Thursday, June 13, 2019

BUKTI DULU, PERCAYA KEMUDIAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juni 2019

Baca:  Yohanes 20:24-29

"Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."  Yohanes 20:29

Kebanyakan orang ingin melihat hal-hal yang spektakuler atau menuntut mujizat dari Tuhan terlebih dahulu, barulah mereka mau percaya bahwa Tuhan itu ada dan berkuasa.  Ini tidaklah mengherankan!  Tomas, yang notabene sudah menjadi murid Kristus dan berkumpul setiap hari bersama-Nya, masih saja minta bukti.

     Sewaktu murid-murid yang lain bercerita bahwa mereka telah melihat Kristus sudah bangkit, Tomas tidak langsung mau percaya.  "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."  (Yohanes 20:25b).  Tuhan tahu benar apa yang berkecamuk di dalam pikiran dan hati Tomas, karena itu setelah delapan hari kemudian Ia datang lagi ke rumah itu.  Untuk meyakinkan Tomas berkatalah Tuhan,  "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."  (Yohanes 20:27).  Setelah melihat bukti dengan mata kepala sendiri barulah ia percaya kepada-Nya:  "Ya Tuhanku..."  (Yohanes 20:28).

     Sampai saat ini, sekalipun sudah mendengar tentang berita Injil dan juga mendengar kedahsyatan kuasa Kristus yang sanggup melakukan mujizat  (membangkitkan orang mati, mencelikkan mata buta, memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, menyembuhkan orang sakit, dan masih banyak lagi mujizat yang dikerjakan-Nya), tapi masih saja orang tidak mau percaya kepada Kristus.  Mereka tetap menganggap bahwa Kristus itu tak lebih dari manusia biasa, kecuali kalau sudah ada bukti dan tanda-tanda ajaib  (disembuhkan dari sakit, dipulihkan ekonominya), barulah mereka percaya dan menerima Kristus dalam hidupnya.  Ini juga terjadi sewaktu Filipus melayani:  "Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu."  (Kisah 8:6).  Terimalah Kristus terlebih dahulu, berkat pasti mengikuti!

"--sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat--"  2 Korintus 5:7

Wednesday, June 12, 2019

MELAYANI TUHAN: Hidup Dekat Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juni 2019

Baca:  Yehezkiel 44:4-16

"Tetapi mengenai imam-imam orang Lewi dari bani Zadok yang menjalankan tugas-tugas di tempat kudus-Ku waktu orang Israel sesat dari pada-Ku, merekalah yang akan mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian dan bertugas di hadapan-Ku untuk mempersembahkan kepada-Ku lemak dan darah..."  Yehezkiel 44:15

Banyak orang dengan bangganya mengaku diri sebagai pelayan Tuhan karena merasa sudah terlibat pelayanan di gereja.  Perhatikan apa yang Tuhan katakan:  "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."  (Yohanes 12:26).  Faktanya?  Tak semua pelayan Tuhan memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, padahal syarat utama bagi pelayan Tuhan adalah mendekat kepada-Nya.

     Betapa banyak pelayan Tuhan yang menjadikan pelayanan di gereja hanya sebatas rutinitas atau sekedar ajang unjuk kebolehan atau pengembangan talenta saja.  Seringkali kita terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang disebut pelayanan, tapi kita sendiri tak pernah mau menyediakan waktu secara pribadi dengan Tuhan, duduk diam di bawah kaki Tuhan seperti Maria.  Padahal Tuhan sangat rindu pada penyembahan kita.  Alkitab menyatakan bahwa Tuhan akan mendekat kepada kita kalau kita mendekat kepada-Nya  (Yakobus 4:8).  Namun kita lebih senang bekerja di antara kerumunan orang banyak di luar halaman, enggan memberi waktu untuk dekat dengan Tuhan di tempat-Nya yang kudus.  Dapatkah kita berkata seperti pemazmur:  "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  (Mazmur 84:11).

     Sangatlah tidak mungkin seseorang melayani Tuhan jika ia hidup jauh dari hadirat-Nya.  "Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus."  (Mazmur 65:5).  Jelas sekali ada berkat yang besar bagi orang yang senantiasa dekat dengan Tuhan, yaitu ia akan dikenyangkan dengan segala yang baik di Bait-Nya yang kudus:  ada kemenangan, ada berkat, ada pemulihan.

"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!"  Yesaya 55:6