Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juli 2019
Baca: Matius 23:1-12
"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Matius 23:12
Setiap manusia pasti punya ambisi dalam hidupnya. Apa itu ambisi? Ambisi adalah keinginan atau hasrat yang kuat untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat atau kedudukan), atau melakukan sesuatu; suatu gairah atau nafsu ingin memperoleh sesuatu di luar batas kemampuan dengan tujuan ingin mengatasi orang lain. Kalau ambisi itu sudah melampaui kehendak Tuhan atau keluar dari kebenaran firman Tuhan, maka ambisi tersebut tidak benar, cepat atau lambat pasti akan mendatangkan kehancuran, karena biasanya di balik ambisi tersimpan hal-hal yang negatif: tak mau kalah dari orang lain, ingin terkenal, ingin beroleh pujian dari dunia, atau ingin memperoleh kedudukan yang setinggi mungkin dengan kekuatan sendiri.
Tuhan sungguh tak berkenan akan hal-hal yang demikian: "Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya!" (Yeremia 45:5a). Ambisi yang bertujuan untuk kemegahan diri sendiri atau mencapai hal-hal yang besar bagi dirinya sendiri pasti mendatangkan dosa. Karena orang yang mencari hal-hal yang besar bagi dirinya pasti berani melakukan tindakan-tindakan yang negatif demi mewujudkan ambisinya, menghalalkan segala cara, menempuh cara kotor, jika perlu menyingkirkan atau menjatuhkan orang lain, tak peduli itu teman atau kawan.
Karena itu kita harus dapat membedakan antara ambisi pribadi dan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan dalam diri orang percaya akan terjadi tanpa suatu ambisi, sebab kalau Tuhan merencanakan, tak seorang pun dapat menggagalkannya. "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." (Amsal 19:21). Oleh sebab itu Tuhan memperingatkan dengan keras: "...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan..." (ayat nas). Kalau kita meninggikan diri Tuhan pasti akan merendahkan kita. Jika Tuhan yang merendahkan hidup seseorang, siapa yang sanggup menghalangi Dia? Sebaliknya, jika Tuhan yang mengangkat hidup seseorang dan memulihkan keadaannya, tak ada kuasa mana pun yang mampu menahannya!
Berkat dan keberhasilan tak perlu dikejar dengan ambisi, asalkan kita hidup benar di hadapan Tuhan, semua itu pasti akan mengikuti.
Tuesday, July 30, 2019
Monday, July 29, 2019
BERLAKU FASIK KARENA HARTA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juli 2019
Baca: Amsal 14:1-35
"Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut." Amsal 14:27
Salah satu tanda nyata bahwa orang tidak takut akan Tuhan adalah tak mau taat melakukan kehendak Tuhan. Itu artinya ia menganggap remeh firman Tuhan. Ada tertulis: "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." (Amsal 13:13). Apalagi kalau sudah hidup dalam berkat, berhasil, atau hidup mapan secara materi, ada banyak orang Kristen tidak lagi menyandarkan hidupnya kepada Tuhan, melainkan bersandar kepada harta kekayaan atau keberhasilannya. Mereka berpikir bahwa dengan uang atau materi mereka dapat berbuat apa saja dan dapat membeli apa saja. Tapi mereka lupa bahwa uang tak bisa membeli umur panjang. Nyawa itu bukan berada di tangan dokter. "Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan." (Amsal 3:16).
Bila Tuhan sudah memberkati hidup kita seharusnya kita semakin hidup takut akan Tuhan dan mengikuti jalan-jalan-Nya, sebab bila kita menyimpang dari jalan Tuhan dan tidak lagi menyandarkan hidup kepada Dia, bukan kebahagiaan yang kita peroleh, tapi jerat dan malapetaka. Orang yang takut akan Tuhan pasti menemukan jalan yang penuh kebahagiaan, "Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat." (Amsal 3:26). "Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata." (Amsal 3:17). Kalau kita hidup takut akan Tuhan, kita akan mengalami kelimpahan berkat-Nya yang dapat dinikmati sampai anak cucu. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar." (Amsal 13:22).
Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan! Sebaliknya orang yang tamak, yang menjadikan harta sebagai 'tuan' dalam hidupnya, pasti akan celaka. "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan." (Amsal 15:16). Berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita janganlah membuat kita berlaku fasik, tetapi biarlah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Berkat Tuhan seharusnya membuat kita semakin takut akan Tuhan dan mengasihi Dia lebih dan lebih lagi.
Baca: Amsal 14:1-35
"Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut." Amsal 14:27
Salah satu tanda nyata bahwa orang tidak takut akan Tuhan adalah tak mau taat melakukan kehendak Tuhan. Itu artinya ia menganggap remeh firman Tuhan. Ada tertulis: "Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan." (Amsal 13:13). Apalagi kalau sudah hidup dalam berkat, berhasil, atau hidup mapan secara materi, ada banyak orang Kristen tidak lagi menyandarkan hidupnya kepada Tuhan, melainkan bersandar kepada harta kekayaan atau keberhasilannya. Mereka berpikir bahwa dengan uang atau materi mereka dapat berbuat apa saja dan dapat membeli apa saja. Tapi mereka lupa bahwa uang tak bisa membeli umur panjang. Nyawa itu bukan berada di tangan dokter. "Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan." (Amsal 3:16).
Bila Tuhan sudah memberkati hidup kita seharusnya kita semakin hidup takut akan Tuhan dan mengikuti jalan-jalan-Nya, sebab bila kita menyimpang dari jalan Tuhan dan tidak lagi menyandarkan hidup kepada Dia, bukan kebahagiaan yang kita peroleh, tapi jerat dan malapetaka. Orang yang takut akan Tuhan pasti menemukan jalan yang penuh kebahagiaan, "Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat." (Amsal 3:26). "Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata." (Amsal 3:17). Kalau kita hidup takut akan Tuhan, kita akan mengalami kelimpahan berkat-Nya yang dapat dinikmati sampai anak cucu. "Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar." (Amsal 13:22).
Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan! Sebaliknya orang yang tamak, yang menjadikan harta sebagai 'tuan' dalam hidupnya, pasti akan celaka. "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan." (Amsal 15:16). Berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita janganlah membuat kita berlaku fasik, tetapi biarlah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Berkat Tuhan seharusnya membuat kita semakin takut akan Tuhan dan mengasihi Dia lebih dan lebih lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)