Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2019
Baca: Yehezkiel 36:25-28
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat." Yehezkiel 36:26
Alkitab menyatakan bahwa "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Proses 'kelahiran baru' di dalam diri orang percaya ini dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5). Karena kita adalah 'ciptaan baru' di dalam Kristus maka kita harus menjalani hidup sebagai manusia yang benar-benar baru dengan meninggalkan kehidupan lama kita. Tuhan berfirman, "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu..." (ayat nas). Memiliki hati yang baru dan roh yang baru adalah tanda bahwa seseorang sudah mengalami kelahiran baru dan hidup dalam pertobatan. Kita memerlukan hati dan roh yang baru agar hidup kita semakin berkenan kepada Tuhan.
Apa yang dimaksudkan dengan hati yang baru? Hati yang baru adalah hati yang tidak lagi keras atau hati yang lembut. Kalau dulu sebelum bertobat hati orang begitu keras dan sulit sekali menerima teguran, setelah mengalami jaminan Roh Kudus hatinya diubahkan menjadi lembut. "Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam
batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras
dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia;" (Yehezkiel 11:19-20). Hati yang lembut adalah hati yang mau belajar, diajar, ditegur dan dibentuk. "Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi." (Amsal 15:31-32).
Hati yang baru adalah hati yang mau taat melakukan kehendak Tuhan, tidak kompromi terhadap dosa. Ketaatan adalah syarat mutlak memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Tanpa ketaatan pengiringan kita akan Tuhan sia-sia. Hati yang baru adalah hati yang senantiasa tertuju kepada Tuhan dan rindu menyenangkan hati-Nya.
Sudahkah kita benar-benar meninggalkan manusia lama dan menjalani hidup sebagai manusia baru?
Wednesday, March 13, 2019
Tuesday, March 12, 2019
BERSEMANGATLAH... TUHAN KITA BESAR!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2019
Baca: Mazmur 126:1-6
"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." Mazmur 126:3
Tak bisa dipungkiri bahwa di hari-hari ini kita semakin diperhadapkan dengan tantangan yang tidak semakin mudah, juga beban hidup yang semakin hari terasa semakin berat. Itulah sebabnya banyak orang sambat (bahasa Jawa: mengeluh) dan menjadi pesimis dalam menatap masa depan hidupnya. Pesimis adalah sebuah sikap atau pandangan seseorang terhadap suatu hal yang digambarkan dengan ciri-ciri tidak yakin, murung, sedih, rasa putus asa, tidak ada harapan seperti berada dalam situasi yang sangat buruk. Sesulit apa pun keadaannya dan seberat apa pun beban hidup yang ada, kita harus tetap optimis dan jangan pesimis, apalagi menyerah kalah pada keadaan. Hidup kita adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7).
Mengapa kita harus tetap optimis dalam menjalani hidup? Karena kita punya Tuhan yang tak perlu diragukan kekuatan dan kuasa-Nya. Karena itu kita tak perlu takut menghadapi apa pun. Jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b). Jika Tuhan bekerja tidak ada perkara yang mustahil bagi-Nya. Sekalipun berada di tengah-tengah penderitaan, kalau kita senantiasa berjalan bersama Tuhan dan hidup mengandalkan Dia, maka kita akan melihat pemulihan dinyatakan atas hidup kita. "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi." (Mazmur 126:1). Tuhan melakukan perkara-perkara yang besar bukan bermaksud untuk unjuk kebolehan tentang ke Ilahian-Nya, tetapi Dia memang adalah Tuhan yang Mahabesar dan ajaib segala perbuatan-Nya.
Bersemangatlah dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang menjamin masa depan kita secara pasti. "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Jangan sekali-kali menggantungkan harapan kepada dunia ini, itu sia-sia belaka. Berharaplah hanya kepada Tuhan dan tetap nantikanlah Dia, sebab orang yang berharap kepada-Nya takkan mendapat malu. Jangan pernah takut dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang tidak pernah gagal segala rencana-Nya (Ayub 42:2).
Di dalam Tuhan kita memiliki jaminan hidup yang berkemenangan, karena Dia adalah Tuhan yang besar yang mengasihi kita.
Baca: Mazmur 126:1-6
"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." Mazmur 126:3
Tak bisa dipungkiri bahwa di hari-hari ini kita semakin diperhadapkan dengan tantangan yang tidak semakin mudah, juga beban hidup yang semakin hari terasa semakin berat. Itulah sebabnya banyak orang sambat (bahasa Jawa: mengeluh) dan menjadi pesimis dalam menatap masa depan hidupnya. Pesimis adalah sebuah sikap atau pandangan seseorang terhadap suatu hal yang digambarkan dengan ciri-ciri tidak yakin, murung, sedih, rasa putus asa, tidak ada harapan seperti berada dalam situasi yang sangat buruk. Sesulit apa pun keadaannya dan seberat apa pun beban hidup yang ada, kita harus tetap optimis dan jangan pesimis, apalagi menyerah kalah pada keadaan. Hidup kita adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Korintus 5:7).
Mengapa kita harus tetap optimis dalam menjalani hidup? Karena kita punya Tuhan yang tak perlu diragukan kekuatan dan kuasa-Nya. Karena itu kita tak perlu takut menghadapi apa pun. Jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (Roma 8:31b). Jika Tuhan bekerja tidak ada perkara yang mustahil bagi-Nya. Sekalipun berada di tengah-tengah penderitaan, kalau kita senantiasa berjalan bersama Tuhan dan hidup mengandalkan Dia, maka kita akan melihat pemulihan dinyatakan atas hidup kita. "Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi." (Mazmur 126:1). Tuhan melakukan perkara-perkara yang besar bukan bermaksud untuk unjuk kebolehan tentang ke Ilahian-Nya, tetapi Dia memang adalah Tuhan yang Mahabesar dan ajaib segala perbuatan-Nya.
Bersemangatlah dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang menjamin masa depan kita secara pasti. "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Jangan sekali-kali menggantungkan harapan kepada dunia ini, itu sia-sia belaka. Berharaplah hanya kepada Tuhan dan tetap nantikanlah Dia, sebab orang yang berharap kepada-Nya takkan mendapat malu. Jangan pernah takut dalam menjalani hidup, sebab kita punya Tuhan yang tidak pernah gagal segala rencana-Nya (Ayub 42:2).
Di dalam Tuhan kita memiliki jaminan hidup yang berkemenangan, karena Dia adalah Tuhan yang besar yang mengasihi kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)