mempersembahkan seluruh keberadaan hidup ini bagi Tuhan untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya.  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  (1 Korintus 6:20).  Selama masih ada waktu dan kesempatan, mari kita kerjakan panggilan Tuhan ini dengan roh yang menyala-nyala, karena akan ada saatnya kesempatan itu tidak ada lagi.

     Ketika banyak orang berputus asa, frustasi dan kehilangan semangat, ini adalah kesempatan bagi orang percaya untuk bangkit dan menjadi terang bagi mereka.  Kita harus bersaksi kepada mereka bahwa di dalam Kristus selalu ada masa depan dan harapan, Kristus adalah jawaban yang pasti untuk setiap pergumulan hidup ini.

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,"  Yesaya 42:6