Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2019
Baca: Roma 5:1-11
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera..." Roma 5:1
Alkitab menegaskan bahwa manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Tuhan (Kejadian 1:26-27), artinya manusia pertama berada dalam kondisi tanpa salah dan dosa, dengan citra diri yang utuh, sempurna dan mulia. Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kemuliaan Tuhan di dalam diri manusia menjadi rusak karena dosa tersebut. Karena itu Bapa pun berinisiatif menyelamatkan manusia melalui Putera-Nya yang diutus untuk datang ke dunia. Melalui penebusan Kristus di kayu salib, citra diri manusia dipulihkan, karena manusia memperoleh pembenaran. Yang dimaksud pembenaran adalah tindakan Tuhan untuk menyatakan orang 'benar' karena percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebab ada tertulis: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan..." (2 Korintus 5:21).
Ada dampak yang luar biasa dari 'pembenaran' ini yaitu setiap orang percaya memperoleh damai sejahtera (ayat nas). Damai sejahtera ini terjadi karena adanya pemulihan hubungan antara manusia dengan Bapa di sorga, "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak
dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan
damai sejahtera," (Efesus 2:14-15). Inilah damai sejahtera sejati, yang hanya kita dapatkan dalam Kristus, damai sejahtera yang bukan sekedar perasaan nyaman, tenang atau sukacita, tetapi lebih daripada itu. Damai sejahtera ini bukan disebabkan karena situasi dari luar berpengaruh ke dalam hati seseorang, tetapi damai sejahtera itu berasal dari dalam hati karena Kristus bertahta, menguasai dan memimpin hidup kita.
Setiap orang yang percaya dan mengimani Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pasti memiliki damai sejahtera. Apakah damai sejahtera itu tinggal permanen atau tidak adalah tergantung sejauh mana ia punya persekutuan dengan Tuhan.
Selama kita mau taat dan tunduk pada pimpinan Roh Kudus, damai sejahtera-Nya akan terus mengalir di dalam kita (Yesaya 48:18).
Thursday, November 14, 2019
Wednesday, November 13, 2019
ORANG PERCAYA PUNYA MASA DEPAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2019
Baca: Amsal 23:1-18
"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." Amsal 23:18
Setiap orang, tanpa terkecuali, punya kesempatan yang sama untuk memiliki masa depan yang cerah. Demi meraih masa depan yang cerah semua orang berusaha dan bekerja dengan keras; para orangtua berusaha menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang terbaik, bahkan sampai ke luar negeri, dengan harapan anak-anaknya kelak mendapatkan pekerjaan yang terbaik, sehingga masa depan hidupnya dapat terjamin.
Bagi orang percaya, masa depan yang cerah itu bukan sekedar khayalan atau impian semata, tetapi memang sungguh ada, karena Tuhan sendiri yang merancangkannya, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Ini adalah berita yang sangat menyenangkan, berita yang membangkitkan semangat kita dalam menjalani hari-hari yang terasa berat ini. Sekalipun banyak orang mengatakan bahwa masa depan itu penuh dengan misteri, bagi orang percaya "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (ayat nas). Bagaimana supaya kita memiliki masa depan yang cerah, sebagaimana yang Tuhan rancangkan? Kita harus mengarahkan perhatian kepada didikan: "Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan." (Amsal 23:12), dan "Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa." (Amsal 23:17). Ini berbicara tentang ketaatan!
Masa depan cerah hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang takut akan Tuhan! Kita juga diajarkan untuk tidak iri hati kepada orang-orang yang berdosa. Sikap iri kepada orang berdosa berarti kita menganggap orang lain lebih beruntung daripada diri sendiri, sekaligus menunjukkan bahwa kita tidak menghargai berkat Tuhan dan kurang bersyukur dengan berkat yang kita terima. Iri hati juga menunjukkan bahwa kita tidak takut Tuhan! Orang yang takut akan Tuhan akan selalu bersyukur di segala keadaaan dan tidak mudah terpengaruh oleh omongan orang atau situasi apa pun.
Orang yang takut akan Tuhan pasti memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, tanpa rasa takut dan kuatir, karena masa depannya sudah dijamin oleh Tuhan!
Baca: Amsal 23:1-18
"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." Amsal 23:18
Setiap orang, tanpa terkecuali, punya kesempatan yang sama untuk memiliki masa depan yang cerah. Demi meraih masa depan yang cerah semua orang berusaha dan bekerja dengan keras; para orangtua berusaha menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang terbaik, bahkan sampai ke luar negeri, dengan harapan anak-anaknya kelak mendapatkan pekerjaan yang terbaik, sehingga masa depan hidupnya dapat terjamin.
Bagi orang percaya, masa depan yang cerah itu bukan sekedar khayalan atau impian semata, tetapi memang sungguh ada, karena Tuhan sendiri yang merancangkannya, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Ini adalah berita yang sangat menyenangkan, berita yang membangkitkan semangat kita dalam menjalani hari-hari yang terasa berat ini. Sekalipun banyak orang mengatakan bahwa masa depan itu penuh dengan misteri, bagi orang percaya "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (ayat nas). Bagaimana supaya kita memiliki masa depan yang cerah, sebagaimana yang Tuhan rancangkan? Kita harus mengarahkan perhatian kepada didikan: "Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan." (Amsal 23:12), dan "Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa." (Amsal 23:17). Ini berbicara tentang ketaatan!
Masa depan cerah hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang takut akan Tuhan! Kita juga diajarkan untuk tidak iri hati kepada orang-orang yang berdosa. Sikap iri kepada orang berdosa berarti kita menganggap orang lain lebih beruntung daripada diri sendiri, sekaligus menunjukkan bahwa kita tidak menghargai berkat Tuhan dan kurang bersyukur dengan berkat yang kita terima. Iri hati juga menunjukkan bahwa kita tidak takut Tuhan! Orang yang takut akan Tuhan akan selalu bersyukur di segala keadaaan dan tidak mudah terpengaruh oleh omongan orang atau situasi apa pun.
Orang yang takut akan Tuhan pasti memiliki penyerahan diri kepada Tuhan, tanpa rasa takut dan kuatir, karena masa depannya sudah dijamin oleh Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)