Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Februari 2019
Baca: Hosea 4:1-19
"Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara
dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada
kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini." Hosea 4:1
Secara garis besar kitab Hosea ini merupakan ungkapan kepedihan hati Tuhan karena umat pilihan-Nya (bangsa Israel) yang begitu Ia kasihi telah meninggalkan Dia dan berpaling kepada ilah lain. Hal ini benar-benar menimbulkan kecemburuan hati Tuhan! "Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya" (Ulangan 32:16). Mereka telah berkompromi dengan dosa; Tuhan yang hidup dan benar mereka tinggalkan, lalu berpaling kepada ilah lain. Akibatnya? Terjadi kemerosotan rohani yang luar biasa. "Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah
mereka, sebab mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus
mereka, tetapi mereka berdusta terhadap Aku." (Hosea 7:13).
Karena dosa yang sangat besar inilah sampai-sampai secara ekstrem Tuhan memberikan perintah kepada Hosea untuk menikahi seorang perempuan sundal untuk menggambarkan tentang bangsa Israel yang tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah melakukan perzinahan rohani. "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah
anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi
TUHAN." (Hosea 1:2). Keadaan ini tak jauh berbeda dengan gereja Tuhan di masa-masa sekarang ini. Betapa banyak orang percaya yang tidak lagi mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka tidak lagi setia kepada Tuhan dan telah mendua hati. Mereka sudah meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan seperti yang terjadi pada jemaat di Efesus (Wahyu 2:4). Api itu tidak lagi berkobar dan mungkin sudah menjadi padam!
Apa penyebabnya? Kemilau dunia dengan segala kenikmatannya yaitu keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup (1 Yohanes 2:16) telah memikat dan menawan hati mereka. Mereka lebih memilih untuk bersahabat dengan dunia, padahal persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan (Yakobus 4:4). Lupakah kita bahwa Roh yang ditempatkan Tuhan di dalam kita diingini-Nya dengan cemburu (Yakobus 4:5)?
Kristus datang hanya untuk menjemput mempelai-Nya yang setia sampai akhir, sedangkan yang tidak setia akan ditinggalkan-Nya!
Thursday, February 21, 2019
Wednesday, February 20, 2019
TEGURAN TUHAN TAK DIANGGAP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Februari 2019
Baca: Amos 5:21-27
"Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang." Amos 5:22
Ketika Amos diutus Tuhan untuk menyatakan teguran dan peringatan terhadap bangsa Israel, saat itu bangsa Israel sedang dalam keadaan mapan dan makmur karena mengalami kemajuan di segala bidang kehidupan. Tragisnya, kemapanan dalam bidang kehidupan jasmani berbanding terbalik dengan kehidupan rohaninya. Secara rohani bangsa Israel justru sedang mengalami kemerosotan dan kehancuran. Orang-orang kaya merasa nyaman dengan materinya yang melimpah sehingga mereka seolah-olah tidak lagi membutuhkan Tuhan. Sikap mereka pun menjadi sangat arogan, terlihat dari sikapnya yang semena-mena terhadap orang-orang 'kecil'. Akibatnya negeri dipenuhi dengan ketidakadilan, pemerkosaan hak, ketidakbenaran, keserakahan dan kelaliman.
Agar bangsa ini tidak jatuh dalam lubang dosa yang semakin dalam Tuhan pun mengutus Amos untuk menegur dan memperingatkan agar mereka segera bertobat. Teguran Tuhan adalah bukti bahwa Ia sangat mengasihi bangsa Israel. Jika teguran dan peringatan melalui Amos ini tak dianggap, Tuhan akan bertindak dengan tangan-Nya sendiri untuk menghakimi mereka. Ada lima penglihatan yang Amos terima dari Tuhan: penglihatan tentang belalang, api, tali sipat, bakul dengan buah-buahan, dan Tuhan dekat mezbah, adalah bukti bahwa Tuhan tidak main-main dengan apa yang diucapkan-Nya. Tuhan tidak bisa dipermainkan dengann ibadah yang dipenuhi dengan kepura-puraan atau disuap dengan besarnya persembahan. Ibadah dan persembahan sebesar apa pun takkan berarti apa-apa jika tanpa disertai dengan pertobatan.
Teguran Tuhan melalui Amos ini tidak mereka anggap, bahkan Amos dilaporkan oleh Amazia (orang yang berprofesi sebagai nabi) kepada raja Yerobeam atas keberaniannya menyuarakan kebenaran. "Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya." (Amos 7:10); dan Amos pun diusir! "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!" (Amos 7:12).
Mengabaikan teguran dan peringatan Tuhan, mendekatkan diri pada hukuman!
Baca: Amos 5:21-27
"Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang." Amos 5:22
Ketika Amos diutus Tuhan untuk menyatakan teguran dan peringatan terhadap bangsa Israel, saat itu bangsa Israel sedang dalam keadaan mapan dan makmur karena mengalami kemajuan di segala bidang kehidupan. Tragisnya, kemapanan dalam bidang kehidupan jasmani berbanding terbalik dengan kehidupan rohaninya. Secara rohani bangsa Israel justru sedang mengalami kemerosotan dan kehancuran. Orang-orang kaya merasa nyaman dengan materinya yang melimpah sehingga mereka seolah-olah tidak lagi membutuhkan Tuhan. Sikap mereka pun menjadi sangat arogan, terlihat dari sikapnya yang semena-mena terhadap orang-orang 'kecil'. Akibatnya negeri dipenuhi dengan ketidakadilan, pemerkosaan hak, ketidakbenaran, keserakahan dan kelaliman.
Agar bangsa ini tidak jatuh dalam lubang dosa yang semakin dalam Tuhan pun mengutus Amos untuk menegur dan memperingatkan agar mereka segera bertobat. Teguran Tuhan adalah bukti bahwa Ia sangat mengasihi bangsa Israel. Jika teguran dan peringatan melalui Amos ini tak dianggap, Tuhan akan bertindak dengan tangan-Nya sendiri untuk menghakimi mereka. Ada lima penglihatan yang Amos terima dari Tuhan: penglihatan tentang belalang, api, tali sipat, bakul dengan buah-buahan, dan Tuhan dekat mezbah, adalah bukti bahwa Tuhan tidak main-main dengan apa yang diucapkan-Nya. Tuhan tidak bisa dipermainkan dengann ibadah yang dipenuhi dengan kepura-puraan atau disuap dengan besarnya persembahan. Ibadah dan persembahan sebesar apa pun takkan berarti apa-apa jika tanpa disertai dengan pertobatan.
Teguran Tuhan melalui Amos ini tidak mereka anggap, bahkan Amos dilaporkan oleh Amazia (orang yang berprofesi sebagai nabi) kepada raja Yerobeam atas keberaniannya menyuarakan kebenaran. "Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah kaum Israel; negeri ini tidak dapat lagi menahan segala perkataannya." (Amos 7:10); dan Amos pun diusir! "Pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah makananmu di sana dan bernubuatlah di sana!" (Amos 7:12).
Mengabaikan teguran dan peringatan Tuhan, mendekatkan diri pada hukuman!
Subscribe to:
Posts (Atom)