Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 April 2019
Baca: Yohanes 20:1-10
"Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati." Yohanes 20:9
Berita tentang kebangkitan Kristus pada hari yang ke-3 bukanlah isapan jempol, gosip atau sensasi murahan, melainkan sebuah fakta. Kebangkitan-Nya ini merupakan penggenapan dari apa yang Kristus sendiri sampaikan di hadapan murid-murid saat di Galilea: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." (Matius 17:22-23).
Peristiwa kematian Kristus di kayu salib menjadi puncak kesukaan besar bagi seluruh pemimpin Yahudi: Imam Besar, ahli Taurat, orang-orang Farisi, orang-orang Saduki, dan bahkan rakyat kebanyakan. Itulah sebabnya begitu mereka mendengar kabar tentang kebangkitan Kristus mereka pun kelabakan dan mencari cara bagaimana supaya berita tersebut tidak sampai menyebar kemana-mana. Mereka pun memberi sejumlah uang kepada para prajurit agar mau tutup mulut: "Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: 'Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.'" (Matius 28:12-13). Namun meski demikian, kabar kebangkitan Kristus tetap tersiar ke mana-mana. Uang tutup mulut tidak mampu membeli 'kebenaran' bahwa Kristus benar-benar telah bangkit.
Kebangkitan Kristus ini sebagai penegasan bahwa Ia adalah kehidupan, di dalam Dia ada kehidupan. Kehidupan yang bukan hanya sekedar hidup, melainkan kehidupan kekal. Karena Kristus telah bangkit maka setiap orang percaya kepada-Nya juga akan mengalami kebangkitan. "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati," (Yohanes 11:25). Sangat disayangkan! Tidak semua orang mau percaya kepada Kristus, bahkan mereka tetap menganggap bahwa Kristus itu tak lebih dari manusia bisa, bukan Tuhan! Kini, semua pilihan dan keputusan ada di tangan kita masing-masing: mau beroleh kehidupan yang kekal atau mengalami kebinasaan kekal. Kristus sudah menegaskan: "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6b).
Kristus bangkit adalah bukti bahwa Dia adalah Tuhan. Percayalah kepada-Nya!
Sunday, April 21, 2019
Saturday, April 20, 2019
KARENA DOSA MANUSIA: Kristus Menanggung Kutuk
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 April 2019
Baca: Galatia 3:1-14
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" Galatia 3:13
Penyaliban merupakan salah satu bentuk hukuman yang terkejam dan terhina. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu, melainkan penderitaan panjang menjelang kematian. Biasanya hukuman salib diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan tingkat tinggi sehingga patut disebut sebagai orang yang terkutuk (Ulangan 21:22-23).
Tapi penyaliban Kristus di kayu salib bukan diakibatkan oleh kesalahan dan pelanggaran-Nya. Kristus tidak punya dosa atau kesalahan sedikit pun, karena pada hakekatnya Dia adalah Tuhan. Hal ini diakui oleh Pilatus: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati." (Lukas 23:22). Kristus menjadi berdosa karena kita, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan..." (2 Korintus 5:21). Ketika Kristus disalibkan, semesta alam pun berduka: mulai dari pukul dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga sore. "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eli, Eli, lama sabakhtani?' Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Ini adalah ungkapan penderitaan dan kepedihan yang Kristus alami karena telah ditinggalkan oleh Bapa-Nya.
Pada saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya terjadilah peristiwa yang teramat dahsyat: "...tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah," (Matius 27:51). Tabir Bait Suci terbelah menjadi dua adalah gambaran tentang kasih karunia dan anugerah dari Bapa yang mengalir kepada bangsa-bangsa melalui Kristus. Hukuman sebagai akibat dosa telah ditanggungkan pada Kristus, Ia rela menjadi kutuk karena kita sehingga pengampunan dosa dapat dianugerahkan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana respons Saudara terhadap pengorbanan Kristus ini?
"...Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain," Galatia 3:14
Baca: Galatia 3:1-14
"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" Galatia 3:13
Penyaliban merupakan salah satu bentuk hukuman yang terkejam dan terhina. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu, melainkan penderitaan panjang menjelang kematian. Biasanya hukuman salib diperuntukkan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan tingkat tinggi sehingga patut disebut sebagai orang yang terkutuk (Ulangan 21:22-23).
Tapi penyaliban Kristus di kayu salib bukan diakibatkan oleh kesalahan dan pelanggaran-Nya. Kristus tidak punya dosa atau kesalahan sedikit pun, karena pada hakekatnya Dia adalah Tuhan. Hal ini diakui oleh Pilatus: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati." (Lukas 23:22). Kristus menjadi berdosa karena kita, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan..." (2 Korintus 5:21). Ketika Kristus disalibkan, semesta alam pun berduka: mulai dari pukul dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga sore. "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: 'Eli, Eli, lama sabakhtani?' Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Ini adalah ungkapan penderitaan dan kepedihan yang Kristus alami karena telah ditinggalkan oleh Bapa-Nya.
Pada saat Kristus menyerahkan nyawa-Nya terjadilah peristiwa yang teramat dahsyat: "...tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah," (Matius 27:51). Tabir Bait Suci terbelah menjadi dua adalah gambaran tentang kasih karunia dan anugerah dari Bapa yang mengalir kepada bangsa-bangsa melalui Kristus. Hukuman sebagai akibat dosa telah ditanggungkan pada Kristus, Ia rela menjadi kutuk karena kita sehingga pengampunan dosa dapat dianugerahkan kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Bagaimana respons Saudara terhadap pengorbanan Kristus ini?
"...Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain," Galatia 3:14
Subscribe to:
Posts (Atom)