Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juli 2019
Baca: Hagai 1:1-4
"Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya." Hagai 1:9a
Kita pasti pernah mengalami suatu fase di dalam kehidupan ini, di mana segala usaha dan kerjakeras yang kita lakukan tak membawa hasil, selalu saja gagal dan gagal. Kalau ia petani, segala benih yang ditanamnya tak menghasilkan panenan karena diserang oleh hama. Kalau ia peternak, kambing, domba lembu dan sapi yang selama ini dirawat dan dipelihara sedemikian rupa juga tak menghasilkan apa-apa, ternak yang bakal beranak pada keguguran. Kalau ia seorang pengusaha atau pedagang atau usahawa, bisnis usaha yang dikelolanya mengalami kerugian, tokonya sepi pembeli. Akhirnya timbul rasa kecewa dan sedih, tapi mereka tak pernah mencari tahu akar permasalahannya atau apa yang menjadi penyebab semuanya menjadi gagal. Tidak sedikit dari mereka yang malah menyalahkan Tuhan!
Apa yang firman Tuhan katakan? "Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan,
tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu
berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja
untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlobang!" (Hagai 1:5b-6). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengoreksi diri, adakah hal-hal yang tidak beres di dalam hidup kita yang membuat 'pintu' berkat itu serasa tertutup. Perhatikan ibadahmu! Perhatikan jam-jam doamu! Perhatikan pelayananmu! Apakah Saudara sudah mengutamakan Tuhan? "Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku
akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman
TUHAN." (Hagai 1:8).
Naik ke gunung, membawa kayu dan membangun Rumah ini berbicara tentang mengerjakan perkara-perkara rohani, membangun kehidupan doa dan mempersembahkan hidup kita sebagai ibadah yang sejati (Roma 12:1). Kalau kita ingin melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup ini, pintu-pintu berkat dibukakan bagi kita, maka kita harus mencari Tuhan dan kebenaran-Nya terlebih dahulu (Matius 6:33).
Kehidupan yang tak benar hanya akan menyumbat berkat, "Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya," Hagai 1:10
Wednesday, July 24, 2019
Tuesday, July 23, 2019
SELALU DALAM PENGAWASAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juli 2019
Baca: Mazmur 32:1-11
"Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau." Mazmur 32:9
Rasa iba dan kasihan di dalam hati kita pastilah timbul ketika kita melihat seekor kuda yang dikekang dan diberi tali les melalui mulutnya. Tetapi, itulah jalan satu-satunya untuk mengendalikan kuda agar jalannya tetap lurus dan taat kepada kehendak tuannya. Demikian juga dengan kita, Tuhan akan memimpin dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Mata Tuhan terus dan selalu mengawasi kita, apakah jalan yang kita tempuh seturut kehendak-Nya, selalu taat dalam sepanjang jalan hidup kita. Karena itu, melalui Roh Kudus-Nya, Tuhan akan selalu berbicara dengan lembut dan penuh kasih untuk menasihati, menegur dan mengingatkan kita ketika jalan kita mulai melenceng dan keluar dari jalur-Nya. Dalam hal ini dibutuhkan kepekaan terhadap getaran Roh Kudus dan tak perlu kita diperlakukan seperti kuda atau bagal.
Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali berlaku seperti kuda yang terkadang bersifat garang, liar, suka memberontak dan ingin melepaskan diri dari pimpinan Roh Kudus, karena merasa terkekang, dibatasi, dan tidak bebas. Kita ingin menempuh jalan menurut keinginan diri sendiri. Saat itulah Tuhan terpaksa berlaku keras kepada kita agar kita tidak semakin terjerumus ke jalan yang sesat. "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." (Mazmur 32:8). Kita tak dapat lari dari pengawasan Tuhan, sebab "TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka." (Mazmur 33:13-15).
Apabila jalan yang kita tempuh terasa mulus seringkali kita lupa diri dan merasa diri mampu tanpa harus bergantung kepada pimpinan Tuhan. "Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan." (Mazmur 33:16-17).
Tunduklah dalam pimpinan Tuhan, karena Dia tahu yang terbaik untuk hidup kita!
Baca: Mazmur 32:1-11
"Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau." Mazmur 32:9
Rasa iba dan kasihan di dalam hati kita pastilah timbul ketika kita melihat seekor kuda yang dikekang dan diberi tali les melalui mulutnya. Tetapi, itulah jalan satu-satunya untuk mengendalikan kuda agar jalannya tetap lurus dan taat kepada kehendak tuannya. Demikian juga dengan kita, Tuhan akan memimpin dan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Mata Tuhan terus dan selalu mengawasi kita, apakah jalan yang kita tempuh seturut kehendak-Nya, selalu taat dalam sepanjang jalan hidup kita. Karena itu, melalui Roh Kudus-Nya, Tuhan akan selalu berbicara dengan lembut dan penuh kasih untuk menasihati, menegur dan mengingatkan kita ketika jalan kita mulai melenceng dan keluar dari jalur-Nya. Dalam hal ini dibutuhkan kepekaan terhadap getaran Roh Kudus dan tak perlu kita diperlakukan seperti kuda atau bagal.
Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali berlaku seperti kuda yang terkadang bersifat garang, liar, suka memberontak dan ingin melepaskan diri dari pimpinan Roh Kudus, karena merasa terkekang, dibatasi, dan tidak bebas. Kita ingin menempuh jalan menurut keinginan diri sendiri. Saat itulah Tuhan terpaksa berlaku keras kepada kita agar kita tidak semakin terjerumus ke jalan yang sesat. "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." (Mazmur 32:8). Kita tak dapat lari dari pengawasan Tuhan, sebab "TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka." (Mazmur 33:13-15).
Apabila jalan yang kita tempuh terasa mulus seringkali kita lupa diri dan merasa diri mampu tanpa harus bergantung kepada pimpinan Tuhan. "Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan." (Mazmur 33:16-17).
Tunduklah dalam pimpinan Tuhan, karena Dia tahu yang terbaik untuk hidup kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)