Thursday, March 14, 2019

URAPAN DAN PENYERTAAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2019

Baca:  1 Samuel 16:14-23

"Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."  1 Samuel 16:18

Daud adalah orang yang sangat istimewa di pemandangan mata Tuhan.  Tentang Daud Tuhan berkata,  "Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku."  (Kisah 13:22).  Ketika masih berusia muda Daud telah menunjukkan tanda-tanda bahwa kelak ia akan menjadi tokoh besar dan dipakai Tuhan secara luar biasa.  Jalan itu telah dirintisnya tatkala ia masih muda yaitu saat masih menggembalakan kambing domba yang jumlahnya hanya 2-3 ekor di padang belantara.  Saat itulah Daud memiliki banyak waktu untuk merenungkan banyak hal tentang kehidupan ini dan juga membangun persekutuan dengan Tuhan, ia pun menaikkan puji-pujian bagi Tuhan dengan iringan kecapi yang dimainkannya.

     Berita tentang kemahiran Daud dalam memainkan kecapi itu terdengar di mana-mana, bahkan sampai ke istana raja Saul.  Ketika raja Saul sedang diganggu oleh roh jahat, para pegawai istana berusaha mencari cara bagaimana supaya roh jahat itu pergi.  Lalu mereka menyarankan agar rajanya  (Saul)  segera mencari orang yang pandai memainkan kecapi.  Raja Saul pun memerintahkan pegawainya untuk mencarikan orang yang mahir dalam bermain kecapi.  "Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku."  (1 Samuel 16:17).  Akhirnya  "...Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."  (1 Samuel 16:21a, 23).

     Bukan karena kualitas kecapinya yang membuat roh jahat pergi, tetapi siapa yang memainkan kecapi tersebut.  Selain mahir dalam memainkan kecapi, Daud adalah orang yang karib dengan Tuhan dan memiliki kehidupan yang berkenan kepada-Nya.  Itulah sebabnya kehidupan Daud dipenuhi oleh urapan Roh Tuhan.  Itulah kunci utama mengapa permainan kecapi Daud menghasilkan kuasa, sehingga mampu mengalahkan roh jahat.

Orang yang hidupnya dipenuhi Roh Kudus, di mana pun berada pasti membawa dampak yang luar biasa!

Wednesday, March 13, 2019

MANUSIA BARU: Hati yang Baru

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2019

Baca:  Yehezkiel 36:25-28

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."  Yehezkiel 36:26

Alkitab menyatakan bahwa  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Proses  'kelahiran baru'  di dalam diri orang percaya ini dikerjakan oleh Roh Kudus  (Titus 3:5).  Karena kita adalah  'ciptaan baru'  di dalam Kristus maka kita harus menjalani hidup sebagai manusia yang benar-benar baru dengan meninggalkan kehidupan lama kita.  Tuhan berfirman,  "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu..."  (ayat nas).  Memiliki hati yang baru dan roh yang baru adalah tanda bahwa seseorang sudah mengalami kelahiran baru dan hidup dalam pertobatan.  Kita memerlukan hati dan roh yang baru agar hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan.

     Apa yang dimaksudkan dengan hati yang baru?  Hati yang baru adalah hati yang tidak lagi keras atau hati yang lembut.  Kalau dulu sebelum bertobat hati orang begitu keras dan sulit sekali menerima teguran, setelah mengalami jaminan Roh Kudus hatinya diubahkan menjadi lembut.  "Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia;"  (Yehezkiel 11:19-20).  Hati yang lembut adalah hati yang mau belajar, diajar, ditegur dan dibentuk.  "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi."  (Amsal 15:31-32).

     Hati yang baru adalah hati yang mau taat melakukan kehendak Tuhan, tidak kompromi terhadap dosa.  Ketaatan adalah syarat mutlak memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.  Tanpa ketaatan pengiringan kita akan Tuhan sia-sia.  Hati yang baru adalah hati yang senantiasa tertuju kepada Tuhan dan rindu menyenangkan hati-Nya.

Sudahkah kita benar-benar meninggalkan manusia lama dan menjalani hidup sebagai manusia baru?