Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2019
Baca: Keluaran 1:1-22
"Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa:" Keluaran 1:11
Bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa suram di waktu lalu yaitu ketika dijajah oleh bangsa lain. Sejarah mencatat ada beberapa negara yang pernah menjajah Indonesia: Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Saat berada dalam penjajahan, rakyat Indonesia benar-benar mengalami penderitaan lahir dan batin karena berada di bawah kekuasaan bangsa lain, alias diperbudak oleh bangsa lain. Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia antara lain: 1. Romusha. Panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang. 2. Rodi. Kerja paksa tanpa pemberian upah bagi orang Indonesia pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Jauh sebelumnya Alkitab mencatat bahwa bangsa Israel mengalami masa-masa terberat dan bahkan berada di posisi terendah yaitu menjadi budak di negeri Mesir. Seperti tertulis: "...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu
mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di
padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir
kepada mereka itu." (Keluaran 1:13-14). Tidak hanya itu, bangsa Israel juga mengalami aniaya ketika mereka jatuh dalam dosa dan penyembahan berhala, karena mereka harus mengalami pembuangan di Babel dan kembali menjalani kerja paksa.
Inilah gambaran tentang kehidupan orang-orang yang berada di luar Kristus! Mereka masih hidup di dalam 'penjajahan' karena dosa masih mengikat, membelenggu, memperbudak, dan menguasai kehidupannya. Satu-satunya jalan untuk bisa terbebas dari ikatan belenggu dosa dan menjadi orang-orang yang 'merdeka' adalah datang kepada Kristus dan percaya kepada-Nya. Mengapa kita harus datang kepada Kristus? Karena hanya Kristus saja yang sanggup membebaskan, melepaskan dan memerdekakan manusia dari segala belenggu dosa. Karya Kristus di atas kalvari adalah bukti bahwa melalui pengorbanan-Nya segala kutuk dosa telah dipatahkan! "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36).
"...Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Galatia 5:1
Monday, December 30, 2019
Sunday, December 29, 2019
PENCOBAAN SEBAGAI WARNA KEHIDUPAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Desember 2019
Baca: Yakobus 1:12-18
"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." Yakobus 1:12
Mendengar kata 'pencobaan' yang terbayang di pikiran kita adalah sesuatu yang dirasa berat, tidak mengenakkan, sangat menyakitkan, dan memaksa kita untuk berjuang. Sebagai orang percaya kita tak perlu takut bila harus menghadapi berbagai pencobaan, sebab firman Tuhan sudah menegaskan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami itu tidak akan melebihi kekuatan kita: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Berdasarkan ayat ini ada tiga karakteristik pencobaan yaitu: biasa, tidak melebihi kekuatan dan selalu ada jalan keluarnya.
Yakobus menasihati kita untuk tetap berbahagia sekalipun berada dalam pencobaan. Bagaimana bisa? Umumnya orang akan berbahagia bila ia dalam keadaan baik dan terbebas dari masalah dan kesulitan, bukan orang yang sedang dalam pencobaan. Ayat nas di atas jangan hanya dibaca sepenggal, karena masih ada kelanjutannya yaitu: "...ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (ayat nas). Saat dalam pencobaan kita berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita dan tidak lagi memedulikan kita. Padahal bila kita mau merenung sejenak, ada hikmah di balik pencobaan, yaitu Tuhan sedang menuntun kita untuk semakin mendekat kepada-Nya dan mengajar kita untuk mengerti kehendak-Nya.
Berbahagialah dan bersyukurlah bila kita dalam pencobaan, itu artinya Tuhan sedang memusatkan perhatian-Nya kepada kita dan merancang hal-hal yang besar atas hidup kita. Karena itu tetaplah bersandar dan percaya penuh kepada kehendak dan rencana Tuhan, karena kehendak dan rencana-Nya tidak pernah gagal dan selalu yang terbaik untuk hidup kita. Melalui pencobaan Tuhan sedang 'membersihkan' kita seperti ranting-ranting, supaya dapat berbuah lebih lebat lagi (Yohanes 15:2).
Di balik pencobaan yang kita alami, Tuhan selalu punya rencana yang baik!
Baca: Yakobus 1:12-18
"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." Yakobus 1:12
Mendengar kata 'pencobaan' yang terbayang di pikiran kita adalah sesuatu yang dirasa berat, tidak mengenakkan, sangat menyakitkan, dan memaksa kita untuk berjuang. Sebagai orang percaya kita tak perlu takut bila harus menghadapi berbagai pencobaan, sebab firman Tuhan sudah menegaskan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami itu tidak akan melebihi kekuatan kita: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Berdasarkan ayat ini ada tiga karakteristik pencobaan yaitu: biasa, tidak melebihi kekuatan dan selalu ada jalan keluarnya.
Yakobus menasihati kita untuk tetap berbahagia sekalipun berada dalam pencobaan. Bagaimana bisa? Umumnya orang akan berbahagia bila ia dalam keadaan baik dan terbebas dari masalah dan kesulitan, bukan orang yang sedang dalam pencobaan. Ayat nas di atas jangan hanya dibaca sepenggal, karena masih ada kelanjutannya yaitu: "...ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (ayat nas). Saat dalam pencobaan kita berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita dan tidak lagi memedulikan kita. Padahal bila kita mau merenung sejenak, ada hikmah di balik pencobaan, yaitu Tuhan sedang menuntun kita untuk semakin mendekat kepada-Nya dan mengajar kita untuk mengerti kehendak-Nya.
Berbahagialah dan bersyukurlah bila kita dalam pencobaan, itu artinya Tuhan sedang memusatkan perhatian-Nya kepada kita dan merancang hal-hal yang besar atas hidup kita. Karena itu tetaplah bersandar dan percaya penuh kepada kehendak dan rencana Tuhan, karena kehendak dan rencana-Nya tidak pernah gagal dan selalu yang terbaik untuk hidup kita. Melalui pencobaan Tuhan sedang 'membersihkan' kita seperti ranting-ranting, supaya dapat berbuah lebih lebat lagi (Yohanes 15:2).
Di balik pencobaan yang kita alami, Tuhan selalu punya rencana yang baik!
Subscribe to:
Posts (Atom)