Tuesday, December 31, 2019

HARI ESOK DI TANGAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2019

Baca:  Amsal 27:1-27

"Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu." Amsal 27:1

Hanya dalam hitungan jam saja tahun 2019 akan kita tinggalkan, sebab hari yang sedang kita jalani ini adalah hari terakhir.  Hanya karena penyertaan dan anugerah Tuhan semata kita bisa melewati hari-hari yang berat di sepanjang tahun 2019.  Tanpa campur tangan Tuhan kita tidak akan bisa hidup sampai hari ini.  "Aku ada saat ini semuanya karena kasih-Mu, aku hidup hari ini semua berkat kemurahan-Mu."  (kutipan lagi  'Berkat Kemurahan-Mu' oleh NDC).  Tidak ada kata yang terucap selain kita berkata,  "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."  (Mazmur 106:1),  "...dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"  (Mazmur 103:2).

     Banyak orang menyambut malam pergantian tahun dengan menggelar berbagai pesta.  Itu boleh-boleh saja!  Tapi jangan sampai hal itu membuat kita terlena karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di esok hari,  "Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  (Pengkhotbah 9:12).  Hal terbaik yang harus kita lakukan adalah mengoreksi dan mengevaluasi diri.  Flashback ke belakang sejenak!  Di sepanjang tahun 2019 apakah kehidupan Saudara sudah berkenan kepada Tuhan dan menyenangkan hati-Nya?  Apakah selama ini kita hidup mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak pernah melibatkan Tuhan?

     Maka dari itu  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (ayat nas).  Kita tidak tahu apa yang terjadi di tahun 2020 nanti karena hari esok berada di luar kendali kita.  Tak perlu takut menghadapi hari esok karena Tuhan adalah jaminan hidup kita, asalkan kita mau hidup dipimpin Roh Kudus dan berjalan bersama-Nya hari lepas hari.  "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  (Ratapan 3:22-23).

Hari esok adalah hari yang penuh harapan bagi orang-orang yang senantiasa hidup mengandalkan Tuhan.

Monday, December 30, 2019

MENJADI ORANG-ORANG TERJAJAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2019

Baca:  Keluaran 1:1-22

"Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa:"  Keluaran 1:11

Bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa suram di waktu lalu yaitu ketika dijajah oleh bangsa lain.  Sejarah mencatat ada beberapa negara yang pernah menjajah Indonesia:  Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang.  Saat berada dalam penjajahan, rakyat Indonesia benar-benar mengalami penderitaan lahir dan batin karena berada di bawah kekuasaan bangsa lain, alias diperbudak oleh bangsa lain.  Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia antara lain:  1.  Romusha.  Panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang.  2.  Rodi.  Kerja paksa tanpa pemberian upah bagi orang Indonesia pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

     Jauh sebelumnya Alkitab mencatat bahwa bangsa Israel mengalami masa-masa terberat dan bahkan berada di posisi terendah yaitu menjadi budak di negeri Mesir.  Seperti tertulis:  "...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu."  (Keluaran 1:13-14).  Tidak hanya itu, bangsa Israel juga mengalami aniaya ketika mereka jatuh dalam dosa dan penyembahan berhala, karena mereka harus mengalami pembuangan di Babel dan kembali menjalani kerja paksa.

     Inilah gambaran tentang kehidupan orang-orang yang berada di luar Kristus!  Mereka masih hidup di dalam  'penjajahan'  karena dosa masih mengikat, membelenggu, memperbudak, dan menguasai kehidupannya.  Satu-satunya jalan untuk bisa terbebas dari ikatan belenggu dosa dan menjadi orang-orang yang  'merdeka'  adalah datang kepada Kristus dan percaya kepada-Nya.  Mengapa kita harus datang kepada Kristus?  Karena hanya Kristus saja yang sanggup membebaskan, melepaskan dan memerdekakan manusia dari segala belenggu dosa.  Karya Kristus di atas kalvari adalah bukti bahwa melalui pengorbanan-Nya segala kutuk dosa telah dipatahkan!  "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."  (Yohanes 8:36).

"...Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."  Galatia 5:1